prolog.

62 9 5
                                    

"awas ya lo Bumi!."

"Ayo sini kejar gue" tampak dua orang remaja yg sedang berlarian di koridor sekolah, yg satu berekspresi sangat kesal sedangkan yg satu hanya tertawa terbahak dan trs berlari menyusuri koridor yg ramai karena sedang istirahat.

BRUKK

"Aduh, kalo jalan yg bener dong bum sakit nih" dengan tanpa bersalah remaja yg dipanggil dgn nama Bumi itu mlh cengengesan tanpa menolong orang yg tadi ia tabrak.

"Mampus lo, nanti dimarahin bintang gara² nabrak ceweknya" dengan nafas tersengal remaja yg tadi mengejar Bumi datang dari belakang dgn sedikit tertawa karna sahabatnya itu menabrak pacar dari Bintang, wakil ketua dari geng mereka.

Bumi Bagaskara remaja yg tadi bermain kejar²an dan menabrak pacar dari Bintang Adhitama yg merupakan wakil ketua dari geng Space, Bumi juga merupakan anggota geng tersebut bersama dgn sahabatnya yg mengejarnya tadi, Helios Nadi Ardian ibunya keturunan Inggris sedangkan ayahnya asli Indonesia, walaupun mempunyai darah campuran Inggris dari ibunya Dian sama sekali tidak memiliki muka yg terlihat seperti orang yg memiliki darah campuran, hanya perawakan badannya saja yg terlihat seperti bule namun wajahnya sangat seperti orang Indonesia asli tanpa campuran sama sekali.

"Maafin gue ya Lan, nanti kalo pacar lo tau gue dimarahin lagi" dgn ekspresi memelas Bumi berusaha untuk membujuk Bulan pacar dari Bintang.

Bula Biru Neptunus remaja berparas cantik dgn rambut pendek serta kacamata bulat berwarna rose gold yg selalu melekat pada dirinya, parasnya yg cantik dan kepintarannya membuat ia jadi banyak disukai oleh para remaja laki² dari sekolahnya maupun dari sekolah lain.

"Udahlah gak papa, gue mau ke kantin dulu" walaupun mulutnya berkata tidak apa-apa tapi lain lagi dgn mukanya yg terlihat bad mood.

"Nanti kalo kalian ketemu sama Bintang kasih tau ya kalo gue ada di kantin bukan dikelas" sebelum benar² pergi Bulan kembali membalikkan badannya untuk memberikan pesan kepada Bumi dan Dian.

Dengan serempak Bumi dan Dian yg mendapatkan amanah itu dari Bulan segera mengangkat tangannya dan mengacungkan jempolnya KPD Bulan.

"Ya udahlah ayo ke kelas" setelah beberapa saat terdiam di tempat tanpa sepatah kata apapun di antara mereka, Dian akhirnya merangkul tubuh Bumi untuk mengajaknya ke kelas.

                             ____

"Hello everybody, good morning" dgn tanpa aba² Dian yg tadi bersama Bumi tiba² mendobrak pintu yg menyebabkan beberapa orang yg masih ada di kelas kgt bukan main.

"Lama² copot tuh pintu ditendang Mulu" Bintang dan beberapa teman²nya yg sedang bermain kartu juga ikut kgt dgn kelakuan teman mereka.

"Lo juga biasanya kyk gitu kalo lagi bad mood" berbeda dgn Dian yg masuk kelas langsung menggoda cewek² yg ada dikelas Bumi lbh memilih untuk duduk bersama teman²nya yg lain.

"Nanti malem lo balapan kgk?" Seorang remaja yg sedang menata kartu di meja tempat mereka bermain kartu tsb tiba² bertanya kepada Bumi yg sedang berbincang dgn Bintang.

"Mungkin kgk, uang jajan gue juga masih cukup buat besok" sambil ikut menata kartu yg berserakan dimeja Bumi menanggapi org tersebut dgn santai dan tanpa ekspresi apapun.

"Lo balapan lagi?" Sedikit kaget dgn apa yg di katakan oleh Bumi, Bintang langsung menatap tidak percaya ke Bumi.

"Iya, udah ada dua bulan mungkin si Bumi ikut balapan lagi" blm sempat Bumi menjawab pertanyaan dari Bintang, temannya yg tadi juga menanyai dirinya tentang balapan lbh dulu menjawab pertanyaan yg keluar dari mulut Bintang tadi.

Yg tadi menjawab pertanyaan Bintang dan menanyakan balapan kpd Bumi adalah Anggara Deka Fauzan dia juga merupakan anggota geng Space.

"Jgn suka motong ucapan orang lah ngga" dengan sedikit kesal orang yg duduk di samping Angga menjitak dahi Angga yg membuatnya meringis kesakitan.

"Lo mah gitu, sukanya jitakin pala orang" masih dgn posisi mengelus dahinya yg sedikit memerah Angga sidang mengangkat tangannya untuk menjitak balik orang tersebut namun belum sempat tangannya menyentuh dahi orang itu, ia sudah terlebih dahulu dijitak lagi oleh org tadi.

"Udahlah diem" dgn berat hati akhirnya Angga memutuskan untuk tidak membalas jitakan temannya itu.

Orang yg menjitak dahi Angga sebanyak dua kali tadi adalah Sandi, Sandi itu anak kepala sekolah disekolah mereka, nama lengkapnya Sandi Nando Tirtayasa, sedangkan Tirtayasa adalah nama akhir dari ayahnya, ia juga merupakan salah satu anggota geng Space seperti Bumi dan yg lainnya.

"Udah hampir dua bulan ini orang tua gue kgk ngasih uang jajan sama sekali ke gue, jadi buat jajan, beli bensin, dll gue harus nyari duit sendiri, niatnya sih kemaren mau nyari kerja sampingan gitu, tapi gara² lama dan gue udh butuh uang bgt jadi ya mau gak mau ikut balapan lagi" dgn panjang lebar akhirnya Bumi mengakui kepada mereka semua tentang bagaimana dirinya sekarang, sebenarnya Bintang sudah tau apa yg terjadi kepada sahabatnya itu.

Bintang dan Bumi sudah bersahabat dari kecil, hal itu bisa terjadi juga karena orang tua mereka yg adalah rekan bisnis. Sudah berteman dari kecil membuat Bintang tau semua tentang kebenaran dari keluarga Bagaskara yg terlihat sangat harmonis, nyatanya keluarga Bagaskara dibelakang publik sangat berbeda dengan keluarga Bagaskara di depan publik, apalagi ketika mereka sudah mempunya anak keduanya, anak yg sudah mereka dambakan dari lama.

"Kenapa gak ngomong ke kita aja sih lo bum, kan kita bisa bantu" Sandi yg mendengar penjelasan dari temannya itu sedikit heran, kenapa enggak minta tolong aja?.

"Ya gue gak enak lah, gue udah banyak minta tolong ke kalian semua."

"Pada ngomongin apa sih?, Kok gue gak diajak" sebelum perdebatan diantara mereka menjadi semakin alot, Dian datang entah darimana dan langsung duduk di atas meja yg sedang mereka tempati.

"Ya lo dari mana anjing, orang dari tadi aja lo ngegodain cewek² kok" dengan sedikit ngegas Angga berbicara kepada Dian yg duduk tepat didepannya.

"Udahlah, kalian lanjut aja main kartunya, gue mau nyariin Bulan dulu" setelah mereka sedikit berbincang dan tertawa bersama akhirnya Bintang ingat dengan janjinya dgn Bulan bahwa nanti saat istirahat pertama Bintang akan Menemui Bulan.

"Eh, Bulan di kantin Tang" mendengar nama Bulan seketika Bumi dan Dian teringat dgn pesan dari Bulan yg tadi mereka temui saat ingin menuju ke kelas.

"Lah, kok kalian tau" mendengar teriakkan dari Bumi dan Dian Bintang jadi sedikit bingung, kok mereka tau Bulan ada di kantin?.

"Eee, tadi kita ketemu dia pas mau ke kelas, trs di Bumi juga gak senga--" belum selesai Dian berbicara mulutnya sudah di tutup oleh tangan Bumi.

"Ya intinya tadi kita gak sengaja ketemu Bulan di koridor" walaupun hatinya tidak tenang tapi Bumi tetap tersenyum dihadapan Bintang, tapi walau begitu Bintang juga tau bahwa pasti ada sesuatu yg terjadi tadi.

"Mending gue tanya Bulan langsung" tidak mau ambil pusing Bintang akhirnya melanjutkan langkahnya untuk menuju kantin dan menemui sang pujaan hati.

"Asin anjir tangan lo."

Mendengar kata² yg keluar dari mulut Dian membuat Bumi lagi² ingin membekap mulut Dian. Hal itu memancing gelak tawa dari mereka semua, istirahat pertama hari itu diakhiri dengan Angga yg marah² karena wajahnya yg sudah terdapat banyak coretan dari spidol ketika ia baru saja bangun tidur, sedangkan Bumi, Bintang dan teman²nya yg lain hanya tertawa dengan sangat bahagia tanpa ada rasa bersalah apapun setelah mencoreti wajah Angga menggunakan spidol kelas.

Happy reading and i hope you like it
Slow update ya...
Jangan Jadi Sider!!

Bianglala Yang AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang