chp 3

1.7K 176 1
                                    

"sial! Ini semua karena renjun, mereka menjauhiku hanya karena menghilangkan bukunya? Yang benar saja sialan!"

"owh maaf soal itu" mereka sedang berada di toilet, teman sekelas itu pikir dia hanya sendirian ternyata renjun juga ada disana.

Renjun mencuci tangannya dengan santai, merapikan bajunya yang sedikit kusut dan berencana segera pergi dari sana, renjun terlalu acuh membuat teman sekelas itu kesal dia pikir renjun mempermainkannya.

"huang renjun kau sengaja kan!"

"kalau iya kenapa?"

"aku kira kau baik cihh ternyata munafik juga"

"kau pikir aku baik? Terimakasih"

"aku akan memberitahu semua orang di kelas kalau kau sengaja!"

"silahkan saja, toh tidak akan ada yang percaya orang tidak masuk akal sepertimu" setelah mengatakan itu renjun langsung berbalik dan pergi, buang-buang tenaga saja berbicara dengan orang seperti itu.

"huang renjun berhenti!" teman sekelas itu tidak terima dan menarik rambut renjun.

"ahh sakit.. Maaf aku sungguh tidak memaksa yang lain untuk menyudutkanmu" renjun berkata sambil menangis

"apa yang kau-"

"renjun!"

"haechan... Sakit"

"sstt sudah tidak apa-apa kita ke uks sekarang, dan kau lihat saja nanti akibatnya!"

Renjun menatap teman sekelas itu dengan tatapan yang meremehkan, orang ini adalah mata-mata yang diletakkan ji yuan di sampingnya, orang bodoh sepertinya harusnya tau tempat.

"huang renjun kau! Kemari kau jalang! Sialan! Apa kau meremehkanku?!"

"kau yang jalang sialan! Besok tidak perlu masuk sekolah karena aku pastikan kau dikeluarkan hari ini juga!" kata haechan, orang ini sudah melukai renjun dan masih berani berkata seperti itu pada pacarnya apa dia gila?

"lihat orang itu, ckckck menyedihkan"

"salah sendiri membuat masalah dengan kak renjun"

"dia siapa sih aku tidak kenal"

"dia hanya seorang anak dari bos perusahaan kecil, tidak selevel dengan kita"

"wahh aku mengakui keberaniannya, haechan pasti sangat marah"

Jadi kenapa kalau dia orangnya ji yuan toh ji yuan tidak sekolah disini, tidak ada yang bisa melindunginya. Hanya seorang putri dari pemilik perusahaan kecil bagaimana bisa begitu berani menantang orang-orang yang bersekolah disini sungguh tidak sadar diri.

.
.
.
.
.
.
.

"masih sakit? Kepalanya pusing ya? Istirahat dulu disini nanti biar aku yang izin ke guru atau mau pulang?" mereka sekarang ada di ruang uks, renjun terlihat sangat kesakitan haechan tidak tega melihatnya

"no it's okey, cuma pusing dikit, istirahat sebentar pasti langsung sembuh makasih haechan" jawab renjun dengan senyumnya

"kamu tuh apa-apa senyum, sekali-sekali marah kek mau kamu pukul juga nggak masalah nanti aku yang urus" haechan mengusap kepala renjun lembut takut jika sedikit saja lebih kuat renjunnya akan kesakitan

"soalnya kamu pernah bilang kalau aku senyum kamu makin suka" renjun menatap haechan dengan lembut, tatapan itu membuatnya menjadi kaku, renjun sesayang itu ternyata.

Nggak lee haechan sadar! Semua ini cuma pura-pura jangan lupa, kau masih punya ji yuan!

Haechan berusaha menghindari tatapan itu dia beralasan dan keluar dengan tergesa-gesa.

"lee haechan kau melihatnya bukan? Kenapa menghindar? Aku tidak percaya kau tidak memiliki sedikitpun rasa padaku" ujar renjun pada dirinya sendiri, akan dia buat haechan jatuh hanya padanya.

.
.
.
.
.
.

Sehabis mengantar renjun pulang haechan langsung pergi ke tempat biasa teman-temannya berkumpul.

"owh haechan kau datang" sapa jeno

"sorry telat, tadi singgah bentar di rumah renjun"

"kau yakin tidak punya rasa sedikitpun padanya? Walaupun niat mendekatinya tidak murni tapi kalian sudah 1 tahun berpacaran"

"aku mendekatinya hanya karena yuan yang minta"

"kenapa kau sangat tergila-gila pada gadis itu?"

"karena aku menyukainya tentu saja, menurutmu apa jaemin?"

"aku hanya bertanya, santai saja"

"owh jangan lupa beritahu aku kalau kau dan renjun sudah putus ya"

"maksudmu apa lucas?" haechan bertanya dengan suara rendah, entah mengapa dia marah mungkin karena renjun masih pacarnya, ya pasti karena itu.

"tidak ada, hanya saja renjun itu sangat menarik dia manis dan baik jika kau sudah tidak bersamanya berikan padaku saja oke?"

"lucas benar renjun sangat manis tapi selain haechan tidak ada yang menarik perhatiannya" jeno menghela nafas, memang benar renjun itu menarik tapi susah sekali di dekati

"aku dan lucas belum pernah mencoba mendekatinya kami bisa saja berhasilkan" tanya jaemin menggoda

"kenapa kalian berdua ikut-ikutan hah?!"

"diam!"

"kalau saja kalian lupa, renjun itu masih pacarku dan kalian bukan tipenya jadi jangan coba-coba mempermainkannya"

"tenang saja haechan kami dan kau berbeda"

"sial! Aku pergi" setelah mengatakan itu, haechan langsung pergi dia sangat marah sampai ingin memukul teman-temannya dan ingin menjauhkan renjun dari mereka.

"ini salahmu jaem"

"apa? Aku cuma bercanda lagipula itu benar, yang mempermainkan renjun kan dia. Kalian juga sengajakan membahas soal renjun tadi?"

"kami juga hanya bercanda"

"menurut kalian kapan haechan akan sadar kalau dia sudah sedikit suka pada renjun?"

"tidak tahu, tidak peduli juga, dia sangat keras kepala mungkin dia tahu saat semua sudah terlambat"

"yah kuharap dia cepat sadar"

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang