bag 2

21 1 0
                                    

Vote & comment ❤️
Happy reading ❤️

Biar makin dapat feel ceritanya boleh sambil denger lagu yang  author rekomendasikan di atas yaa👆🏻👆🏻♥️♥️











"Langsung pulang?" Tanya Yakub

"Nggak. Mau nyuci dulu di sekolah"

"Serius?"

"Nggaklah"sudahlah. Percakapan mereka memang tidak jelas.

"Bilang iya apa susahnya sih?" Ujar Yakub kesel sendiri

"Capek. Ngomong sama kau kaya ngomong sama orang autis" balas Rahel sambil memainkan ponselnya.

"Bukannya yang kek orang autis itu kau ya? IPS 5" ujar Yakub sambil menekankan kata IPS 5 nya


Shyitt ulti




"Bacot" ujar Rahel tidak peduli.




"Mau diantar pulang gak?" Tawar Yakub.

Apa ini? Tiba tiba? Kenapa?

Rahel seketika terdiam.

Apa maksud dan tujuan dari tawaran si kutu sapi ini?




Tapi berhubung sudah malam..bukankah tidak ada pilihan?

"Yoklah" ujar Rahel singkat

"Tapi boong"

Hahaha mati saja kau Yakub

"Sialan kau" ujar Rahel sambil menendang kaki Yakub dengan keras.

"Sakit bego" ujar Yakub.

Mulutnya saja yang bilang sakit. Nyatanya anak laki-laki itu tak terlihat kesakitan sedikitpun.

"Canda canda. Betulan ku antar pulang. Ayoklah"



Akhirnya kedua insan itu berjalan berdampingan ke arah gerbang belakang sekolah.


Iya. Parkiran motor soalnya disana.

"Motormu yang mana?" Tanya Rahel

"Ha?"

"Motormu yang mana..tadi katanya mau ngantar"

"Siapa bilang pake motor?" Ujar Yakub mengerutkan keningnya

"Jadi? Kau bawa mobil?"tanya Rahel lagi.

"Nggak"

Bentar bentar. Ini ada yang gak beres ini.

"Jadi kau ngantar pake apa?"

"Jalan kaki lah"

Hahahahasu

"Serius kau...jangan main main. Ku gampar kau nanti" ujar Rahel menatap tidak percaya

"Serius loh dek. Lawak kali kau"

"Kau yang lawak."

"Udah. Mau diantar atau nggak? Dah malam ini. Gak baik cewe pulang malam malam sendirian"

"Kok mendadak perhatian kau? Takut kau aku di curi orang iya?"

Beuh Rahel dah pede nih

"Rugi kali yang nyuri kau. Habis nasi di rumahnya nanti kau buat."

"Sialan kau. Yoklah"ujar Rahel berjalan duluan.

"Dekat rumahmu dari sini?" Tanya Yakub sambil menyamakan langkah kakinya dengan langkah kecil Rahel

Biru Abu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang