Sepanjang sejarah menjadi pria penghibur, baru kali ini ada seorang pelanggan yang ngutang, setelah menghabiskan tiga jam bercinta dengannya. Jeon Jungkook tertipu pada penampilan pria itu yang seperti seorang CEO. Jungkook bersumpah untuk terus men...
Gedung prostitusi milik Jimin tidaklah seluas club malam di Nanjing. Bangunannya berlantai 2, dengan rooftoop tempat Jimin biasa menjemur pakaian dalam dan mencukur bulu kakinya.
Di lantai dasar adalah bar biasa, dengan minuman alkohol yang terbilang bernilai standar. Pramusaji pria berbadan bahenol dengan pakaian sedikit terbuka.
Di sebelah bar ada ruang karaoke untuk disewa secara pribadi, berikut memesan pendamping yang sesuai menurut selera. Di lantai kedua adalah kamar-kamar khusus yang disewakan untuk para pelanggan yang butuh kepuasan lebih.
Jeon Jungkook pada awalnya, hanya bekerja sebagai pendamping untuk pelanggan yang menyewa ruang karaoke. Tapi, wajah Jeon Jungkook terlalu cantik dengan senyum manis yang memikat, dan gerak tubuh yang hebat.
Membuat Jimin kewalahan menolak banjirnya tawaran dari pria hidung belang yang ingin Jungkook melayani mereka dalam tanda kutip hubungan badan.
Sayangnya, Jeon Jungkook sangat pemilih. Sejak dua tahun berkiprah, hanya ada 7 pria yang ia terima. Termasuk si Kim Taehyung sialan kakak dari Jun si mesum.
Malam ini, Jeon Jungkook kembali dihadapkan pada pelanggan yang sudah ia tandai sebagai pria tanpa harga diri. Beraninya menghutang di malam pertama menyewa jasa seorang Jeon Jungkook. Pria penghibur papan atas yang banyak digilai.
Jeon Jungkook benar-benar menyesal telah berdandan sedemikian cantik dan membuat wangi seluruh tubuhnya. Ia tak sudi tampil menawan di depan tuan Kim itu.
Ketika ia memasuki bar, Jimin yang sedang berbincang dengan seorang pelanggan melambaikan tangan pada Jungkook dan memberi isyarat, bahwa Taehyung menunggunya di kamar no. 7 di lantai 2.
Ah, Jeon Jungkook benar-benar tak memiliki semangat lagi malam ini. Ia menggerutu sambil menaiki tangga. Menggerutu karena harus bertemu Kim Taehyung lagi, dan menggerutu karena sudah 2 tahun Jungkook bekerja di sini, tak ada niatan bagi Jimin untuk membuat lift agar ia tak perlu lelah menaiki tangga.
Padahal pundi-pundi uang yang masuk ke kantong Jimin tidak sedikit, tapi ia sangat pelit.
Jeon Jungkook tiba di depan pintu kamar yang ia tuju. Di dalamnya menunggu seorang pria yang sangat tidak diharapkan Jungkook keberadaannya.
Setelah mengambil napas panjang, Jeon Jungkook memutar knop pintu dan masuk ke dalam.
Ia melangkah seperti primadona, sangat lihai dan menantang. Taehyung duduk dengan kaki mengangkang, memperhatikan langkah Jeon Jungkook dengan muka datar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagaimanapun bencinya Jeon Jungkook pada pria itu, ia tetap harus bersikap seprofesional mungkin. Taehyung menuang minuman di gelas tanpa mengalihkan tatapannya pada sosok Jungkook, yang kini duduk di sampingnya.
"Anda penyewa saya, bukan?" Jeon Jungkook tersenyum nakal ke arah Taehyung. Walau hatinya meronta ingin sekali meninju wajah itu.