"TIDAK ADA PINTU DI SINI!!!!"
"PINTUNYA HILANG!!"
Mereka mendengar teriakan-teriakan dari bawah sana, para penonton yang hendak keluar malah berkumpul di jalan masuk dan mengatakan kalau pintunya hilang. Semuanya semakin tidak terkendali. Mereka panik dan saling mendorong sesama lainnya untuk mencari jalan keluar.
"Bagaimana bisa?!!" Yoshi yang penasaraan, kemudian berlari turun ke bawah dan melihat sendiri, apa yang telah dikatakan orang-orang sejak tadi.
Beberapa menit kemudian Yoshi kembali dengan raut wajah yang tidak bisa di tebak.
"Bagaimana?" tanya Junkyu.
"Mereka benar, tidak ada pintu, hanya ada dinding!" jawab Yoshi dengan raut wajah yang bercampur aduk antara bingung dan cemas.
Doyoung masih berusaha untuk mempertahankan orang tersebut, ia menekan luka yang ada di perutnya. Tapi sepertinya, orang itu sudah tidak bisa bertahan, terlihat dari nafasnya yang mulai memberat, kemudian hembusan nafas terakhirnya yang terdengar oleh Doyoung.
"Tidak! Tidak! Bertahan lah!" Doyoung menepuk-nepuk pipi orang tersebut, namun sayang, orang tersebut sudah tiada, tanganya diangkat dari perut orang tersebut, darah yang keluar mengotori tangan dan bajunya.
"Dia mati."
Para penonton kembali panik, mereka mencoba menelepon seseorang, entah siapa yang mereka hubungi, polisi, petugas mall, orang tua, teman dekat, dan lainnya. Semua tidak ada yang berhasil, karena tidak ada sinyal di sini.
"Sebenarnya ini kenapa? Kenapa jadi seperti ini?" tanya Junghwan yang mulai panik, ia bahkan melupakan tumpukan makanan yang sudah jatuh berceceran di lantai.
Layar bioskop mulai berjalan kembali, menampilkan tayangan video acak yang tidak bisa mereka pahami.
"Find them!"
Sontak mereka semua menoleh kerah Asahi yang sedari tadi diam.
"Maksudnya?" tanya Jeongwoo yang tidak paham.
Mata Asahi berkedip beberapa kali, kemudian menoleh kasana-kemari.
"Ini lingkaran waktu!" jawab Asahi.
"Apa?" Kesebelas pemuda itu berkata bersamaan.
"Asa, ngomong yang bener dong! Ini ada apa? Lingkaran waktu maksud lo?" tanya Yedam yang sudah benar-benar bingung.
"Ini lingkaran waktu! Kalau lo semua mau keluar, temukan mereka!" kata Asahi dengan wajah yang serius.
"Mereka siapa?!!" tanya Hyunsuk dengan nada tinggi. Sepertinya, batas kesabarannya benar-bean habis. Ia masih tidak mengerti dengan apa yang sudah terjadi di sekitarnya.
"Siapapun dan apapun!!" jawab Asahi.
Mereka pun menjadi semakin bingung dengan semua ini, ditambah Asahi yang tiba-tiba berjalan dari sudut ke sudut sembari melihat-lihat. Haruto dan Jaehyuk menyusul Asahi sembari terus bertanya-tanya.
"Gue bingung! Ini sebenarnya kenapa sih?!!" Jihoon mendudukkan dirinya, kemudian menoleh kearah teman-temannya yang juga sama bingungnya dengan dia. Terlihat juga Doyoung yang masih syok karena kematian orang itu, dia mengusap-usap kedua tanganya ke bajunya, menghilangkan bekas noda darah yang mulai kering itu.
"AAAKKKKKK!!!"
Tak lama berselang, teriakan seorang gadis kecil mengalihkan perhatian orang-orang yang ada di sana, kemudian disusul beberapa orang dewasa yang juga berteriak saling bersahutan. Terlihat dari tempat mereka, ada tiga orang yang sudah tidak bernyawa di bangku barisan nomor 3 dari depan, dengan darah yang sudah mengalir deras dari lubang-lubang yang ada di tubuh mereka. Kematian mereka tak wajar, mereka mati dalam keadaan mengenaskan, salah satunya bahkan sudah hilang kepalanya, entah dimana.
"Aaarghhh!! Sebenarnya ada apa?!!" Mashiho berteriak kencang.
GRAKK
"Ketemu!"
Asahi, pemuda itu menyobek bagian spons dinding ruang bioskop dan menariknya, perlahan spons itu terbuka dan menampilkan sebuah pintu besi yang tertutup rapat.
"Kunci, temukan kuncinya!" perintah Asahi dengan nada yang meninggi.
Haruto dan Jaehyuk yang masih bingung pun tetap menuruti perkataan Asahi, mana tau dia betul dan dibalik pintu itu ada jalan keluar.
"Apa yang kalian cari?!!" tanya Jihoon yang sudah mulai frustasi.
"Ikuti saja Asahi, lakukan apa yang Asahi katakan. Bisa jadi dia tau tentang hal ini dan dia bisa menyelesaikannya. Cari kunci!" kata Jaehyuk pada Jihoon dan teman-temannya.
Sembari menarik rambutnya acak-acakan, Jihoon berjalan mengitari ruang bioskop dan melihat kesana kemari, berharap dengan cepat menemukan kunci yang dimaksud. Mereka semua juga mau tak mau harus ikut mencari.
Enam menit berlalu, kunci yang mereka cari tak kunjung ditemukan. Mereka mulai kelelahan karena pencarian mereka untuk menemukan kunci yang dimaksud Asahi, hanya sia-sia.
"Gue capek, gila!" Jeongwoo mendudukkan dirinya sembari mengacak-acak rambutnya kasar, sampai terdengar sebuah teriakan lagi.
"AAAAAAKKK!!"
Jeongwoo sontak menolehkan pandangannya, empat orang anak kecil tewas menganaskan secara tiba-tiba. Darah mulai menggenang di lantai bioskop, cairan merah kental itu semakin menyebar kemana-mana karena sepatu para penonton lain yang berlarian dan menginjak genangan darah itu.
Disitulah mata serigala Jeongwoo menangkap sesuatu yang membuat senyumannya terukir, ia pun berlari dan menghampir apa yang ia lihat itu.
"Ketemu!"
"Hei! Kembalikan kunci rumah ku!" pekik wanita itu yang terkejut karena tiba-tiba Jeongwoo menarik paksa kunci yang terlihat mencuat dari tas wanita tersebut.
Jeongwoo yang terus berlari kearah pintu besi itu dan tak menghiraukan ucapan wanita yang kuncinya telah Jeongwoo ambil itu.
"KETEMU!"
Jeongwoo kemudian memasukkan kunci tersebut ke lubang kunci, dan memutarnya. Teman-temannya bahkan sudah berkumpul di belakangnya, menunggu pintu itu terbuka. Raut wajah mereka nampak begitu senang karena Jeongwoo telah berhasil menemukan kuncinya. Mereka sudah tidak sabar untuk keluar dari ruang bioskop ini.
CTAK
Senyum mereka tiba-tiba menghilang, yang terbuka malah sebuah pintu kotak kecil yang ada tepat di sekitar lubang kunci. Lalu terlihat di dalamnya terdapat sebuah kunci pin yang harus mereka tebak, berapa kira-kira nomor pin nya.
"Sial!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BIOSKOP~Treasure✓SEGERA TERBIT
Mystery / ThrillerBagaimana jika kalian pergi ke bioskop, lalu melihat film yang baru saja di rilis, namun acara nonton bersama tersebut malah menjadi acara pertumpahan darah. "Kita harus keluar dari sini!" "Caranya bagaimana? Sesuatu ini bisa membunuh siapapun dalam...