Chapt-21. Jadian

4.5K 236 52
                                    


Gw noleh ke belakang melihat keberadaan si Afzal dibelakang sana, dia tersenyum sembari mengacungkan jempol ke arah gw, abis itu pergi entah kemana.

Pandangan gw tertuju sama si Farhan yang lagi bengong sembari melihat pemandangan indahnya luar biasa.

"Han?" Panggil gw.

"Akhirnya dateng juga Lo,"

"Disuruh afzal,"

Sekarang posisi kita berdua saling bertatapan, dia menarik lengan gw dengan kasar, membawa tubuh gw kesebuah tembok yang kokoh, dan mengukung gw dengan kedua tangannya.

Gw bingung kenapa dia jadi kayak gini, gw gak bisa gerak karena tekanan dari tubuh besarnya, mencoba untuk mendorong tapi tenaga ini tak cukup kuat.

"Jangan jauhin gw lagi yan,"

"Gw gak ngejauh," gw berusaha berekspresi seakan tidak terjadi apa-apa.

Sebenarnya hati gw lagi dag Dig dug ser, karena jarak kita berdua sangat dekat.

"Jangan bohong,"

"Gw tau lu suka sama gw,"

Gw kaget, dia tau darimana.

"Gila, masa iya gw suka sama cowok," elak gw, mengalihkan pandangan biar kagak keliatan panik.

"Gw tau dari afzal,"

Sial, tuh orang tau darimana sih.

"Kalo emang Lo suka sama gw kenapa gak bilang dari awal, asal Lo tau orang yang sebenarnya gw suka itu Lo"

Deg.

Yang bener nih, dia suka sama gw.

"Gak percaya," gw menatap dia dengan tatapan meremehkan,

Dia menyeringai lebar, lalu memegang rahang gw dan meraup bibir gw dengan bibirnya, hanya tekananan bukan ciuman, sekarang bibir kita berdua hanya menempel.

Tapi setelah beberapa detik berubah menjadi ciuman panas, dia menghisap kuat bibir bawah dan atas secara bergantian, dengan ragu-ragu gw membuka mulut dan membalas ciumannya.

Tangannya menekan tengkuk leher gw, agar ciuman semakin dalam sedangkan sebelahnya lagi memegang erat pinggang gw.

Gw sekarang cuma pasrah saat lidah manis milik Farhan menari ria dalam rongga mulut gw, terkadang lidah kita berdua bergulat mesra didalam.

Gw memukul dadanya karena sekarang gw butuh pasokan oksigen, ciuman kita terlepas menciptakan Saliva yang bertaut.

Nafas gw terengah engah, meraup banyak oksigen, sedangkan si Farhan masih dengan ekspresi biasanya.

"Masih gak percaya?" Tanya nya menyeringai.

Gw nunduk gak berani natap wajahnya lalu mengangguk pelan.

"Percaya," jawab gw pelan, saking pelannya nyaris gak ngeluarin suara.

Sekarang gw percaya, tapi masih gak nyangka aja.

"Fapian, maukah kamu menjadi kekasihku mulai sekarang?" Ajaknya

Setiap perkataan yang keluar dari mulutnya terdengar jelas, tanpa mikir panjang gw langsung jawab "iya,"

"sekarang kita tau perasaan masing masing, gw minta percakapan kita dari awalnya lo-gw di ubah jadi aku-kamu, biar lebih enak aja,gimana?" Ujarnya sembari membenarkan anak rambut di dahi gw.

"gw belum terbiasa, mungkin nanti bisa tapi gak sekarang Lo harus sabar ya." Jawab gw tersenyum canggung.

"sangat sulit untuk bersabar, tapi kalo kamu yang nyuruh, aku rela," dia langsung membawa gw ke dekapannya, dengan cepat gw membalas pelukannya dan membenamkan wajah gw di dada bidangnya.

Tiba-tiba gw keinget sama dia yang dulu katanya suka sama Ajizah akhirnya gw melepaskan pelukannya dan menatap wajahnya dengan tegas.

"Tapi katanya dulu Lo suka Ajizah? Tanya gw menaikan sebelah alis.

"Itu semua bohong yan, aku gak pernah suka sama ajizah sedikitpun,"

"kenapa dulu lu bohong sama gw, Lo bilang Lo suka Ajizah, kenapa Lo gak ngaku aja kalo emang Lo suka sama gw?"

"aku takut kamu akan membenciku kalau aku tidak berbohong saat itu. Aku takut kehilanganmu, tapi faktanya malah kebalikannya karena berbohong aku hampir kehilanganmu, dan sekarang aku yakin aku tidak akan pernah kehilanganmu lagi mulai detik ini," jelasnya, hampir aja gw terbuai oleh kata kata manis yang keluar dari mulutnya.

Cih, dasar laki-laki.

"Yakin nih?" Ledek gw, berusaha untuk keluar dari situasi yang mencekam.

"sangat, karena dalam diam aku memperjuangkan cintamu dalam doaku,"

Gw tersenyum dan cairan bening mulai menetes dari sumber nya, ini bukan tangis sedih melainkan tangisan bahagia, betapa bahagianya gw sekarang, bisa milikin orang yang gw suka, meskipun untuk waktu sementara.

Kita berdua saling berpelukan erat dengan waktu yang lama, menghapus rasa rindu yang menggebu, menciptakan cerita baru hari ini.

"Kenapa lu milih gw, sebagai orang yang lu cinta?" Tanya gw.

"Pian.."

Dia memandang gue lama, gw gatau itu pandangan apa, tapi yang gw liat dia lagi mode serius.

"Mencintaimu tidak pernah menjadi pilihan, itu adalah suatu keharusan," lanjutnya.

Kalian tau gw sekarang pengen pingsan aja dah, mungkin pipi gw kaya kepiting rebus sekarang.

Gw mencoba untuk menyembunyikan senyuman dengan cara menggigit bibir bawah, dia menyadari hal itu dia menatap gw sembari menyeringai lebar.

"Apa kamu butuh bantuan?"

***
TBC

Kisah Pesantren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang