Sekaluna Nabila Bumi | SCORPIO
- a mask is a SECRET cover -
💌***
🐳
Arunika menjulang tinggi hingga menghunus kelopak mata Kaluna yang masih terpejam. Sepertinya jumantara sore ini sedang ingin memamerkan rasa sunyinya pada bumi, seolah menenggelamkan kicau burung yang beterbangan di langit.
Gadis itu bergumam, menghalau sinar senja yang mengintip malu dari balik celah jendela kayu kamarnya mengenakan telapak tangan. Sungguh, tidak ada tempat yang lebih nyaman daripada tertidur diatas meja belajar kecil yang ayahnya buatkan tiga tahun lalu, ia bahkan masih mengingat betapa senangnya gadis remaja yang baru beranjak masuk sekolah menengah pertama itu ketika memeluk tubuh besar ayahnya hingga kesulitan bernapas.
Kaluna mengangkat kepala, menatap tepat pada cermin berhias pita di depannya. Sudah lama sekali, ia tidak pernah seberani ini mengamati bagaimana pantulan wajahnya sendiri. Jika diperhatikan, mata bulat itu sedikit mengkilat berwarna cokelat terang seperti cairan madu, hidung bangir yang tidak terlalu kecil, juga bibir pucat yang selalu ia paksakan untuk tersenyum.
Seutas senyum manis, persis seperti figura ibunya diatas televisi.
Tangannya bergerak menyentuh tiket pemberian Dewa, hanya dengan melihatnya saja, wajah tengil pria itu sudah berhasil menari-nari dalam ingatannya. Kaluna bangkit berdiri, menghampiri almari berukuran sedang yang sampai saat ini tidak pernah ia temukan dimana letak kuncinya.
Ia membuka laci nakas disebelahnya, memuntahkan seluruh isi puluhan kunci bermacam bentuk. Mencoba memasukkan satu persatu pada lockcase pintu almari, satu jam ia habiskan untuk mencocokkan kunci, sampai pada kunci perak terakhir knock pintu berhasil terputar.
Kaluna menghela nafas, tersenyum lega. Mendadak jantungnya berpacu cepat, penasaran dengan apa yang akan ia lihat ketika pintu almari usang ini terbuka. Ayahnya pernah bilang, jika almari ini adalah peninggalan milik ibunya. Setelah Kaluna keluar dari perut besarnya nanti, ibunya berjanji tidak akan pernah membukanya lagi hingga Kaluna dewasa.
Kaluna berdoa dalam hati, meminta ampunan pada ibunya ketika beliau kembali suatu saat. Karena anak nakal ini telah diam-diam membukanya terlebih dahulu, namun bukan kah ia sudah dewasa sekarang? Ia mengangkat kedua bahu, seharusnya memang tidak akan menjadi masalah.
Hal pertama yang menarik obsidiannya adalah, berbagai gaun berbeda ukuran berwarna putih senada tergantung berjejer. Mulutnya tercengang, mengingat betapa teliti ibunya ketika menyusun semua barang-barang pribadi milik beliau dengan rapih.
Di bawah pakaian-pakaian itu, terdapat beberapa kotak berisi make-up dan juga sedikit perhiasan seperti liontin berwarna violet dan juga bracelet bergambar tulip.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENGKARA
Teen Fiction"Kita adalah sepenggal cerita yang bertemu dalam sampul biru, berteman pada kubangan hitam dan putih, berada diantara milyaran cahaya bintang dan tenangnya dasar lautan."