Bab 5

108 14 4
                                    

Pagi ini terasa sejuk, burung burung berkicauan di atas pohon dan langit yang cerah.

Mbak Sari membuka gorden kamar Azara. Ini sudah pukul 06.00 wib dia harus membawa Azara ke bawah untuk sarapan pagi. Biasanya saat jam seperti ini Azara sudah bangun dari tidurnya tapi hari ini Azara masih tertidur dengan lelap di ranjangnya.

Mbak Sari mendekat dan menyentuh kening Azara, panas. Azara demam

Mungkin ini karna semalam Azara yang terjatuh dan mungkin juga efek terlalu lama menangis, Mbak Sari jadi merasa bersalah.

Mbak Sari bergegas mengambil obat penurun panas di dalam laci brankas Azara.

Meski takut, Mbak Sari harus memberitahu Arga mengenai kondisi Azara saat ini.

Kini Arga sedang sarapan pagi di ruang makan bersama Bima. Kupingnya terasa panas mendengar ocehan Bima yang tidak henti hentinya.

Uhukk

Uhukkk

Ini mungkin sudah sekian kalinya Bima tersedak saat makan.

"Berhenti bicara dan makan dengan tenang!!"

Arga memandang jijik kepada Bima dia menutupi piring nya takut takut nasi dari mulut Bima muncrat ke arahnya.

Melihat sikap Arga yang seperti itu rasanya Bima ingin berteriak dan mengumpat, dia tersinggung atas sikap Arga. Tapi keinginannya dia urungkan saat melihat pengasuh Azara yang berlari ke arah mereka dengan muka panik dan berkeringat. Dia jadi merasa curiga kenapa suster itu seperti ketakutan saat melihat Arga dan lihat bahkan tangannya bergetar.

Dia tersenyum sinis, apa ada sesuatu yang dia lewatkan?

"M-maaf tuan muda telah menganggu. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa non Azara sedang demam"

"Telpon dokter Marisa" perintah Arga

"Baik tuan muda"

Setelah itu Arga dan Bima bergegas pergi kearah kamar Azara di lantai dua.

Arga memandangi lekat wajah azara yang mengerut dan sekali kali Arga mengusap keringat di pelipis azara. padahal pendingin ruangan di kamar ini tidak dimatikan tapi tetap saja Azara berkeringat.

"Azara baik baik saja ini hanya demam biasa, setelah diberi vitamin dan penurun panas tidak lama lagi panasnya akan menurun"

"Kalau begitu saya pamit undur diri"

Dokter Marisa tersenyum paksa, jangankan berterima kasih meliriknya pun tidak. Dia rasanya ingin memaki bocah songong yang ada dihadapannya.

Setelah setelah kepergian dokter Marisa, Arga melirik arloji yang berada di pergelangan tangannya, dia mencium kening Azara lalu menyelimuti Azara.

"Daddy sekolah dulu ya"

Setelah itu Arga keluar dari kamar Azara menyisahkan Bima dan Mbak Sari. Bima sedari tadi dari masuk ke kamar Azara sampai sekarang hanya bercermin dan membenahi jambul keramatnya saja.

Setelah serasa sudah keren Bima memandang mbak sari membuat orang yang dipandang merasa tidak nyaman

"Lo jaga Azara kalo sampe ada yang luka ...." Bima melanjutkan ucapannya tanpa suara. Tangannya dia arah kan keleher. Mbak Sari yang mengerti pun hanya mengangguk paham.

***

Restoran bintang lima itu sudah ramai dengan orang orang yang ingin mengisi perut mereka. Ini waktunya makan siang jadi wajar.

Seorang pria yang baru saja datang mencoba mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang yang ingin dia temui.

Ting

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AzaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang