jemarimu

7 0 0
                                    

Ketika jemarimu membelai ujung kepalaku, hatiku bak petir di siang bolong. Apa kau percaya? hanya dengan sedikit sentuhan seperti itu sudah membuat diriku melayang bagai lampion di malam hari. Tak tau pemiliknya siapa, namun ia terbang mengikuti arah angin yang berhembus. pernahkah kau berpikir bahwa kau menjadi milikku meski sesaat? ku harap iya, sebab akupun begitu. Menunggu mu selama itu tanpa hasil adalah sebuah kebodohan bagiku. Maaf jika aku bertingkah seolah-olah menolak mu, pada kenyataannya aku sangat ingin memilikimu, kata-kata yang kau berikan padaku entah untuk menyadarkanku atau hanya memberiku sebuah isyarat bahwa kamu mengingikanku, lebih daripada mereka yang bahkan sama sekali belum pernah ku temui. Bukankah itu maksudmu? Sadarkah kita saling menunggu atau hanya aku yang berharap lebih?

puisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang