02

96 35 2
                                    

PART 2

====

"Eh sayang, udah pulang? Kamu ngga les?" tegur Erina meletakkan majalah nya dimeja tamu lalu menghampiri putri nya yang baru memasuki rumah. "Eh-ehm itu.. Tadi guru nya nelpon katanya dia ada urusan" jawab Karina membuat alasan. Erina mengangguk anggukkan kepalanya. "Nanti malem kamu ngga ada acara kan?" tanyanya. Karina menggeleng "Emang kenapa ma?"

"Nanti malem ada temen mama yang baru dateng dari Surabaya, kamu temenin mama ya buat ketemuan sama mereka. Papa kan belom pulang" pinta Erina. "Jam berapa?" tanya Karina. "Sekitar jam 6 kita berangkat, mereka udah reservasi tempat kok" Jawab Erina yang disambut dengan anggukan kepala dari Karina. "Karina istirahat dulu deh kalo gitu" ucapnya pamit dan berlalu dari hadapan Erina.

Karina menghempaskan tubuhnya dikasurnya, matanya menerawan kearah langit langit kamarnya yang dihiasi peri peri kecil yang akan menyala dalam keadaan gelap. Gadis itu memejamkan matanya, sekelebat bayangan masa lalu berputar diotaknya. Saat indah, saat semuanya terasa mudah, saat pertama kalinya ia merasakan apa itu cinta, saat cinta mempermainkannya. Karina menghembuskan nafas panjang lalu membuka matanya. Setetes cairan warna bening yang sejak dulu selalu ia tahan pun jatuh begitu saja. Ia membalikkan badannya, menangis sejadi jadinya. Menumpahkan semua kepedihan yang ia pendam selama ini.

Setelah ia rasa cukup, ia bangkit dari kasurnya mengambil tisu lalu mengelap mata dan pipinya. Ia berdiri didepan cermin sambil menunjukkan seulas senyum lebar.

Gue harus bisa move on! Batinnya tanpa menghilangkan senyum dari bibirnya.

====

Karina mematut dirinya didepan cermin. Dress putih polos selutut tanpa lengan dengan ukiran bunga anggrek ungu dibagian bawah rok nya. Ia mengambil flat shoes berwarna ungu, senada dengan ukiran bunga anggreknya. Setelah ia rasa sudah siap, ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar sambil menyampirkan tas kecil dibahu sebelah kanan.

"Udah siap sayang? Wah cantiknya anak mama" Puji Erina ketika melihat putrinya di ujung tangga. Karina terkekeh "Iya, kan turunan dari mama cantiknya" jawabnya sambil mengedipkan sebelah matanya kearah Erina. Erina juga tampak cantik dengan dress hitam panjang berlengan dan heels hitan yang tidak terlalu tinggi. Setelah itu, mereka pun berjalan menuju mobil keluarga yang sudah siap didepan pintu utama.

Selama diperjalanan, Erina sibuk bercerita tentang hubungannya dengan Fani, teman yang dia akan temui malam ini. "Oiya sayang, tante Fani juga punya anak yang sebaya sama kamu loh" Ucap Erina tepat saat mobil yang mereka tumpangi sampai didepan restoran ternama.

Karina dan Erina pun turun dari mobil. Seseorang menyerukan nama Erina ketika keduanya hendak melangkahkan kakinya memasuki restoran tersebut. Erina menoleh. "Fani?" ucapnya dengan nada bertanya. "Astaga! Udah lama ngga ketemu" ucap orang yang ternyata teman Erina itu. mereka berdua pun lantas berpelukan melepas rindu. "Ini karina?" Tanya Fani menatap Karina. Erina mengangguk. "Yaampun kamu sekarang udah besar ya, ngga kerasa, dulu rasanya tante masih bisa gendong kamu, yakan pa?" Fani meminta persetujuan dari suami nya yang berada dibelakangnya. Suaminya, om Raka, hanya menganggukkan kepalanya setuju. "Anak mu mana Fan? Kok ngga keliatan?" tanya Erina, sambil berjalan memasuki restoran dan menuju meja yang sudah di reservasi. "Tadi hp nya ketinggalan di mobil, ntar dia nyusul kok" jawab Fani sedangkan Karina dan Raka hanya diam melihat kedua ibu itu yang mulai bercerita. Fani dan Erina duduk bersebelahan. Karina sendiri duduk di hadapan Erina. Sedangkan Raka memilih untuk duduk di sisi satunya.

"Ehm, maaf saya telat" intrupsi seseorang membuat ketiga orang yang berada di meja itu mendongakkan kepalanya. "Nah ini Rafa" ucap Raka. "Wah! Rafa udah gede aja fan, ga kerasa ya" ucap Erina menyambut uluran tangan Rafa sopan. "Hahaha iya. Aku juga ngga nyangka, berarti kita udah tua ya" ucap Fani sambil tertawa diikuti tawa dari bibir Erina dan Raka "Nah Rafa, ini Karina, anak tante Erina" lanjut Fani mengenalkan Karina. Karina bangkit dari duduknya sedangkan Rafa berjalan memutar kehadapan Karina lalu mengulurkan tangannya dengan senyuman lebar dibibirnya.

"Rafa, Rafael Argyodinata" ucapnya tanpa menghilangkan senyuman lebar dibibirnya. Karina menyambut uluran tangan Rafa. "Karina, Karina Agatha Galena" jawabnya sambil tersenyum tipis lalu melepaskan tangan mereka. Rafa tersenyum "Agatha" gumamnya "Nice name" gumamnya pelan.

"Hah?" tanya Karina yang tidak dengar apa yang cowo itu katakan. Rafa menggeleng lalu duduk disamping Karina, karna hanya itu satu satunya kursi yang tersisa.

"Karina sekarang kelas berapa?" tanya Fani. "2 SMA tante" jawab Karina. "Oh ya? Sama dong kayak Rafa" jawab Fani. Karina melirik cowo disampingnya yang sedang tersenyum. Gigi nya ngga kering ya? Senyum mulu. Batinnya. "Sekolah dimana?" sekarang giliran Raka yang bertanya. "Di Garuda Nusantara om"

"Bagus disana?" tanya Raka lagi. Karina menganggukkan kepalanya "Bagus kok om, akademik sama non akademiknya paling diminati disini, apalagi kemaren kita menangin beberapa olimpiade sama lomba lomba olahraga" jawab Karina sedikit promosi. Raka manggut manggut mendengar ucapan Karina.

"Rafa katanya mau sekolah disini juga? Sekalian aja sama Karina" cetus Erina mambuat Karina menatap mamanya itu sedangkan Rafa hanya cengar cengir. "Iya, rencananya sih kita mau pindah sini, cuma Raka masih ada beberapa urusan di Surabaya" Jawab Fani. "Yaudah Rafa tinggal ditempatku dulu juga gapapa" ucapan Erina membuat Karina benar benar membelak. Raka dan Fani menatap putra tunggal nya yang masih cengar cengir mendengar ide yang menurutnya ide bagus. Serumah sama dia? Kayaknya seru! Batinnya sambil melirik Karina yang berada disampingnya.

"Tapi ngga ngerepotin nih rin?" tanya Fani. "Ya ngga lah, malah Karina ntar ada temennya" jawab Erina terkekeh. Karina mendengus pelan. Temen apaan? Muka nya aja muka muka nyebelin! Umpatnya dalam hati.

"Kita sih oke oke aja kalo Rafa nya mau" ucap Raka yang dihadiahi anggukan oleh Fani. Lalu 3 pasang mata orang tua itu menoleh ke Rafa. Rafa tersenyum lebar "Rafa sih mau mau aja" ucapnya sukses membuat bahu Karina lemas, namun membuat cowo disampingnya tersenyum lebar membayangkan hari hari barunya nanti.

====


Luckiest LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang