9. Musuhan

7 2 1
                                    

"Jangan berharap akan ada orang yang rela menyeberangi samudra untuk kamu, manakala kamu saja tidak mau melompati kubangan air untuk mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan berharap akan ada orang yang rela menyeberangi samudra untuk kamu, manakala kamu saja tidak mau melompati kubangan air untuk mereka."

◕◕◕

"Itu apaan?"

"Kriptografi."

"Hah?"

Sean tidak menjawab lagi. Fokusnya beralih penuh pada goresan tinta di atas kertas putih. Sesekali mulutnya menggumam untuk memastikan hitungan.

Setelah lima menit, gadis kerajaan itu mengarahkan kertasnya ke tengah meja. Membiarkan tatapan kebingungan dari semua orang mengarah padanya.

"Kriptografi secara harfiah ialah menulis secara tersembunyi untuk menyampaikan pesan-pesan yang perlu dijaga kerahasiaannya." Sean mulai menjelaskan. Memberi jeda beberapa detik agar yang ingin bertanya bisa bertanya. Kemudian ketika semuanya memilih bungkam, ia lanjut menjelaskan.

"Jenis kriptografi yang dipakai disini adalah sandi Caesar, yang mana kata kuncinya hanya menggunakan satu karakter saja." jari-jari tangannya menunjuk rentetan huruf, menjelaskan dengan metode audio dan visual.

Kemudian tangannya turun ke bawah, "ini gambar kunci G. Otomatis kunci yang digunakan dalam sandi ini adalah G. Dalam kriptografi, nomor karakter G adalah 6. Jadi, nomor dari setiap karakter akan dikurangi 6. Dan kalian bisa melihat hasilnya."

"Transaksi organ dalam?" Via mengeja pelan. Sean mengangguk.

"Kesimpulannya, orang yang punya email abis ngelakuin transaksi organ dalam. Dan kemungkinan besar, organ dalam yang dia jual adalah milik Katty." Ale menyahut, menyerukan pendapat yang sudah tersusun di kepala sejak Sean menunjukkan hasil coretannya tadi.

"Berarti bener kan kalo Ruby nggak salah!" Nata menggebu.

"Belum bisa dipastikan. Sebelum pelaku sebenarnya ketemu, Ruby masih jadi tersangka." balas Lynn enteng.

"Lo masih kekeh nuduh dia?"

"Gue nggak nuduh, gue cuma ngomongin fakta."

"Ruby nolongin gue, apa fakta itu kurang jelas?"

"Lo terlalu dibutakan sama fakta itu sampe lo lupa sama fakta yang lain. Ruby pembunuh bayaran."

"Kenapa baru komen sekarang?"

"Apa maksud lo?"

"Ruby udah ngomong daritadi kalau dia pembunuh bayaran. Kalau lo ada masalah sama work dia, kenapa baru ngomong sekarang? Kenapa nggak langsung ngomong begitu Ruby selesai ngasih penjelasan. Kenapa lo tadi malah diem aja?"

"Karna gue punya otak. Gue mikir pake logika apa yang bisa dinalar."

"Nggak semuanya bisa di nalar."

"Tanpa nalar lo cuma jadi orang bodoh."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(90) Before You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang