CIUMAN PERTAMA

1 0 0
                                    

Hari ini adalah kencan terakhir ku, apakah aku bisa? Terlebih aku tidak tahu bagaimana pria yang akan datang, apakah dia jelek. Aku tidak bisa membayangkan pria seperti apa nanti.

Kini, aku duduk di restoran. Nuansa yang hening dan lagu yang indah, ini seakan sangat pas jika di bayangkan. Meja nomor 3, hemmm....

Hari ini seperti biasa, pakaian yang aku kenakan dress hitam sesuai dengan kepribadianku.

Orang-orang menatapku seakan-akan melihat hantu, tajam sekali mata mereka. "Apa yang salah denganku?"

Deg!

Hatiku berdegup kencang, melihat pria yang baru saja datang. "Wow!" Itu yang ku bayangkan sekarang. Begitu sempurna, dan aghhh tampan. Dia duduk di hadapanku, tatapan nya tajam dengan manik biru. Membuat dadaku membeku.

"Langsung saja ke intinya," ujarnya.

"Maksudnya?"

"Sebenarnya aku menolak untuk di jodohkan denganmu, apalagi wanita tua seperti dirimu tidak cocok denganku."

"Woahhh, tunggu. Memang kamu pria seperti apa? Bisa mengatakan aku wanita tua?" Kesal aku dengan pria ini

"Baiklah, lalu? Untuk apa anda masih di sini? Bukankah sudah cukup anda tahu, bagaimana sikap saya nanti?"

Dadaku sesak seketika, kenapa masih ada pria seperti dia? Yang menghina umurku, walaupun umurku tua tapi wajahku tidak. Sialan!

Suasana hening

Tiba-tiba datang seorang perempuan cantik, berambut blonde. Dia menepuk pundak pria di depanku. Yang terlihat panik saat menoleh padanya.

"Kim?" Panggilnya.

"Ehhh, Amy? Kenapa kau di sini?" Ku rasa dia gugup sekarang.

"Sedang apa kamu di sini, apa kamu boking perempuan lagi?"

"Ehhh mba, jaga omonganmu. Siapa yang kamu bilang boking? Jelas-jelas di si ..." tangannya menahan bibirku bicara.

"Dia calon istriku, kami sedang makan malam."

Bibirku masih di tahan olehnya, masa iya aku istri nya sejak kapan? Jelas-jelas dia bilang menolak perjodohan ini, ku rasa orang ini gila.

"Calon istri? Haha. Jangan bercanda Kim, sejak kapan kamu punya calon? Sedangkan kamu saja kerja tiap hari," cetus wanita itu dengan nada mengejek.

"Kami akan menikah beberapa hari lagi, jadi sebaiknya kita makan malam untuk membicarakan tentang pernikahan."

Penjelasan macam apa itu, sudah jelas aku tidak Sudi menikah dengannya. Awas saja kalau, dia macam-macam. Tasku melayang ke muka nya.

Dia melepaskan tangannya dari bibirku. Pihhh dasar cowok bajingan. Si wanita pun pergi, terlihat sangat kesal dengan perkataan pria di depanku ini.

"Apa?" tanyaku cetus.

"Ayo kita menikah, aku akan mempersiapkan segalanya. Ku harap kamu tidak menolak, ini bukan perjodohan di atas kertas tapi aku akan menikahimu dengan syarat tertentu. "

"Tidak!"

"Tolong lah, aku lagi ada masalah nanti aku ceritakan kejadiannya. Aku pergi dulu. Nanti ku telpon kalau sudah sampai rumah, dan salam pada Kakakmu Hann. Dari Kim Taehyung."

Dia berlalu pergi, tanpa bertanya apakah aku mau atau tidak menikah dengannya. Sebenarnya kejadian malam itu, saat aku pulang dari kerjaan. Kakak mendatangiku.

MALAM KEJADIAN

Kak Hann datang ke kamar, dia duduk di dekat kasur. Aku yang saat itu baru saja pulang, kaget melihat dia ada di kamarku.

"Kau sudah pulang?"

"Bagaimana ayah? Apakah dia baik-baik saja?" tanyanya lagi.

Ku duduk di kasur, sambil memeluk bantal. Rasanya nyaman sekali.

"Ayah baik kak, cuma dia terlalu sibuk dengan Ibu tiri. Ada apa kakak datang ke kamarku?"

"Besok kamu datang ke Restoran depan kantor Kakak, untuk kencan."

"Hah! Kencan lagi? Masa di jodohkan lagi. Kali ini dengan siapa? Orang mana? Jelek apa cakep? Kaya atau miskin?"

Tungg!

Kata menepuk rambutku dengan jari, apa yang salah dengan pertanyaanku?

"Temen kakak butuh istri, dia cocok denganmu."

"Butuh? Kan, bisa dia nyari perempuan lain. Kenapa harus aku? Apa kakak tidak bosan terus menjodohkan aku? Aku bukan anak kecil yang mau di jodoh- jodohkan lagi."

"Bagiku kamu masih kecil, padahal umur sudah dewasa tapi masih betah sendiri. Apa kamu tidak ingin mempunyai anak?"

"Tidak!"


HARI PERNIKAHAN.

SELURUH tamu undangan datang ke acara pernikahan Kim dan Hana, semua memandang Hana yang begitu cantik dan anggun, gaun pernikahan yang indah terlihat cocok di pakai oleh Hana, terlebih dia ideal di jadikan pasangan. Begitu pula dengan Kim.

Orang tua Kim dan Hana duduk di depan Altar, mereka terharu akhirnya anak-anak mereka menikah. Padahal yang terjadi, di kamar ganti.

"Kau tahu, ini konyol. Bagaimana kita melakukan ini?" Cetus Hana.

Gadis itu resah, dadanya berdegup kencang, padahal pernikahan bohongan tapi rasanya dadanya bahagia bercampur sesak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Geeky Boy is the Ideal?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang