PROLOG

189 38 4
                                    




PROLOG

=====

Gadis itu tampak menghela nafas panjang sebelum akhirnya memantapkan langkahnya menaiki panggung. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Senyumnya terbit kala matanya menangkap sahabat sahabat nya yang sedang melihat kearahnya sambil tersenyum. Ia menutup matanya sejenak sebelum tangannya mulai aktif memetik gitarnya. Penonton tampak terhanyut ketika suara gadis itu mulai mengalun merdu memenuhi ruangan itu. Tanpa sadar air mata yang sedari tadi ia bendung keluar begitu saja. Tanpa memberhentikan petikan tangannya di gitar merahnya gadis itu masih terus bernyanyi, berusaha mengontrol suaranya agar tidak terdengar sumbang. Dan usahanya berhasil, tidak ada yang tau jika ia menangis diatas panggung, tentu saja kecuali beberapa orang yang memang mengenal dirinya.

"Keren banget na!" "Suara lo bikin gue merinding gila!" "Astaga na, kalo lo cowo gue pacarin deh" Berbagai pujian dilontarkan begitu gadis itu turun dari panggung. Ia melemparkan senyum tanda terima kasih kepada orang orang tadi. "Karina!" panggilan seseorang, lebih tepatnya beberapa orang membuat gadis yang dipanggil 'Karina' itu menoleh. "Hai!" sapanya kepada empat sahabatnya yang datang ke backstage. "Suara lo makin hari makin keren gila!" puji Alana. Karin tersenyum "Thanks" ucapnya. "Mau ke kafe biasa?" tanya Vanya. Karina tersenyum. Mereka memang tau apa yang gadis itu butuhkan sekarang. Segelas Frappuccino bakal membuat dia tenang.

====

"Kenapa coba lo nyanyiin lagu itu tadi na" ucap Vira setelah pelayan di kafe itu pergi.

"Iya na, kenapa ngga lagu lain aja coba" lanjut Neta sambil menatap Karina yang sedang menatap kearah jalanan melalui jendela. Karina menghela nafasnya ia tau, sahabatnya akan memberondongi nya dengan pertanyaan. "Gatau juga" ucapnya pelan "Gue cuma lagi pengen lagu itu aja" lanjutnya lagi. Membuat empat pasang mata yang duduk disamping maupun didepannya menatap nya seolah mengerti perasaan gadis itu. Alana yang duduk disamping Karina sampai menepuk nepuk bahu gadis itu. Hening seketika, masing masing sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri. "Gue punya ide!" cetus Vira sambil tersenyum penuh arti kearah 4 sahabatnya yang mulai menolehkan kepala kearahnya sambil menunjukkan muka kepo mereka. "Apa apa?" desak Vanya yang duduk disampingnya sambil menggoyang-goyangkan lengan Vira. Pasti aneh aneh lagi nih! Batin Karin sambil geleng geleng memperhatikan senyum Vira. Ia tau betul sahabatnya yang satu itu, ide ide nya memang gila.

"Yah, seperti yang kalian tau, selama ini kita terlalu baik jadi cewe" ucap Vira memulai 'pengenalan' dari ide nya itu. "Jadi kenapa ngga sekali kali kita jadi bad girl?" lanjutnya. Melihat teman temannya hendak protes, gadis itu menambahkan lagi "Eits! Yang gue maksud bukan kayak nge-pub, minum atau sebangsanya, yang gue maksud itu kayak playgirl"

"Lo serius vi?" tanya Karina menatap Vira.

"Ide lo bener bener deh vi" Alana menggeleng-geleng kan kepalanya

"Gue setuju" ucapan Neta membuat Karina dan Alana mulai menolehkan kepalanya melihat gadis itu. Neta tersenyum "Ya, gue setuju" ucapnya mengulangi "Menurut gue emang selama ini kita jadi cewe itu terlalu baik, dan bisa gampang banget dimainin sama cowo, ya contoh nya aja Karin" lanjut Neta sambil melirik Karina diakhir kata. Karina hanya tersenyum pahit, sejujurnya ia ngga terlalu sakit hati ketika Neta menyindir nya atau bisa disebut langsung secara frontal? Karina sudah hafal sifat sahabat-sahabatnya terutama sifat Neta yang suka asal ceplos.

"Terus gimana caranya gue dapet pacar kalo gini?" tanya Alana. Vira tersenyum "Jangka pacaran maksimal 3 minggu, terus mau ngga mau kalian harus mutusin mereka, dan kalo emang doi cinta sama lo, pasti dia minta balikan, dan kalo emang lo cinta sama doi pasti lo ngerasa kehilangan dan akhirnya lo bisa nemuin cinta lo" jelas Vira. "Lakuin nya giliran atau barengan?" tanya Alana lagi. "Gimana kalo barengan aja? Biar ngga kerasa bad girl sendiri" Cetus Neta yang mendapat anggukan dari Vira "Iya, barengan aja, tapi jangan sampe kita dapet cowo yang sama, setiap dapet cowo, harus cerita, gimana?" tanya Vira bertepatan dengan pelayan yang mengantar minuman yang tadi mereka pesan. Karina langsung menatap binar frappuccino nya. Setelah pelayan itu pamit pergi, Vira mengulangi lagi pertanyaannya "Jadi gimana? Setuju ngga?"

"Gue oke oke aja deh" jawab Alana. "Gue juga oke oke aja" ucap Vanya yang sedari tadi hanya memperhatikan sahabat sahabatnya. Sontak seisi meja itu menatap Karina yang sedang asik menyeruput minumannya. Merasa ditatap Karina menghela nafas.

"Gimana na?" tanya Neta.

"Oke"

====

a/n haii!! jadi ini cerita baru gue hope u like it! feedback dari kalian sangat sangat gue tunggu. Jangan lupa juga buat nonton trailernya ! :)xx




Luckiest LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang