Bag 1

29 4 2
                                    

Haloo setelah udah lama banget gak aktif di Wattpad, akhirnya author aktif lagi. Gatau sampai kapan...dan cerita kali ini mungkin agak berbanding terbalik dengan cerita author yang sebelumnya. Tapi semoga betah bacanya...

Happy reading🫶🏻

Biar makin dapat feel ceritanya boleh sambil denger lagu yang author rekomendasikan di atas yaa👆🏻👆🏻♥️♥️





"Awas woi awas!!!" Pekik beberapa siswa siswi yang sedang berlarian di tengah koridor sekolah. Sesekali mereka menoleh ke belakang, melihat seorang guru yang sedang mengejar mereka.

"Mati...mati. kek¹ orang gila aku dibuat bapak ini perkara nyusun buku di perpus doang." Ujar seorang gadis sambil tak berhenti berlarian di koridor sekolah yang panjang.

"Hei kau sini! Jangan lari! Malas kali kalian disuruh ya!!!" Pekik seorang guru tua yang dengan tergopoh-gopoh mengejar murid murid yang enggan disuruh menyusun buku buku di perpustakaan.

"Rahel!! Kau ya! Ku kurangin nanti nilaimu tinggal kelas kau kubuat nanti!!"

Rahel yang sedang berlari otomatis berhenti di tempat mendengar kata pengurangan nilai itu.

"Kena kau kan. Jadi perempuan bandal² sekali."

"A....aaaa ampun pak...sakit!!!" Pekik Rahel saat telinganya ditarik ke atas oleh guru tua tersebut.

"Ikut bapak ke perpus"

Rahel otomatis mengekori guru itu sambil menunduk. Malu sekali dia menjadi tontonan para murid yang berserak di koridor sekolah tersebut.

"Masuk! Jangan sampai kabur kau ya!! Ku tokokkan nanti kepalamu itu!" Ujar guru tersebut sambil berjalan siap mencari mangsa baru untuk menjadi budak perpustakaan.

Rahel hanya bisa menggerutu sambil berjalan masuk ke perpustakaan. Disana sudah ada beberapa murid yang sedang menyusun buku buku paket yang akan digunakan untuk semester depan.

"Ketangkap juga kau kan Rahel sama pak Budi. Bandal kali kau pulaknya. Disuruh nyusun buku...cabut pula kau." Ujar Dian, teman sekelas rahel yang sudah berada di perpustakaan 1 jam yang lalu.


"Bacot. Kau pun mau lari kian kan...cuman ketangkap sama bapak itu"ujar Rahel sambil mendudukkan diri di lantai perpustakaan.


"Gak usah bereng³ kali matamu nengok awak⁴" ujar Dian sambil kembali menyusun buku.

Rahel tidak memperdulikan perkataan dian. Dia sibuk memperhatikan perpustakaan mereka yang baru selesai di renovasi.


"Kuakui walaupun banyak korupsi, masih ada hati sekolah ini buat memperbaiki perpus ya" ujar Rahel yang tentu tak di respon oleh siapapun.


"Jangan duduk aja kau. Bantu beresin buku"


"Sabarlah. Gk bisa kau tengok⁵ awak santai sikit⁶" ujar Rahel sambil menepuk rok abu abunya yang terkena debu, lalu berjalan ke arah tumpukan buku paket yang akan disusunnya.

Biru Abu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang