*****
Jam 20.00
Saat ini Phayu sedang menuju pulang ke rumah dengan menggunakan mobil setelah bekerja seharian. Saat sampai didepan rumah, lampu rumah sudah menyala. Dia yakin ini bukanlah karena saudara kembar yang ada di dalam rumah ini tetapi karena Rain yang hampir menganggap rumah Phayu seperti rumahnya sendiri.
Phayu mengambil barang-barang yang ada di dalam mobil dan segera masuk ke dalam rumah. melihat kearah dapur dan hanya melihat mangkuk bekas mie instan kosong tergeletak diatas meja dapur menunggu untuk dicuci. Dia meraih dan meletakkannya di westafel, Rain tidak terlihat dimanapun, Dimana dia?
Pria besar itu hanya bisa menggelengkan kepala secara perlahan dan segera meletakkan barang-barang yang dia bawa ke atas sofa di ruang tengah. Mengambil piring yang baru dan membuka bungkus nasi goreng yang dia bawa tadi lalu menghangatkannya ke dalam microwave, sambil menunggu nasi itu hangat, Phayu berbalik untuk menuangkan air ke dalam gelas untuk di minum.
Ketika nasi goreng sudah hangat, baunya sangat harum. Phayu segera meletakkan piring nasi goreng dan menaruh segelas air dingin di nampan. Lalu berjalan ke lantai dua rumah dan langsung masuk ke dalam ruang kerjanya yang saat ini sudah diambil alih oleh Rain.
Ruangan ini biasanya digunakan untuk tempat Phayu bekerja, tetapi sekarang sudah menjadi 'sarang' pribadi pria kecilnya.
Mengapa Phayu mengatakan ini sarang?
Didalam ruangan ini ada buku-buku milik Rain yang berjejer dengan rapi dirak dan juga komputer yang belum dia buka selama berbulan-bulan ini. Selain itu ruangan ini benar- benar sangat berantakkan. Meja besar yang biasanya digunakan untuk bekerja sekarang sudah berubah menjadi meja dengan laptop kecil di atasnya dan banyak kertas gambar serta dokumen-dokumen yang berserakan di atas meja itu.
Bahkan dilantai dipenuhi dengan potongan kayu, potongan kertas, peralatan gambar, dan semua barang-barangnya yang tersebar dimana-mana, Rain benar-benar orang yang tidak rapi.
Adapun bayi kecil itu saat ini sedang duduk dan berkonsentrasi dengan model yang ada di depannya tanpa tahu bahwa pemilik ruangan sudah pulang dan sekarang ada didalam ruangan ini.
Phayu : "Phi kembali nah" Rain : "oh Phi sudah kembali?"
Rain saat ini sudah berada di tahun ke duanya dan sedang berkonsentrasi membuat pekerjaannya. Dia sama sekali tidak melirik ke arah Phayu yang sudah meletakan nasi goreng dan air dingin diatas meja.
Phayu : “Kamu sudah makan belum?” Rain : “Hemm...”
Dia seolah-olah tidak mendengarkan apa yang Phayu katakan, Phayu hanya bisa menggelengkan kepala saja melihat tingkahnya itu.
Phayu : “Kamu makan jam berapa tadi?” Rain : “Hmm..” Hanya itu balasannya.
Tidak peduli apa yang Phayu tanyakan jawabannya hanya 'hemm’.
karena matanya tetap fokus pada apa yang sedang dikerjakannya saat ini. Phayu hanya bisa menghela napas saat melihat wajah putihnya yang sekarang nampak lebih pucat dari pada biasanya, matanya yang bulat besar terlihat lebih sipit juga dari biasanya, bawah matanya menggelap seperti sudah lama tidak tidur. Hal ini sungguh normal bagi anak Fakultas Arsitektur karena dulu Phayu juga seperti itu. Ketika kita
tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya secara tepat waktu maka mereka harus lembur untuk mengerjakannya sampai selesai. Semakin tinggi tingkatan tahun kuliah maka akan semakin banyak pekerjaan yang harus di kerjakan daripada saat berada di tahun pertama dan juga harus belajar di Universitas dari pagi sampai sore. Ini adalah Universitas dan bukan seperti di Sekolah menengah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORM BAHASA VERSION
Hombres LoboJika kalian belum tau Love storm itu diadaptasi ke series Love In The Air ya, di cerita ini menceritakan cerita tentang couple Phayu sama Rain daripada terlalu banyak cingcong langsung baca aja ya.. Penulis : Mame