Dirumah saat Kotori mengetahui tentang kejadian hari ini, ia terlihat panik dan khawatir, namun setelah aku dan Shidou meyakinkannya ia pun kembali lega, sungguh tipe adik perempuan yang imut.
"Oh ya Shidou, kau tau kalau hari ini Tama-sensei membicarakan hal yang aneh loh kepadaku." kataku dengan ringan saat kami selesai makan malam.
"Oh, apa itu?" Shidou bertanya seolah ia penasaran.
"Dia bertanya, apa pendapatku bila misalnya aku memiliki adik ipar yang lebih dewasa dariku, kau tau itu aneh ya kan?" kataku dengan wajah lucu dan tenang, mengingat hal itu terkadang membuatku ketawa.
"Pfft!"
Shidou yang baru saja sedang minum air langsung menyemprotkan air itu kembali, Kotori juga terlihat seperti akan ketawa kapan saja.
Ya, mau bagaimana lagi, untuk menguji kemampuan komunikasi Shidou, mereka mengujinya secara nyata dan target pertama mereka adalah Tamae-sensei dan itu terlalu ampuh, jadi akan aneh bila Tama-chan tidak menanyakan kepadaku soal ini secara samar.
"Y-Ya, itu aneh sekali...." Shidou yang hampir tersedak itu segera menjawabku dengan ragu dan terasa canggung, ia juga mengelap bagian bibirnya dengan sisi pakaiannya sambil matanya tidak menatapku alias ia mengalihkan tatapannya yang jelas kalau ia sedang berbohong.
"Ya kan? Apa menurutmu Tamae-sensei memiliki seorang adik yang akan menikah namun tunangan atau pasangannya ternyata lebih dewasa dari Tamae-sensei jadi ia bingung dan bertanya kepadaku untuk melihat dari sudut pandangku, apa kau berpikir yang sama denganku, Shidou?" kataku panjang lebar, tentu saja aku membuat prasangka paling masuk akal untuk Shidou namun alasan ini tidak mendasar karena ini hanya dugaanku saja.
".... Ya." Shidou mengangguk, ia mungkin berpikir sangat baik kalau aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, tentu saja ini hanya dugaanku sekali lagi.
"Ngomong-ngomong Nii-san, bagaimana jawabanmu?" tanya Kotori dengan ekspresi penasaran kepadaku.
"Bagiku? Tentu saja aku tidak keberatan, apa salahnya mencintai seseorang yang berbeda usia, bukan?"
"Lalu bila kau membicarakan Shidou sih ya aku bebas aja, bebas ia mau memilih wanita seperti apa kecuali mereka yang aku larang."
"Namun untukmu, kurasa aku hanya bisa menundanya sampai kau dewasa dan mulai mempelajari dunia ini." kataku panjang lebar dan mengutarakan pendapatku kepada Shidou dan Kotori.
"Hei, kenapa pendapatmu tentangku seperti itu?" Kotori cemberut, mungkin menurutnya aku cukup pilih kasih padahal Shidou terlihat cukup longgar.
Shidou tersenyum kearahku dan Kotori, dia mungkin mengetahui tentang perasaanku kepada Kotori, jadi dia tidak banyak berbicara dan hanya tersenyum, namun aku yakin yang ia ketahui adalah perasaan adik-kakak yang aku dan Kotori lalui.
"Hoaam, baiklah, ini sudah larut, aku akan duluan, selamat malam!" kataku yang bangkit dan berniat pergi meninggalkan keduanya.
"Selamat malam Nii/-san." keduanya menjawab dengan ringan kepadaku namun tidak ada tanda kalau mereka berniat untuk pergi tidur juga, ya ini baru jam 9 jadi belum terlalu larut, aku hanya membuat alasan untuk kembali ke kamarku.
...
Pov 3.
"Fuu, akhirnya ia pergi juga." kata Kotori menghela nafas, pita dikepalanya juga berubah menjadi hitam dengan cepat.
"Hei Kotori, jangan katakan itu, bila Nii mendengarnya, kau pasti bakal di marahinya!" kata Shidou menegurnya, sikap Kotori yang serius ini terkadang sangat tidak sopan, tidak masalah bila itu hanya dirinya tapi bagaimana sikapnya terhadap Yuu juga menjadi kurang sopan seperti ini?
"Ya ya, tapi jujur saja akan merepotkan untuk bergerak selama ada Nii-san, namun sejauh ini masih aman." kata Kotori tidak terlalu menanggapinya.
"Ya, lagipula Nii itu orangnya cukup sederhana, namun apa yang harus aku lakukan selanjutnya?" kata Shidou ringan, mengingat Yuu adalah tipe orang yang sederhana dan sangat mempercayai adiknya khusus ke Kotori jadi masih mudah untuk di tangani, jadi topik kembali ke permasalahan utama yaitu langkah selanjutnya yang perlu ia lakukan.
"Tentu saja kencan, apa lagi?" kata Kotori menatap Shidou cukup aneh, karena sudah jelas sekali langkah selanjutnya adalah kencan, apa lagi yang perlu mereka lakukan?
"Aku tau, tapi apa yang harus aku lakukan saat aku berkencan dengan Tohka?" kata Shidou penasaran, bagaimanapun ini kencan pertamanya dan ia tidak berpengalaman.
"Ikuti saja perintahku maka kau akan mengetahuinya nanti, tenang saja disisi kami semua adalah para profesional di bidang mereka!" kata Kotori dengan tenang namun penuh percaya diri.
Shidou menganggukkan kepalanya, meskipun anggota di Fraxinus tidak ada yang normal, semua rada-rada miring, namun ia hanya bisa untuk mempercayai mereka lagipula sampai sekarang mereka cukup berperan penting baginya.
Jadi pembicaraan putus di tengah jalan, namun tetap saja ia masih tidak mempercayai kalau dirinya akan terlibat dalam hal supernatural seperti ini.
...
Keesokan harinya, Yuu dan Shidou pergi ke sekolah dan karena separuh sekolah rusak jadi mereka hanya bisa belajar selama setengah hari saja.
"Yatta, akhirnya aku bebas!" kata Yuu sambil meregangkan tubuhnya.
"Nii, kau tidak bisa seperti itu tau!" kata Shidou sedikit mengkritik sikap Yuu.
"Ya ya, oh apa rencanamu hari ini?" tanya Yuu tiba-tiba.
"Aku ... Mungkin mau jalan-jalan, bagaimana denganmu?" kata Shidou ringan ia belum ada niat untuk di rumah dan perlu alasan untuk keluar dan pergi ke Fraxinus.
"Hee, enaknya, aku masih ada jam kerja, jadi aku berniat kesana sembari menambah jam kerjanya, lumayan buat tambahan." kata Yuu sedikit cemburu dengan waktu luang yang dimiliki Shidou.
Ya mau bagaimana lagi, ia jelas melarang Shidou untuk kerja paruh waktu dan dia sendiri yang memutuskan untuk kerja disini jadi dia tidak bisa banyak mengeluh.
"Nii, apa sebaiknya kau mengurangi jam kerjamu? Kau tau kalau kiriman dari orangtua kita sudah mencukupi kok." kata Shidou membujuknya lagi.
Menurutnya kiriman yang diberikan oleh orang tua Yuu dan Kotori sudah cukup untuk kebutuhan mereka sekaligus uang saku harian, ia dan Kotori juga mendapat bayaran dari Ratatoskr.
"Ckckck Shidou, bukankah sudah kubilang kalau ini untuk melatih kemandirianku, dan alasan kenapa aku melarangmu itu untuk menjaga Kotori di rumah, masih harus ada seseorang yang menemaninya saat dirumah dan lebih lagi, kau masih muda jadi nikmati masa mudamu yang sesaat ini, jangan pikirkan soal uang, itu tugasku dan orangtua kita!" kata Yuu ringan sambil menepuk bahu Shidou.
Jangan bercanda dengannya, ia juga tau kalau Shidou dan Kotori telah bekerja dengan upah gede dibelakangnya namun ia tidak suka menggunakan uang mereka kalau bukan karena hal yang mendadak dan mendesak.
Dan lagi ia ingin memberikan hal ekstra kepada Kotori dengan uangnya sendiri, bukankah itu lebih daripada berdiam diri dan berpangku tangan sambil menunggu kiriman dari orangtuanya.
Shidou masih ingin membujuknya namun ia juga tau kalau sekali Yuu berkomitmen maka susah menghancurkannya, ibarat sebuah besi yang di hitam, besar, dan panjang, sedang di hantam sama palu mainan anak-anak, itu sangat tidak berkemungkinan bisa di hancurkan.
Jadi keduanya berpisah dimana Yuu segera pergi ke tempat kerja paruh waktunya, sementara Shidou pergi ke reruntuhan sekolah lebih tepatnya di bagian bawah tempat dia bertemu dengan Tohka untuk yang kedua kalinya, mungkin saja ada barangnya yang terjatuh dan terkubur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My life In Date A Live World
FantasyAku, Seorang pemuda yang di lahirkan kembali sebagai seorang dari keluarga Itsuka yaitu Itsuka Yuu. Hidupku biasa saja pada awalnya sampai aku akhirnya memasuki jalan cerita utama dan bertemu dengan berbagai roh yang ada. Bagaimana hidupku dengan...