DREAM SPACE
(Jaemin & Heejin Stuck in a Fantasy Vol.2)
"Wah tadi itu kalian sangat keren, terlihat serasi..."
"Nakyung!" pekik Jaemin berharap adiknya itu diam saja, jelas malu karena Heejin tengah berjalan bersama mereka.
Jaemin sempat menggerutu soal letak rumah mereka yang searah, sehingga mengharuskan ketiganya pulang bersama. Tapi bukan Nakyung namanya jika menuruti peringatan Jaemin.
"Eonni," panggilnya menoleh ke sisi kanan di mana ada Heejin yang melangkah pelan sengaja tak ingin berjalan sejajar. "Appa bilang kapan kau akan ke rumah lagi?"
"Na Nakyung!" geram Jaemin.
"Oppa!" balas Nakyung menyuruh agar kakaknya lebih tenang, ia tidak mengerti kenapa Jaemin tidak peka sekali. "Oh, aku baru ingat, aku akan mampir dulu ke mini market. Ada yang perlu aku beli, jadi kalian duluan saja," lanjutnya dengan melayangkan kedipan mata pada Jaemin.
"Nakyung..." panggil Jaemin pelan dengan memberi isyarat tangan, menyuruh sang adik kembali, ia tidak mau ditinggal berdua saja dengan Heejin.
"Nakyung-ah, biarkan aku ikut denganmu," ucap Heejin selagi wanita yang lebih muda dua tahun darinya sudah berada sepuluh langkah di depannya.
Seketika itu juga suasana menjadi hening dan canggung. Tak ada yang menunjukan tanda-tanda akan membuka pembicaraan. Hal seperti ini baru pertama kali mereka alami selama dua tahun pertemanan mereka.
Heejin memberanikan diri untuk berbicara, meski tak tahu apa Jaemin akan menanggapinya atau tidak. Tapi setidaknya dia sudah mencoba.
"Kau marah padaku?" tanyanya.
Syukurlah Jaemin menggeleng. Itu tanggapan yang rasanya kurang jelas, menimbulkan keraguan dari jawaban tersebut. "Kalau tidak kenapa tak bicara dan hanya diam sepanjang perjalanan, bahkan kau juga mengabaikan telepon dariku dan menghindariku?" kata Heejin meragu, benarkah laki-laki di sebelahnya ini berencana menjauhinya.
"Aku tidak menghindarimu," singkat Jaemin.
Hening. Rasanya ini membuat Heejin tak nyaman, bagaimana bisa dia bilang seperti itu setelah apa yang terjadi ketika latihan tadi.
"Padahal aku sempat mengkhawatirkannya," gumam Heejin pelan.
Langkah kaki Jaemin terhenti, samar-samar dia bisa mengerti apa yang baru saja diucapkan Heejin dari gerak bibirnya. Kenapa dia khawatir padaku?
Jaemin berdehem, "Jadi kapan kau akan ke rumah?" katanya melihat lurus ke jalan di depannya.
"Apa?"
***
Hari minggu tiba dan seperti ucapannya malam kemarin, Heejin datang berkunjung ke kediaman keluarga Jaemin. Dia disambut dengan ramah, oleh pemilik rumah. Apalagi Tuan Na yang langsung mengutarakan betapa rindunya pada sang calon menantu, mereka sudah sangat akrab bahkan sebelum perjodohan itu dilakukan.
Di dapur Nyonya Na dengan ditemani Nakyung tengah memasak, putri bungsunya itu sama sekali tak membantu selain mendengarkan apa yang ia katakan. Heejin yang sedang bermain catur dengan Tuan Na bersorak girang saat ia berhasil mengancam raja hitam milik lawannya, dan permainan berakhir.
"Kau selalu menang, tidak seperti Jaemin yang selalu kalah," kata Tuan Na sedikitnya kecewa karena kekalahannya.
Dari tempat duduknya Jaemin berdesis, lagi-lagi ia selalu dibandingkan dengan Heejin, seakan ayahnya itu lebih menyukai Heejin dari pada anaknya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin & Heejin Stuck in a Fantasy
Fanfiction[ONGOING] Pertemuan Na Jaemin dengan seorang wanita yang mengaku sebagai peri membuat kehidupan kampusnya berubah. Bahkan sang peri tidak bisa pulang tanpa sayapnya yang saat itu tak mau muncul dan ia menyalahkan Jaemin untuk semuanya. Jaemin menyim...