Malam ini hujan melanda kota. Ini adalah hujan pertama semenjak Takemichi kembali. Suasana yang sejuk dan dingin terasa begitu jelas. Apalagi dengan kesendirian Takemichi yang membuat suasana dingin sedikit menyeramkan.
Awan gelap menutup langit cerah yang telah siap menunjukkan pesonanya. Manik biru itu menatap larut. Suram sepertinya kehidupannya. Pikirnya.
Takemichi menghela napas sejenak. Secangkir kopi hitam yang masih mengepul menemaninya dalam keheningan. Uap-uap yang berterbangan membuatnya sedikit hangat dalam kesendirian.
Jari-jemari yang keriting karena dingin digenggam dengan erat. Meletakkannya didepan mulut untuk merasakan hembusan napas.
Dingin seperti masa lalu
Hangat seperti masa depan.
Namun masa lalu tak sepenuhnya dingin, dan masa depan tak sepenuhnya hangat.
Matahari perlahan menampakkan dirinya setelah bersembunyi sepanjang malam. Hembusan angin yang membawa aroma tanah selepas hujan tercium begitu menenangkan. Para burung dengan aktivitas mereka mulai mengawali hari.
Takemichi dengan sebuah pot kecil berisikan tunas bunga mawar keluar dari taman kaca. Surai hitam ikalnya sedikit dikuncir ke belakang karena menganggu kegiatannya.
Telapak tangan yang berbalut sarung tangan putih dengan perlahan meletakkan pot. Tunas kecil itu disentuh sedikit untuk memberikan kasih sayang.
Senyum kecil terbit kalau angin lembut membawa tanamannya menari. Bergerak dengan gemulai mengikuti kemana arah angin berhembus.
Duda yang satu ini siap memulai harinya. Memulai kehidupan baru dalam mencari cinta sejatinya.
.....
Seperti hari biasanya, toko hari itu sedikit sepi. Hanya ada beberapa pengunjung yang datang untuk sekedar menanyakan nominal untuk satu tanaman atau bertanya mengenai tata-cara penanaman bunga yang baik.
Kazutora yang berada di depan sibuk melayani satu atau dua pelanggan yang tengah sibuk memilah tanaman mana yang akan ia beli. Dapat dilihat dari kejauhan, bagaimana pria dengan surai yang diikat sanggul itu berbicara ramah dengan pembeli. Sekali-kali ia akan mengerutkan dahi tak kala menerima pertanyaan tak logis dari konsumen.
Takemichi melempar pandangannya ke luar toko. Mata biru itu melihat gadis kecil dengan surai emasnya tampak asik dengan beberapa bunga yang di jejer tepat didepan toko. Disebelahnya juga ada pot kecil dengan bunga Anyelir yang tertanam. Manik emasnya begitu antusias memandang berbagai macam bunga, terutama pada bunga Anyelir berwarna merah muda.
Manis sekali anak itu. Batin Takemichi.
Ia mengatakan itu bukan karena tertarik. Ingat, Takemichi bukan seorang pedofilia!!
Tak jarang Takemichi akan tersenyum ketika gadis cantik itu menyentuh kelopak bunga dan akan tertawa setelahnya. Tawa gadis itu begitu manis, tapi terlihat seperti ada kesedihan dalam tawanya.
Takemichi berdiri, mengambil sekantong benih bunga yang akan ia berikan pada gadis kecil itu. Hitung-hitung memberi hadiah karena telah memandang toko bunganya, atau lebih tepatnya adalah bunga dengan begitu antusias.
"Apa aku bisa membeli bunga ini? Pasti mahal, kan."
"Ini tidak mahal, kok. Khusus untuk gadis manis seperti mu, kakak tampan ini akan memberikannya secara percuma. "
KAMU SEDANG MEMBACA
COD [ Shinichiro x Takemichi ]
Short StoryModal COD bisa dapet jodoh? . . . . Karakter bukan milik saya! Terima kasih.