⛓️03⛓️

179 58 18
                                    

🌹 Happy Reading 🌹

______

Jangan pernah percaya kepada siapapun, yang dapat dipercaya hanya diri sendiri
dunia ini keras, lemah maka terimalah jika ditindas
______


Tokk....tok....tokk....tok.....tokk.......

Tidak ada sahutan dari pemilik kamar dengan berani dia mengetuk pintu dengan keras.

Tok.....tok....tok....tok....tok....tok.....

Kesal karena suara bising, si gadis itu bangkit dari kasurnya. Berjalan kearah pintu.

Ceklek.....

Alis berkerut kala melihat orang didepan pintu kamarnya selebih lagi dipagi buta seperti ini, masih jam 06:40 pikirnya.

"Kak Joy, di suruh bangun terus turun ke ruang makan," ucap Fisti.

Joy langsung menutup pintu kamarnya, tidak ada yang boleh masuk kekamar ini. Terkecuali keluarganya, apa lagi Joy belum mengenal Fisti maka tidak ada hak gadis itu masuk kedalam kamar ini, walaupun dia menjadi bagian dari keluarga Joy, apa pedulinya orang asing tetaplah asing bagi Joy.

Selesai mandi Joy mencari kaos oblong dan celana pendek hot pants. Lagi pula hari minggu, dan ia pun hanya dirumah. Kecuali kedua orangtua dan nenek kakeknya.

Joy bingung karena tidak mendapati satu nyawa pun di ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joy bingung karena tidak mendapati satu nyawa pun di ruang tamu. Joy berjalan ke ruang dapur ternyata mereka berkumpul disana, lebih tepatnya sarapan pagi.

Joy duduk disamping Fisti karena hanya di situ kursi yang kosong. Posisinya tepat menghadap papa dan maminya, begitu juga kakek dan neneknya yang duduk saling berhadapan.

Diam tanpa ada pergerakan, Joy menatap keluarganya yang menikmati makanan mereka.

"Joy."

Joy menatap neneknya kemudian mengangguk. Joy melihat satu persatu hidangan diatas meja. Joy mengambil dan sendok, ia lebih memilih makan spaghetti bolognese. Mungkin di rasa belum kenyang Joy menambah porsi makannya. Katakan saja Joy rakus. Ayolah siapa yang tidak suka makan jika, makanan tersebut mengunggah selera.

"Joy, kakek sudah mendaftarkan kamu disekolah itu. "

"Iya kek," jawab Joy.

Joy menatap kakeknya dan mengangguk. Ia melanjutkan makannya. Jujur Joy kesal di saat posisi paling nyamannya yaitu menikmati makanan malah di ganggu dengan di ajak berbicara.

"Kamu tinggal mengikuti tes seleksi penerimaan siswa. Dan itu wajib apa lagi sekolah itu, sekolah internasional. Tidak sembarang orang bisa bersekolah disana."

GIRLS DANGER (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang