"Fa-Fariz..."
Sebuah plastik hitam berisi sesuatu tiba-tiba diletakkan di meja Alfarizi. Lantas mengangkat kepalanya untuk melihat Kasih, "Apaan nih?"
Kasih tersenyum agak malu dan berkata, "Itu Langsat, Kemarin baru petik di Kebun."
"Makasih." Ucapnya sambil tersenyum tipis.
"I-Iya sama-sama." Senyum menawan itu membuat pipi Kasih kepanasan hingga berwarna merah.
Alfarizi pun mengambil satu. Begitu dipencet, Beberapa bulir daging Langsat yang berwarna putih transparan keluar, Dia langsung memakannya, "Mmm... Manis gila!"
Edi sontak menggoda, "Cie... Cie... Yang dikasih hadiah...~ Bro, Bagi dong."
Meski menatap sinis remaja itu, Alfarizi tetap berbaik hati mengambil segenggam Langsat terus meletakkannya di meja Edi, "Nih!"
"Dih, Gak ikhlas ya lo?"
"Kalo lo mikir gitu, Yaudah gue ambil lagi."
Tapi Edi bergegas menghentikan niat Bosnya, "Eh janganlah, Gue kan pengen."
Alfarizi pun menarik kembali tangannya, "Banyakan bacot lo!" Cibirnya.
"Hehehe..."
"Nanti lo gak perlu repot-repot gini." Ujar Alfarizi kepada Kasih.
"Nggak papa kok, Gak ngerepotin." Pandangannya kemudian turun pada plester luka di leher Alfarizi, "Fariz, Leher kamu kenapa?"
"Dicupang suam-mmmph!!"
Alfarizi meringis disela-sela membekap mulut ceplas-ceplos Edi, "Gak usah dengerin, Nih anak ngomong ngawur kok."
Kasih terkikik kecil hingga lesung pipinya tampak, "Iya."
Mifta yang baru saja pulang dari Kantin melihat itu, Seketika berlari dan merangkul Kasih, "Ih beb, Kok cuman Fariz sih yang dikasih? Bagian gue mana?" Rengeknya dengan bibir cemberut.
"Muka apaan tuh?" Celetuk Edi sambil bergidik ngeri.
"Heh! Diem lo Dajjal!" Semprot Mifta.
Edi menjulurkan lidahnya bersama ekspresi mengejek.
Alhasil Mifta jadi gemas sendiri, Untung Kasih menghentikannya, "Mif, Udah. Aku bawain kamu kok."
Bola mata gadis itu berbinar, "Beneran?"
Kasih mengangguk diiringi senyum manis, "Iya."
"Yaudah kalo gitu, Yuk cabut ke meja kita." Ajak Mifta seraya menyeret Kasih bersamanya kembali ke tempat duduk mereka.
Seperginya dua gadis itu, Edi segera berbisik, "Bro, Hati-hati."
Alfarizi memasang wajah aneh disela-sela mengunyah Langsat, "Hah?"
"Coba deh lo periksa, Siapa tau Kasih masukin sesuatu."
Memutar matanya, Alfarizi sontak memukul kepala Edi, "Gak mungkin bego!"
"Dih! Gue kan cuman nebak doang!" Kesal Edi sembari mengusap kepalanya.
Remaja disebelahnya kemudian mengikat kembali plastik dan memasukkannya kedalam laci sebelum merogoh saku, "Beliin gue..." Ucapan Alfarizi menggantung ketika tak menemukan apapun di dalam kantung bajunya.
Sontak bangun dan mulai meraba-raba tubuhnya guna mencari uang jajannya, Tapi nihil. Dia meremas kepalanya sambil mendesah kasar, "Argh! Kok bisa lupa sih!"
"Lupa apaan Bro?"
Berdecak, Ia menjawab, "Duit."
Edi membulatkan mulutnya dan memberi saran, "Tenang, Kan lo punya pak Biyanto, Minta aja sama dia, Beres kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH ADOPTIVE GRANDPA (Mpreg)
Romance(Beli kelanjutannya di Karyakarsa!☺️) Menikahi sepupu, Saudara tiri, Atau bahkan Paman maupun Bibi bukanlah hal tabu lagi bagi kebanyakan orang. Tapi... Bagaimana jadinya kalau menikahnya dengan Kakek angkatmu sendiri? Hah? Begitulah yang harus di...