•
•
•Cast :
Wonpil as Wildan
Y/n as Kelana"𝙱𝚎𝚜𝚘𝚔 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗."
"Mari kita saksikan demo dari ekstrakurikuler Pencak Silat!"
Suara riuh saling bersahutan antara antusias penonton dengan para peserta demo yang sedang menunjukkan atraksi gerakan selama satu tahun ini mereka pelajari. Para peserta didik baru, duduk dan berdiri mengelilingi pinggir lapangan, sedangkan para guru lebih banyak sibuk di ruang Guru. Wildan, guru seni budaya yang mengajar kelas IX memilih untuk menikmati pertunjukan para demo ekstrakurikuler. Ia berdiri di depan ruang Lab Komputer lantai dua.
Tiba-tiba dari arah Barat, seorang siswa menghampiri Wildan. "Permisi, Pak Wildan tadi di cari sama Pak Argo."
"Oh, terima kasih, ya." Begitu setelah Wildan menanggapi, siswa itu pun berlalu. Wildan segera turun menuju ruang Kepala Sekolah.
Argo adalah kepala sekolah di salah satu Sekolah Menengah Pertama. Perawakannya tinggi besar, dengan sifat selalu tersenyum kepada siapapun yang ia temui, Argo menjadi orang yang dihormati oleh semua guru dan juga siwa-siswinya. Walau menjadi orang yang banyak kesibukan, tetapi jika ada kesempatan, Argo akan datang lebih pagi dari para staff dan guru.
Wildan baru saja mendapatkan tugas dari Argo, ia pun langsung menuju meja kerjanya di tempat belakang paling ujung sebelah kanan. Saat ia mengeluarkan laptop dari dalam tas, ponselnya kembali menyala dan bergetar, ada notif pesan dari orang yang sama beberapa kali. Senyum ia sunggingkan, jemarinya dengan segera membalas pesan kepada puannya.
[ 𝙱𝚎𝚜𝚘𝚔 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗, 𝚢𝚊. ]
[ 𝙰𝚔𝚞 𝚓𝚎𝚖𝚙𝚞𝚝 𝚍𝚒 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑. ]Keesokan harinya, waktu petang hari. Wildan dengan setelan kaus putih lengan pendek dan celana kain hitam, duduk berhadapan dengan Kelana, gadis anggun yang mengenakan atasan denim. Cafe yang dikunjungi menyediakan kudapan manis dan mereka sedang menunggu pesanan datang.
Petang itu, cafe sangat ramai pengunjung, terlebih lagi para pemuda-pemudi. Suasananya, visual cafe yang bisa dijadikan spot foto, menjadi daya tarik. Namun, dari sekian banyak ornamen keren yang ada di cafe, arah tujuan pandangan Wildan tetap tertuju pada Kelana, kekasihnya. Ia dengan seksama memperhatikan dan mendengar setiap kata dan cerita yang disampaikan Kelana.
Bagi pengunjung yang memperhatikan Wildan dan Kelana, akan merasa terpesona dan iri terhadap mata Wildan yang mengisyaratkan betapa sayang dan sukanya ia dengan Kelana. "Kak Wildan, mana apresiasi untukku?" Pertanyaan pertama yang Kelana sampaikan.
"Hari ini, quality time makan di luar. Sudah lama tidak jalan berdua."
Kelana memajukan bibirnya, yang bagi Wildan terlihat sangat gemas. "Hanya itu?"
"Kamu mau apa lagi, sayang?"
Di saat Kelana mengedarkan pandangannya ke sekitar, sehingga membuat Wildan melakukan hal yang sama. Tiba-tiba saja terbesit sebuah ide. "Kak Wildan, kan jago main alat musik, boleh dan mau nggak menyanyikan satu lagu di sana?" Pandangan Kelana mengarah ke mini stage yang disediakan oleh cafe.
"Boleh dong. Tunggu di sini ya." Sebelum meninggalkan kursi untuk menuju mini stage, Wildan memberikan sentuhan lembut mengacak rambut Kelana sedikit.
Izin bernyanyi sudah dikantongi Wildan, ia mulai duduk di kursi mini stage dengan gitar yang ada di sana telah ia bawa. Pengecekan mic mulai dilakukan. "Selamat malam semuanya. Saya Wildan, izin menyanyikan sebuah lagu untuk seseorang yang ada di sini, Kelana." Wildan tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Kelana berada. "Lagu 'Besok kita pergi makan' milik musisi Sal Priadi, sebagai ungkapan kebanggaan dari saya atas pencapaian yang telah ia lakukan. Selamat menikmati."
Petikan alunan senar gitar mulai mengalun indah. Suara Wildan mulai terdengar setiap bait lirik yang ia nyanyikan.
🎶 𝘈𝘺𝘰, 𝘢𝘺𝘰, 𝘢𝘺𝘰
𝘉𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯
𝘏𝘢𝘥𝘪𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘬𝘶
𝘒𝘢𝘳'𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘶𝘱𝘦𝘳 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬𝘢𝘯......
10.08.24
KAMU SEDANG MEMBACA
[02] 🔭DAY6 (Random Imagine) slow update
Fanfictioncek my work: [01] GOT7 (random imagine) [03] STRAYKIDS (random imagine) [01] SVT (random imagine) [02] NUEST (random imagine)