Bab 4

100 15 2
                                    

Plakk

Alka baru saja satu langkah masuk kerumahnya kini sudah terdengar suara tamparan dan gelas pecah.

"Kamu jangan bohong kamu pasti selingkuh kan?"

"Gak mas, aku gak pernah selingkuh!"

"Bohong!!" Baru saja Faisal ingin menampar Sarah terhenti saat Alka yang terdiam di depan pintu. Melihat Faisal terdiam, Saras melihat ke arah yang dilihat Faisal.

Saras tersenyum dan menghampiri Alka "kamu sudah pulang? Mama seneng kamu pulang kerumah. Ibrahim nyari kamu"

Alka hanya diam saja setelah itu pergi tanpa repot repot menjawab pertanyaan dari sang mama. Dia muak melihat kedua orang tuanya yang selalu bertengkar. Dia muak mamanya selalu membanding bandingkan dirinya dengan Ibrahim. Dia merasa mamanya lebih menyayangi kakaknya ibrahim dari pada dia.

Saat masuk kekamarnya dia membuka gorden jendela kamarnya. Kebetulan sekali jendela kamarnya menghadap ke arah taman rumahnya banyak bunga yang bermekaran disana. Disana dia bisa melihat kakaknya ibrahim sedang bermain dengan anaknya Gibran.

Alka berdecak kesal, kapan kakaknya itu akan ingat dengan anaknya sendiri. Menyusahkan saja pikirnya.

***

Azara kini sedang makan malam yang disuapi oleh Mbak Sari. Dia masih sedikit sesegukan karna masalah tadi.

Mbak Sari yang melihat itu tersenyum lembut ke arah Azara dan mengusap pelan air mata Azara. Dia tau nona kecilnya masih sangat takut.

Semua ini karna dirinya, seandainya dia tidak lalai menjaga Azara mungkin Azara tidak akan jatuh.

Saat Azara sedang bermain di taman belakang mansion tadi. Mbak Sari ke dapur sebentar untuk membuat susu karna Azara tadi dia mau mimik. Sebenarnya dia ingin membawa azara ikut ke dapur bersamanya tapi dia tidak tega saat melihat wajah murung Azara saat menjauh dari taman lebih tepatnya air mancur dengan lampu kelap kelip disana.

Alhasil dia mendudukan Azara kekursi taman. Dia berpikir Azara akan tetap berada disana dengan melihat air mancur tapi pemikirannya salah saat dia sudah berada di taman dia tidak melihat Azara dikursi taman tapi sedang berusaha berjalan kearah air mancur tersebut.

Karna Azara memang belum lihai berjalan alhasil dia terjatuh di atas kerikil kerikil kecil yang dekat dengan air mancur.

"Masih sakit non?"

"Tit" jawab Azara parau

"Benarkah? Sini mbak tiup lagi biar cepat sembuh"

Mbak Sari meniup niup luka yang ada di lutut dan siku Azara

"Gapapa kok, non Azara hebat. Mbak Sari benar benar minta maaf ya non"

"Gapapa"

Saat sedang asik menyuapi Azara. Mendengar suara dibelakangnya, Mbak Sari bergetar takut. Sedangkan Azara dia langsung memeluk Mbak Sari yang didepannya.

Mbak Sari terpaksa melepaskan pelukan Azara dia berdiri dari kursi dan menunduk hormat kepada Arga.

"Azara sudah makan?"

"S-sudah tuan"

Arga mengangguk dan menggendong Azara. Azara hanya diam dan matanya memerhatikan sekitar.

Arga berbisik lirih ke Azara "jangan takut sama daddy" dikecupnya kening Azara lalu beranjak pergi dari sana dengan Azara digendongannya.

Melihat kepergian tuannya Mbak Sari langsung bernapas lega. Dia masih terbayang bayang bagaimana Arga mencekiknya ditaman belakang tadi. Jika tidak mendengar tangisan dari Azara yang merasa takut dengan apa yang Arga lakukan mungkin Mbak Sari sudah mati malam ini.

Mbak Sari duduk dikursi yang dia duduki tadi dengan pandangan kosong. Dia meraba raba leher bekas cekikan Arga tadi dan menangis, dia benar benar takut. Dia masih shock atas kejadian tadi.

Tapi dia tidak bisa menyalahkan Arga ini semua memang salah dia. Dia telah melakukan dua kesalahan besar malam ini. Pertama mengajak Azara keluar malam tanpa sepengetahuan Arga. Dan kedua membuat nonanya terluka karna kelalaian yang dia lakukan.

***

Kini Arga dan Azara sedang berada di kamar Azara. Dengan Arga masih menggendong Azara.

"Jangan pernah takut dengan Daddy"
Ucap Arga lirih

Arga tersenyum tipis melihat Azara sudah tidur terlelap digendongannya. Arga dengan hati hati memindahkan Azahra ke kasurnya dia takut Azara akan terbangun.

Saat ingin menyelimuti Azara dia bisa melihat luka lecet yang ada di lutut Azara. Arga mendesis

"Pengasuh bodoh" umpatnya tertahan.

Dia beranjak ingin kekamarnya tapi tertahan saat mendengar suara jatuh dan pekikan seseorang.

"Awhh"

Arga langsung membuka gorden dan pintu balkon kamar Azara. Wajahnya yang tadi siaga berubah menjadi datar melihat seseorang yang terduduk dilantai dengan meringis.

Merasa ketahuan dia mendongak melihat Arga yang menatapnya datar.

"Hehehe" Bima mengusap tengkuknya yang tiba tiba saja merinding.

Bima langsung beranjak dan masuk kedalam kamar saat melihat Arga yang sepertinya ingin menendangnya dari lantai dua. Bima tidak mau mati konyol.

"Lo kenapa sih?"

"Gue mau nginep disini. Gue gak mau ketemu sama nenek lampir"

"Gak! Pulang sana"

"Pliss gaaa" Bima memohon sampai menyatukan tangannya didepan Arga

Arga yang melihat kelakuan Bima rasanya ingin muntah apalagi melihat muka Bima yang memelas. Arga berdecak kesal

"Terserah"

"Dih, udah kayak cewek aja Lo"

Arga berhenti di ambang pintu saat melihat Bima yang sepertinya ingin tidur di samping Azara.

"Ngapain?!" Tanya Arga emosi

"Katanya boleh tidur disini?"

"Maksud gue tidur di kamar tamu bukan dikamar Azara" jawab Arga geram

Bima hanya ber oh saja. Gagal sudah rencana nya yang ingin bermanja manja dengan kera saktinya.

Arga menutup pintu kamar Azara setelah dia dan Bima keluar.

"Rumah gue punya pintu. Sekali lagi kalo Lo manjat dan ketahuan sama gue. Gue gak akan segan segan buat nendang lo saat itu juga"

Setelah mengatakan itu Arga pergi masuk kekamarnya. Yang memang kamar Azara dan kamar Arga bersebelahan. Arga heran bagaimana bisa Bima manjat sampai kelantai dua? Sepertinya Arga harus menebang pohon yang dekat dengan balkon kamar Azara.

Bima tidak peduli mendengar ancaman Arga  dia malah mengumpati Arga karna tidak mengizinkan dia tidur bersama Azara.

"Dasar pedofil!"

"GUE MASIH DENGER YA BIMA!!"

Bima lari dan langsung masuk ke kamar tamu. Dia cekikikan, kekesalan nya sedikit berkurang karna berhasil menjahili Arga.

****

Selesai!!

Sampai jumpa di part selanjutnya!!

See you

AzaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang