13. Biyanto Cemburu

3.4K 282 4
                                    

Pertama-tama Biyanto meletakkan suaminya di ruang UKS. Memberinya baskom air untuk mencuci muka, Lalu kembali guna menghukum murid-murid yang bermasalah. Barulah sesudahnya dia bergegas ke sisi suaminya lagi.

Melihat Alfarizi yang duduk di ranjang sambil membasuh mukanya dengan air di baskom kecil, Biyanto pun mengambil sapu tangan dari sakunya dan menyeka air di wajah suaminya, "Mata kamu masih perih?"

"Sialan lo bikin kaget!" Ungkap Alfarizi terkejut. Ia nyaris menjatuhkan baskom ditangannya.

Untungnya Biyanto bertindak cepat mengambilnya, Dia menaruh benda itu pada meja disamping ranjang.

"Hmmm... Tapi gak separah tadi." Angguk Alfarizi.

Hatinya yang kacau kini sedikit tenang, Biyanto menghela nafas setelah mendengar perkataan Alfarizi. Ia kemudian mengamati wajah kemerahan suaminya, Seketika merasa gregetan sendiri akan mata bengkak itu hingga menyentil keningnya.

"Aduh...! Lo apa-apaan sih!" Alfarizi mengadu kesakitan. Matanya yang bengkak tampak berkerut-kerut dan itu sangat lucu bagi Biyanto.

Dia lantas menjentikkan ibu jari dan telunjuknya lagi di dahi suaminya.

"Argh! Sakit setan! Lo minta dihajar hah?!" Alfarizi menutup bagian dahinya yang menjadi sasaran empuk sang suami.

Bersama kekehan tak bersalah Biyanto bertanya, "Kenapa tidak lapor sama Mas, Hmmm?"

"Lapor apaan!" Ketus Alfarizi.

"Kamu langsung berkelahi padahal kantor Mas dekat dari Kantin. Kalau sudah begini, Apa yang bisa kamu sesalkan? Bersyukur sama Tuhan karena matamu tidak infeksi."

"Ck! Gue mana kepikiran kesana bego!"

"Lain kali jangan bikin Mas takut, Mengerti kamu?" Biyanto mencubit terus menarik-narik pipi Alfarizi sesuka hatinya.

"Aah...! Pipi gue sakit sat!" Keluh remaja itu.

"Jawab dulu baru saya lepaskan."

"Ogah! Gue laki, Kalo ngelapor mulu sama lo, Ntar gue dikira banci lagi!"

Pria itu mengangguk-angguk disertai senyum nakal, "Tidak mau menurut sama suami ya..."

Alfarizi tiba-tiba merasa dirinya didorong ke kasur oleh Suaminya, "Ahh!" Belum sempat berkata-kata, Pinggangnya seketika digelitiki, "Bang-Hahaha...! Ahahaha...!"

Remaja itu berguling-guling kegelian di kasurnya, "Hahaha...! Lepasin hahaha...!"

Biyanto ikut tergelak, "Masih tidak mau menurut?"

Walau perih, Alfarizi memberanikan diri membuka kelopak matanya guna memelototi si pelaku meski kemarahannya tak bertahan lama akibat jari-jari nakal di kedua pinggangnya, "Hahahaha...! Gu-gue hahaha... Gue laki-laki sejati ahahaha...! Yang gak akan mundur kalo liat temen gue kesusahan! Hahaha...! Aduh perut gue keram hahahaha...!!"

Membuang nafas panjang, Biyanto akhirnya melepaskan suaminya. Dia menggigit pelan telinga pasangannya sebelum menarik dirinya kembali duduk di kursi dan menikmati pemandangan suaminya yang terengah-engah di ranjang.

"Mas mengerti, Tapi lain kali jangan lupa untuk melapor sama saya, Kamu paham?"

Alfarizi berdecak sebelum mengangguk, "Kalo gue gak lupa."

Kruuuuk...

Perutnya keroncongan, "Laper gue." Dengan tak sengaja menengok ke meja, Remaja itu lalu memandang sepiring nasi kuning yang lengkap bersama lauk pauknya disana bersama mata berbinar.

Ia meneguk ludah memegangi perutnya yang kelaparan, Lantas meraihnya sambil menengok ke sang suami, "Lo beli buat gue kan?" Tanyanya antusias.

Tanpa diduga Biyanto menggeleng, "Bukan, Itu buat saya." Ia pun mengambilnya dari Alfarizi dan mulai makan dengan lahap.

MARRIED WITH ADOPTIVE GRANDPA (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang