Chapt- 24. Maksud dari iya?

3.8K 207 24
                                    

Setelah membicarakan hal yang bikin gw sakit hati, akhirnya gw keluar dari ruangan tanpa menyentuh biskuit yang di suguhkan.

Kita memutuskan untuk berjalan sore keluar pesantren, menyusuri pesawahan, dan melihat pemandangan yang indah.

"Kenapa gak langsung Lo tolak?" Tanya gw ketus.

"Aku gak enak kalo langsung menolak," jawabnya santai

"Emang dasarnya lu mau kan?"

"Iya."

"..."

Gw menghentikan langkah, tangan terkepal kuat, rasa ingin membogem wajah nya, tapi gw tahan.

"Lo baru aja bilang kalo Lo suka sama gw, dan sekarang Lo mau sama si Ajizah?, Emang manusia paling bajingan yang pernah gw temui,"

"Gw nyesel pernah ketemu sama Lo, gw juga ngapain suka sa-"

"Kata siapa aku mau sama Ajizah?" Potongnya

Seketika gw diem, natap dia bingung dan kepalan di tangan gw kini sudah melonggar.

"Aku belum selesai ngomong tadi,"

"Maksud aku, iya aku mau kalo sama kamu." Lanjutnya.

Cih, rasa marah di hati gw seketika hilang gitu aja mendengar penuturan dia.

Gw jadi senyam senyum gak jelas, tapi setelah nya gw bersikap biasa aja.

"Di situasi kayak gini jangan suka bikin orang salah paham!" Ketus gw.

Kita melanjutkan aktivitas jalan yang terhenti gara-gara kesalah pahaman tadi.

Kita bisa melihat indahnya pepohonan hijau yang hidup di tepi desa. Selain itu kita masih bisa melihat indahnya perpaduan awan dan sinar matahari sore hari.

Pada waktu itu, gw bisa merasakan hembusan angin yang sudah terasa agak dingin khas suasana desa sore hari.

Sungguh menyenangkan melihat para petani mengakhiri aktivitas nya, mereka berjalan melintasi jalan setapak di tengah sawah.

Para petani berjalan menuju tepi beriringan dengan membawa seperangkat alat bertani seperti cangkul. Wajah mereka terlihat gembira dan menyapa dengan tertawa satu sama lain.

Berjalan bersama orang yang kita cintai sambil melihat pemandangan sore hari adalah kebahagiaan yang tidak bisa di utarakan oleh kata-kata.

Gw saat ini ngerasa kalo orang yang paling bahagia yaitu gw sekarang.

Entah sampai kapan bahagia ini berlanjut.

Gw berharap hanya maut yang dapat memisahkan, dan oleh karena itu gw minta sama Allah SWT, tolong panjangkan umur orang yang gw cintai.

"Kita duduk disana dulu yu," ajak nya, menunjuk ke arah tepi sungai.

Gw mengangguk sebagai persetujuan.

Kita berdua duduk, melihat saat senja kala menyapa pedesaan menjelang bergantinya menuju waktu malam, setelah seharian sinar matahari terpancar sangat menyilaukan tatapan mata. Setelah seharian langit membiru bersih tanpa terluka oleh mendung yang mencabik-cabik langit.

Kala senja tiba langit-langit berubah menjadi jingga.

Perlahan matahari mulai beristirahat setelah mengabdi bagi seluruh kehidupan bumi seharian lamanya.

Dari ufuk barat nampak matahari melambaikan tangan menyampaikan ucapan selamat istirahat bagi seluruh kehidupan di bumi.

Nampak pemandangan bukit-bukit terbentang luas yang dipeluk dalam pancaran langit berwarna jingga.

Kisah Pesantren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang