Ruang 4 : Ada Karenamu

38 12 20
                                    

DREAM SPACE
(Jaemin & Heejin Stuck in a Fantasy Vol.2)

Setelah terjatuh dari kaca yang tak bisa disandari, Jaemin dan Heejin dikagetkan dengan suasana tempat latihan yang ramai. Apa dia baru saja memasuki ruangan lain yang berada di gedung agensinya, tapi ruangan ini sangat mirip dengan sebelumnya. Lalu apa yang membuat mereka jatuh dan siapa orang-orang ini?

"Lee Jeno?" ucap Heejin tak percaya melihat orang yang dikenalnya berada di antara orang-orang yang sedang memperhatikan. "Sedang apa kau di agensi kami?" ia bertanya selagi Jaemin berdiri dengan canggung, jelas tak nyaman dengan semua tatapan yang tertuju padanya.

"Kalian trainee baru, ya?" Nakyung menerobos masuk dan tersenyum sambil mengulurkan tangannya. "Kenalkan aku Nakyung, trainee selama satu tahun di sini," ucapnya ramah dibalas kekehan Jaemin.

"Jangan bercanda, sejak kapan kau menjadi trainee di sini," tukas Jaemin masih terkekeh.

"Satu tahun lalu," ulang Nakyung.

Heejin memperhatikan gerak-gerik mencurigakan yang mungkin dapat dijadikan bukti bahwa sekarang ini ia sedang dikerjai, atau mungkin ada kamera tersembunyi.

"Sudah jangan mengerjaiku lagi, kenapa juga kau memperkenalkan dirimu," ujar Heejin dikejutkan dengan suara terompet semakin terdengar saling menyusul, ditambah ucapan selamat datang.

"Welcome to dream space!"

Jaemin dan Heejin saling menatap heran. "Dream space?" katanya bersamaan.

Penyambutan anggota baru pun berlangsung meriah, walau masih tak mengerti dengan keadaan sekarang ini, tapi mereka menikmatinya. Terbiasa berlatih hanya berdua dan kini menjadi begitu ramai, membuat Jaemin dan Heejin asyik menari menerima tantangan battle dance dari Jeno dan Nakyung. Trainee lain bertepuk tangan meriah meneriaki nama mereka, rasanya ini sebuah mimpi yang nyata.

Pintu ruangan terbuka, seorang wanita berambut panjang yang dibiarkan tergerai, bertubuh tinggi dengan menggunakan high heels mengalihkan seluruh pandangan ke arah kedatangannya.

"CEO Park datang!" seru salah satu trainee.

Semua pergerakan terhenti dan mendadak tenang. Jaemin masih asyik menari saat seperkian detik lagu sudah mati, sedang Heejin segera menyuruhnya untuk berhenti menari selagi trainee lain terbagi menjadi dua bagian mempersilahkan wanita dewasa itu untuk lewat.

"Na Jaemin, Jeon Heejin ikutlah denganku," titahnya tegas namun ramah.

Mereka dibawa keruangan CEO (Chief Executive Officer), di mana kini memiliki interior yang lebih minimalis dengan nama Park Kahi tertulis di atas meja sebagai pemilik ruangan tersebut. Tak merasa yakin akan tempat yang dikenalnya sebagai gedung Dream Entertainment, Heejin mulai kebingungan. Terlebih sambutan anggota baru yang ditujukan untuknya dan Jaemin, serta segala sesuatu berubah namun tetap meninggalkan kesan sama dengan agensinya.

"Di mana kita sebenarnya?" Jaemin berbisik menanyakan hal yang ingin Heejin tanyakan juga. "Apa diam-diam CEO Choi menjual agensi beserta para trainee-nya?" tambahnya melirik Kahi yang datang dengan membawa dua cangkir berisi teh panas, menaruhnya di atas meja sejajar dengan posisi duduk tamunya.

Kahi mempersilahkan mereka untuk meminumnya, dia duduk di kursi putar dan berkata, "Pasti kalian bingung kenapa bisa berada di sini," tebaknya tanpa menunggu jawaban Kahi melanjutkan, "Dream Space masih satu perusahaan dengan Dream Entertainment."

"Kami baru mendengarnya," kata Jaemin.

"Tentu saja begitu, karena Dream Space ada untuk kalian," balas Kahi.

Jaemin & Heejin Stuck in a FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang