Pertemuan yang tak di sengaja

4 1 0
                                    

"Aku sudah tidak sabar, hari besok. Tapi, bagaimana kalau dia tidak menyukaiku? Bagaimana kalau dia, menolakku?"

Hana itulah namaku, di usia yang kini tak lagi muda. Aku masih saja sendiri, bukan karena aku tidak laku. Hanya saja aku terlalu sibuk bekerja dan membantu ayahku. Beberapa tahun lalu, Ibuku meninggal dan Ayahku menikah dengan wanita pemalas, apalagi dia memiliki anak laki-laki yang ceroboh. Entahlah, bagaimana hidup ku sekarang.

Besok adalah kencan terakhir, Kakak menjodohkan aku dengan pria lagi. Padahal, nggak ada yang salah denganku. Hanya saja, aku terlalu sibuk jadi lupa cara mencari pria, ataupun pacar. Itu tidak penting, lagipula wanita mandiri tidak perlu laki-laki bukan. Itu pepatah yang ku dengar.

Hari ini aku akan pergi ke pasar, untuk membeli beberapa sayuran. Kalian tahu? Aku hanya berpikir, sendiri itu menyenangkan. Tapi ada kalanya hidupku kesepian, terutama saat malam. Bukan karena aku ingin ada pasangan, tapi sejak Ibu pergi, rasanya hatiku kosong. Ayah terlalu sibuk dengan wanitanya, dan Kakak pun sibuk dengan kerjaannya sekarang.

"Tunggu!"

Ku dengar ada teriakan di sebelah kanan, ada apa ya?

"Kembalikan tasku! Seseorang tolong aku!" teriaknya lagi.

Ada seorang pria yang mengejar beberapa orang, ku rasa dia sedang kesulitan.

"Kenapa?"

"Tolong aku, di tas itu ada beberapa dokumen penting. Yang harus aku setorkan ke bos. Bisa gawat kalau tidak ku berikan."

"Tunggu di sini, biar ku kejar. Kayaknya aku tahu siapa mereka."

Wushhh!

Ku liat orang-orang itu membuka tas pria tadi, tanpa basa basi. Ku lempar sebuah balok kayu ke arah pria yang bertopi hitam dengan masker wajah.

Buk!

"Sialan kau!"

"Hei, balikan tas itu. Atau aku laporkan kalian pada polisi? Bagaimana?"

"Hahaaa! Laporkan saja, tidak takut. Lagi pula siapa yang percaya gadis seperti dirimu ini?" ujar pria bertopi.

"Ohhh, gitu? Apa kalian tidak takut juga kalau di hajar masa? Ehhh warga di sini?" gertakku.

"Sialan kau gadis licik!"

Akhirnya mereka kabur, tas yang di bawapun di buangnya oleh mereka. Sungguh aneh mereka, mencuri tas yang berisikan buku saja. Kenapa tidak pintar-pintar copet sekarang. Ambil itu uang, bukannya buku.

Ku ambil tas itu, ternyata itu domuken yang akan di berikan pada perusahaan Kakak. Apa dia suruhan kakak? Pria itu kebingungan, gelisah mungkin.

"Nih, ambillah."

"Loh, bagaimana kamu bisa dapat tas ini balik?" tanyanya padaku.

"Ohh itu, muda ku hajar saja mereka."

"Hah? Hajar bagaimana? Ohh mereka takut sama perempuan seperti dirimu?"

"Apa maksud mu? Perempuan bagaimana?" tatapanku tajam padanya, padahal dia baru saja ku tolong. Ya walaupun nyawa taruhannya.

"Ehh tidak, terimakasih sudah menolong."

"Lain kali, hati-hati. Jangan sampai kau menaruh uang atau apapun di tas. Simpan saja di saku bajumu, ataupun di celana mu."

"Terimakasih perhatiannya. Baiklah, aku segera pergi. Ada meeting dengan orang."

"Pergilah, tidak usah bilang pun."

Pria itu berjalan meninggalkanku, ehhh aku lupa bertanya siapa namanya.

Di Tempat Kakak

Suara pintu di ketuk, di luar ada seseorang yang sedang menunggu.

CKLEK!

"Ehh sudah datang Mr, Kim Taehyung. Bagaimana kamu bisa datang ke sini? Terlebih, penampilan mu seperti ini," ejek Han.

"Sudah lah, jangan mengejekku begitu. Sial banget tahu, waktu jalan ke sini aku malah kecopetan. Tasku di ambil, Untung saja ada wanita yang mau menolongku," keluh Kim

Pria itu adalah Kim Taehyung, yang di tolong oleh Hana.

"Lalu? Bagaimana kamu bisa ke sini? Mobilmu ke mana? Kenapa berjalan kaki? Seorang CEO ternama datang padaku tanpa pengawalan ketat. Bagaimana bisa? Haha!"

"Sudahlah, aku sengaja menyamar. Ini gawat,"

"Gawat kenapa?" tanya Hann

"Ayahku akan datang dari England, dia pikir aku sudah menikah. Padahal selama ini pacaran saja aku tidak pernah apalagi memikirkan menikah."

"Hahaaaaa!" gelak Hann, ia tahu kalau Kim sibuk dengan urusan pekerjaan, hingga ia menjadi CEO terkenal dengan reputasi yang mengagumkan.

"Bagaimana kalau aku jodohkan dengan adik perempuan ku? Namanya Hana Kim. Umur kalian tidak jauh berbeda. Mungkin dia sekitar 30 kalau kamu 29. Bagaimana?"

Kim, bingung. Tidak ada pilihan lain untuk menolak, tapi bagaimanapun dia tidak tahu cara memperlakukan wanita bagaimana. Walaupun ada beberapa wanita yang mendekati dirinya, tapi tidak ada satupun yang membuat dia jatuh cinta.

"Kau gila, mana mau adikmu di jodohkan denganku," cetus Kim.

"Wah wah, kau tidak tahu ya dia perempuan tercantik yang pernah ku lihat . Bagaimana, apa kamu menolak?"

"Tapi, berpura-pura itu hal yang bodoh. Bagaimana aku bisa menikah dengan perempuan yang belum aku kenal sekalipun."

"Santai, dia baik, cantik, dan yang penting dia bisa menjagamu."

"Maksudnya? Menjagaku? Memangnya aku anak kecil," cetus Kim .

Tidak ada pilihan lain, Kim harus segera menikah????

Bersambung.

Untuk besok, ciuman pertama.

"Gila."

Geeky Boy is the Ideal?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang