Pada jalanan ini semua menjadi asing
Waktu pagi yang kuburu-buru tak lagi menyenangkan
Klakson kendaraan yang memenuhi telingaku bahkan tak menjadi merdu lagi
Semua berubah begitu saja
Teh kota kesukaanmu yang acap kali kau sesap, kini bergulir jadi kegemaranku juga
Aneh memang,
Seakan akan aku harus mencintai sebuah kehilangan
Sebentar, kehilangan sepertinya menjadi hal yang hiperbola untukku
Delusiku saja yang seakan-akan kamu miliku sepenuhnya
Dan kini, jejak langkah yang biasanya kau tinggalkan dijalan kota ini tak pernah terlihat lagi
Semua terhapus oleh waktu
Kulit coklatmu yang serasi dengan topimu itu tak lagi menjadi tontonan yang menyenangkan
Aku masih saja berlarian di jalan kota ini dengan segala hiruk-pikuk pikiran ku
Seolah berharap kau akan kembali datang dan memenuhi riuh jalan kota ini
Menjadi pemeran utama dan biarkan diriku menjadi pemujamu lagi
Namun nihil,
aku merindukanmu dan kau sibuk mendambakan puan lain yang kau agungkan lewat puisimu itu
Bingung rasanya, setiap hari aku mencoba berdamai dengan kepergian
Setiap hari aku merayakan kehilangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Huru hara jatuh sendiri
PoetryAku jatuh sendiri, tanpa aba-aba. Rasaku terlalu tergesa hingga aku sendiri tak paham bagaimana cara mengakhirinya. Selamat membaca beberapa tulisan pendek ketika aku beneran jatuh cinta sama seseorang sendirian. Bukan bertepuk sebelah tangan, mela...