PART 3
====
"Nah kamu bersihin dulu ya kamar ini" ucap Erina menyerahkan sapu ke tangan putrinya yang menatapnya malas. Ya setelah dibangunkan atau lebih tepatnya dipaksa bangun oleh mamanya, Karina yang baru pulang dari sekolah dan hendak tidur pun terpaksa menuruti keinginan mama nya.
"Emang ngapain sih diberisihin? Lagian bibi mana?" tanyanya sebal.
"Kan mau ditempatin Rafa sayang kamarnya, bibi lagi mama suruh masak, masa kamu tega nyuruh bibi lagi" ucap Erina "Udah kamu bersihin aja itu, lagian jadi anak cewe ngga boleh males" Erina pun meninggalkan Karina yang menatapnya sebal.
Belom tinggal disini aja udah nyusahin, apalagi ntar pas dia tinggal. Gatau lagi deh gue. Gerutunya dalam hati sambil mulai menyapu setengah hati.
====
"Maaaa! Udah nih udah bersih" Karina keluar dari kamar yang bakal ditempatin Rafa lalu turun ke bawah untuk lapor ke mamanya.
Erina melihat putri tunggal nya "Yaudah duduk sini, bentar lagi dia dateng" ucap Erina. "Loh? Cepet amat ma, hari ini udah tinggal sini aja"
"Ya kan dia perlu ngejar pelajaran di sekolah juga" jawab Erina "Lagian dia tadi udah daftar di sekolah kamu dan karna nilainya yang tinggi tinggi jadinya langsung keterima, nanti kamu temenin dia dulu ya" lanjutnya. Karina memutar bola matanya sambil mengangguk malas.
"Tamu nya udah nyampe nyonya" ucap bibi masuk ke ruang tamu. Erina dan Karina pun berjalan beriringan ke depan. "Hei" sapa Erina melihat Fani, Rafa dan Raka sudah didepan. "Ayo masuk" ajak Erina lalu masuk diikuti Fani lalu Raka dan Rafa yang terakhir.
"We meet again, Agatha" bisik Rafa begitu melewati Karina. Karina mematung sebelum akhirnya ia sadar dan menyusul yang lainnya.
"Rafa, inget pesen mama ya, jangan ngerepotin orang, jangan bandel" ucap Fani ke anak lelakinya. "Iyaiya ma, mama udah berkali kali tau ngomong itu" jawab Rafa. "Yaudah kalo gitu kita pamit dulu ya, langsung flight ke Surabaya soalnya" Kata Fani lagi. Erina mengantar Fani dan Raka keluar meninggalkan Karina dan Rafa di ruang tamu.
"Hai!" sapa Rafa tersenyum lebar membuat Karina mendengus "Ayo gue tunjukin kamar lo" ucap gadis itu datar sambil berjalan mendahului Rafa menaiki tangga. Rafa tertawa pelan melihat tingkah Karina sebelum akhirnya ikut keatas.
Karina membuka pintu bercat coklat dihadapannya lalu masuk diikuti Rafa yang menggeret koper hitamnya. "Ini kamar lo" ucap Karina akhirnya. Rafa tersenyum "Makasih, Agatha" ucapnya. Karina lagi lagi memutar bola matanya "Gue punya nama depan, karina. Ka-ri-na" katanya. "Tapi gue lebih suka Agatha" Rafa mengangkat bahu. Karina mendengus kesal lalu melangkahkan kakinya keluar kamar "kamar lo dimana?" tanya Rafa sebelum Karina benar benar keluar. Karina mengangkat bahunya tak acuh lalu kembali kekamarnya.
Rafa mendengar suara pintu tertutup dari seberang kamarnya. Oh kamar lo di depan gue ternyata. Tinggal jawab di depan aja apa susahnya sih. Dan seperti biasa Rafa tersenyum senyum sendiri membayangkan wajah kesal Karina tadi lalu menata barangnya satu per satu.
====
"Woi tungguin gue kek" Rafa menahan tangan Karina yang hendak pergi begitu saja. "Gausah manja deh, masih mending gue kasih tebengan ke sini, kalo bukan karna mama juga gabakal gue tebengin" ucap Karina sengit namun tak membuat senyuman Rafa luntur malah, makin lebar.
"Anterin gue ke ruang guru dong, kalo gue nyasar gimana?" Rafa menunjukkan tampang memohonnya yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap Karina.
"Iyaiya tapi tangan lo lepasin dulu" ucap Karina. Rafa melepaskan tangannya yang masih bertengger di tangan Karina lalu sedetik kemudian Karina kabur begitu saja dari hadapan Rafa. Rafa yang belom dapat mencerna apa yang baru saja terjadi hanya melongo sebelum akhirnya sadar lalu berlari mengejar gadis itu sambil menyerukan namanya membuat beberapa pasang mata di koridor menatap mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luckiest Love
Teen FictionIni hanyalah cerita tentang Karina yang terpaksa menyetujui rencana temannya. Juga tentang orang orang baru yang datang dikehidupannya. Maupun orang orang lama yang kembali lagi.