Nona adalah seorang istri dari seorang CEO ternama, pagi itu ia di jemput setelah menghabiskan liburan selama 3 hari di vila. Han dan istrinya duduk di kursi belakang saat sopir mereka mengemudikan mobil didepan, hanya ada kesunyian di antara mereka. Han dengan terlihat sibuk sedang membaca sebuah majalah dan mengabaikan istrinya.
"Lain kali tinggal saja di vila," katanya membuat Nona kesal dan memalingkan wajahnya menatap keluar jendela mobil.
Han melirik istrinya lalu mengernyit, bingung dengan tanggapan wanita itu. "Tolong bisakah kamu berbicara?" tanyanya dengan nada jengkel. "Aku bingung dengan tingkah laku dan ekpresimu." Dia meneguk airnya dan menggelengkan kepala.
"Lagi pula kata-katamu sangat kasar sekali, aku tidak suka bicara denganmu," seru Nona tiba-tiba, masih menatap kearah luar jendela.
Han menghela nafas dan memutar matanya mendengar jawaban itu dari Nona. "Baik," katanya dengan acuh, "lagipula aku tidak ingin berbicara denganmu." Dia menyilangkan tangannya, dan menoleh melihat ke luar jendela, ekpresi tanpa emosinya tidak berubah.
Nona mengangkat bahu, sedikit kecewa dengan tanggapan suaminya.
Pria itu mengela nafas dan menutup majalahnya, menyimpannya agar tangannya bebas, dia tiba-tiba berbicara lagi, "kamu istri yang pendiam. Aku bosan dengan sikapmu!" serunya menaikan sudut bibirnya. "Mungkin lebih baik berbicara dengan cermin daripada orang sepertimu." Perkataan yang dingin dan tidak berperasaan, dia tidak menunjukkan ekspresi apapun dan kembali membuka majalahnya.
Saat mobil limusin mereka berhenti di sebuah rumah besar, sopir segera turun dan membuka pintu penumpang. Han mengulurkan tangannya untuk Nona, menatapnya tanpa emosi. Dia adalah seorang pria kejam dan dingin, tapi dia masih mengakui bahwa wanita ini masih menjadi istrinya.
Saat masuk han membuka jaket dan jasnya dan menyampirkannya digantungan dekat pintu, ia langsung masuk ke dalam ruang kerjanya. Nona hanya menatap punggungnya dengan sedikit kecewa kemudian menghela nafas.
Saat malam Nona mendatangi ruang kerjanya, Han sedang sibuk dengan pekerjaanya dan belum keluar sejak mereka berdua kembali dari vila. Pria itu menghela nafas dan mendorong dokumennya ke satu sisi, mengambil file dari sisi lain. Beralih menatap komputernya dan membaca isi file itu tanpa menyadari Nona berdiri di depan pintu.
Setelah beberapa saat Han menatap wanita itu, "yah, apakah kamu disini untuk berbicara?" atau hanya akan membuang-buang waktuku?' tanyanya dengan tegas.
Nona duduk disofa diujung ruangan, menatap suaminya dengan sebal. Wanita itu menunjukan selembar kertas di tangannya.
"Akhir-akhir ini kamu sangat boros, menggunakan kartu kredit untuk membeli banyak barang," Ucap Nona membuka kesunyian. Han berhenti membaca dokumen itu dan menatap istrinya dengan tatapan kosong. "Dan tepatnya apa yang kamu ingin saya lakukan dengan informasi itu?"
Dia Kembali mengalihkan pandangannya pada tumpukkan kertas di depannya. "Saya telah bekerja keras dan menghasilkan uang dari pekerjaan saya," ucapnya menghela nafas dan bersandar di kursinya. Pria itu menyilangkan tangannya dan menatap Nona tanpa ekspresi dan ketertarikan. "Apakah kamu mencoba membuat saya bersalah tentang bagaimana saya menghabiskan uang hasil jerih payah saya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
romantiek
RomanceRomantiek diambil dari bahasa Belanda yang mengartikan kata "Romance/romansa" novel ini berisi kisah-kisah romance dari beberapa tingkatan. perasaan yang tulus, cinta yang membara, dan perasaan cinta yang mulai tumbuh. novel ini berupa short story...