2. Accidental Meeting

337 44 6
                                    

Seperti hari hari sebelumnya...

Rutinitas Build tetap sama setiap harinya. Berangkat bekerja pukul 7 pagi dan kembali ke rumah pukul 4 sore. Kadang terasa membosankan harus duduk berjam jam di depan komputer dgn beberapa berkas yg harus dia selesaikan. Sebenarnya sudah sangat lama Build ingin mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja sekarang. Bukan karena gaji kurang besar ataupun rekan kerja yg tidak baik. Hanya ada satu alasan yaitu bossnya yg slalu saja merayu Build agar mau menikah dgnnya. Dan sialnya... Build harus menjabat sebagai sekretaris bosnya yg 25 tahun lebih tua darinya itu. Kalau bukan karena Lhexine dan ibunya yg membutuhkan biaya hidup, mungkin Build sudah pergi dari perusahaan itu sejak lama.

"Nggak pulang lo, Biu?"

Sapa salah seorang rekan kerja Build yg melihat pria itu masih berkutat dgn komputernya. Jam sudah berada pada angka 4 lebih 15 menit dan Build masih duduk di belakang meja kerjanya.

"Iyah ntar aja, tanggung dikit lagi selesai. Gue males banget kalo weekend harus kerja, mending gue selesaiin sekarang aja."

Build tetap fokus pada layar komputer dan berkas berkas di hadapannya. Build memang tidak pernah mau bekerja di hari liburnya. Quality time bersama Lhexine hanya bisa Build berikan 2 hari dari 7 harinya dalam seminggu. Itu lah kenapa Build tidak ingin menyianyiakan waktunya bersama putri kesayangannya.

"Huft... Akhirnya....."

Build menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kerjanya. Sudah pukul 5 sore Build baru menyelesaikan pekerjaannya. Matanya mulai terasa panas karena hampir seharian menatap layar komputer.

"Ngopi dulu aja lah sebelum pulang, sekalian nyari makan malem buat di rumah."

Build membereskan barang barangnya ke dalam tas kemudian bangkit meninggalkan kursinya yg sudah mulai panas karena dia duduki sejak pagi. Dgn langkah gontai dan tas yg di jinjing tangan kirinya, Build berjalan keluar kantor. Wajahnya tampak lelah dan kurang bergairah. Bahkan saat memesan kopi di cafe favoritnya Build hanya menunjuk nunjuk menunya tanpa berbicara sedikit pun.

Secangkir kopi favoritnya sudah berada di atas mejanya. Matanya tetap fokus pada layar ponsel, sesekali menyeruput kopi yg sudah hampir habis itu.

"Sorry...."

Seseorang menyentuh bahu Build dan membuat Build buru buru mengalihkan pandangannya dari layar ponsel ke arah orang tersebut.

"Lo temen SMA gue kan?"

Lagi orang tersebut mengeluarkan suaranya, Build masih terpaku melihat siapa yg menyapanya.

"Bible?...."

Yaps... He is Bible Sumettikul. Teman Build ketika SMA dulu. Yang Build tau, Bible meninggalkan Bangkok setelah acara kelulusan mereka 5 tahun yg lalu. Tapi sekarang... Bible berada di depan matanya.

"Boleh gabung?"

"Iyah iyah boleh, duduk aja."

Rasanya sangat kikuk ketika harus berhadapan dgn teman lama yg sudah sangat lama tidak bertemu dan berkomunikasi dgnnya. Build hanya memilih untuk memainkan ponselnya sembari sesekali tersenyum pada Bible yg memperhatikannya.

"Sorry nama lo siapa?... Udah lama bgt gak ketemu wajar lah kalo agak lupa namanya."

Bible mulai membuka topik pembicaraan dgn Build.

"Build... Build Jakapan."

"Ah iyah Build... Biu. Jadi apa kabar, Biu?" Tanya Bible dgn ramahnya.

"Penting bgt emang kabar gue di hidup lo?" Batin Build setelah mendengar pertanyaan Bible.

The Secret Of My Life (BibleBuild)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang