Happy Reading..
❤
ⴰ
Para anggota Sispala kini telah berkumpul, beruntung Yuli dan Lita tidak telat. Dirta tengah mengarahkan anggota menuju tempat tujuan, serta melakukan bersih lingkungan di sepanjang perjalanan.
Yuli menatap Dirta dengan rasa malu, sudah dua kali dirinya salah paham dengan pria itu, apalagi yang ia lakukan semalam, sama saja mempermalukan Dirta. Tetapi, pria itu malah berbaik hati padanya. Kalau bukan karna Dirta memberikan tenda untuk ia dan Lita, mungkin dirinya sudah menjadi santapan nyamuk.
Di tengah perjalanan menuju titik lokasi tujuan, semuanya sangat berantusias dan bersemangat, hingga mereka tiba di lingkungan wisata dunia kupu-kupu itu. Sebuah tempat yang begitu eksotis, mereka langsung disuguhkan keindahan air terjun. Namun, fokus Yuli bukan pada air terjun itu melainkan tangga batu yang terletak di dekat air terjunnya.
Tangga seribu!
Yuli terasa tertarik ingin menaiki tangga tersebut, namun tangannya dicekal seseorang.
"Yul, lo mau kemana?"
"Gue mau naik kesana." Yuli menunjuk objek, Lita ikut penasaran, ia pun ikut saja.
Di saat anggota yang lain sibuk dengan air terjun, atau sekedar mengambil gambar, Yuli dan Lita nekad menaiki tangga seribu, tanpa tahu kemana tangga itu akan membawa keduanya.
Baru menaiki tangganya saja, Lita sudah mengeluh, hingga mereka telah sampai pada puncak tangga, terlihat jalanan setapak yang harus mereka lalui, rupanya jalanan itu menuju hutan, air muka Lita sudah memancarkan ketakutan berbeda dengan Yuli yang kian penasaran. Semakin jauh mereka menyusuri jalanan setapak itu, tetapi belum mendapati ujung jalan tersebut.
"Yul, ayo kita balik." Lita semakin was-was, apalagi dia tidak melihat satu orang pun.
"Apasih, Lit!" Yuli terus saja berjalan, ia menghiraukan ucapan Lita.
Akhirnya mereka mendapat secerca harapan saat melihat sebuah warung kecil di pinggiran hutan itu. Lita yang merasa haus dan kewalahan, akhirnya memutuskan istirahat dan membeli minum.
"Bu, ujun jalan ini kalau boleh tahu mengarah kemana?" tanya Yuli
"Menuju gua mimpi, Dek!"
"Sekarang ini kalian masih dalam setengah perjalanan!" jelas Ibu itu membuat Lita terlonjak.
"What?"
"Iya, Dek. Jalanannya masih panjang, karna untuk mencapai gua tersebut kalian harus berjalan sekitar 800 meter," jelas ibu itu lagi.
"Gila Yul, kita balik aja. Gue nggak mau kaki gue kram."
Yuli nampak menimbang-nimbang, tetapi ia begitu penasaran dengan tempat itu, apalagi saat mengetahui dari ibu pemilik warung, apa yang akan mereka jumpai di ujung sana. Bukan hanya gua mimpi melainkan ada air terjun lainnya.
"Lo bisa balik sendiri kalau mau Lit, gue masih mau jalan."
Lita mengembuskan napas kasar, 800 meter ditambah 800 meter– apa jadinya kakinya nanti.
Akan tetapi ia pasrah dan mengikuti Yuli.
Keduanya kembali melanjutkan perjalanan, Lita cukup merinding dengan nuansa jalan setapak yang di kelilingi hutan tersebut, sebab tempat itu cukup gelap dibanding di bawah sana.
Akhirnya mereka telah sampai di ujung jalan setapak itu, dan benar apa yang dikatakan ibu tadi. Tempat itu sunggu menarik. Tetapi, Lita hanya semakin takut, orang-orang yang ia lihat naik ke tempat ini meraka masih tidak terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Widow
Jugendliteratur"Gue bakal nikah!" "What the fuck? Menikah diusia 17 tahun! Lo gila?" Tentang pernikahan dini, yang berakhir perpisahan dini pula! ⵿ "Lo baik, bijak, lo sempurna!" "Pasti banyak yang bakalan suka sama lo, contohnya gu...