Hari berganti, seperti yang dikatakan Duke Ethaniel kemarin bahwa ulang tahun putra semata wayangnya Ashterope Joardin Petra akan segera tiba. Balita berumur satu tahun yang baru saja pandai melangkah itu tumbuh dengan begitu sehat, pipi bulatnya yang kemerahan dan gigi-gigi susu Ash juga sudah tumbuh beberapa maka sebagai calon penerus gelar Duke masa depan sudah sepatutnya ulang tahun sang pangeran di laksanakan dengan meriah bukan?Belum lagi kastil Petra yang selama ini bisa dibilang mati akan pesta karena telah berabad-abad lamanya tidak memiliki Duchess, tak pernah sekalipun pesta diadakan disini. Bahkan sewaktu Duke Ethaniel pulang dari perang membawa kemenangan saja ia tidak menyelenggarakan pesta apapun di kediamannya sebab sesungguhnya sang Duke tidak suka dengan keramaian. Tapi kali ini situasinya sudah berbeda, ia tidak hidup sebatang kara lagi jadi rasanya akan sangat bagus jika kastil Petra ini di ramaikan oleh pesta dan Catherine-nya tercinta juga pasti akan bahagia sebab wanita yang telah melahirkan anaknya itu sangat suka keramaian.
Mereka dua jiwa berbeda yang disatukan dalam cinta, kehadiran Catherine dalam sisa hidup seorang Ethaniel Gerardine Petra benar-benar membawa cahaya kehidupan pria ini kembali.
Saat ini Duchess Catherine tengah sibuk menulis banyak undangan guna dikirim ke tiap kediaman bangsawan, ia sampai rela menulis sendiri setiap undangan itu karena terlalu bersemangat setelah menyelesaikan seluruh persiapan pesta di kastil. Anne dengan setia mambantunya melipat dan memasukkan surat-surat tersebut kedalam amplop, ia sadar sahabat sekaligus orang yang telah ia anggap seperti saudari ini sangatlah bersemangat sampai bagian hidung Catherine kelihatan berkeringat.
"Cathy, hidungmu berkeringat"
Anne menghapus keringat itu dengan sapu tangannya, Catherine masih tersenyum lebar meski pandangan matanya tetap fokus pada lembaran-lembaran kertas yang harus ia tulis.
"Terima kasih Anny, kau memang terbaik"
Anne menyeruput segelas teh hangat disamping kirinya, matanya mulai pegal karena harus terus fokus pada amplop-amplop yang tidak ada habisnya ini.
"Sama-sama Cath, kertas-kertas ini seperti tidak ada habisnya"
Tangan Anne sudah sangat pegal, tapi ia melirik Catherine yang terus menulis tanpa henti bahkan sejak sebelum ia membantu sang Duchess membuatnya jadi termotivasi untuk kembali bekerja dengan keras.
"Omong-omong Anny, apa kau sudah mempersiapkan gaun pestamu?"
Entah kenapa Catherine tiba-tiba teringat hal ini, karena ia tahu Anne itu tipe orang yang hemat dan sangat menghargai tiap sen uangnya. Catherine khawatir nanti Anne tidak kepikiran dengan gaun pesta, padahal ini sangat penting karena Anne akan sering berada di samping dirinya nanti.
"Belum, aku tidak tau kapan akan mencarinya"
"Kalau pasangan?"
"Belum juga"
Kali ini Catherine menghentikan goresan pena nya, apa Sir Andrew belum mengajak Anne pergi bersama? Kenapa pria itu sangat santai sih? Waktu untuk mempersiapkan gaun itu tidak bisa tiba-tiba, Catherine tidak percaya bahwa Anne bahkan belum memiliki persiapan apapun.
"Oh ya Tuhan, bagaimana bisa kau belum mempersiapkan apapun Anny? Sekarang bangkit dari sana dan pergi siapkan semua"
Catherine segera berdiri dan membuatnya bangkit dari duduk, Anne menggelengkan kepalanya cepat karena tidak ingin bangun sampai rambut pirangnya ikut bergoyang-goyang ke kanan dan kiri. Sungguh Anne sangat malas pergi keluar sekarang, ia hanya ingin membantu Catherine saja hari ini.
"Tidaaak aku tidak mau keluar Cathy"
"Pergilah keluar dan hampiri Sir Andrew, apa kau mau dia pergi dengan gadis lain huh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ONCE UPON IN PETRA (Wintke/Wolfpuppies)
Fanfic"A story between Andrew Jardine, the Duke's right-hand man and Anne Heathler, the Duchess' lady-in-waiting. About how love comes between the two and the efforts of Duchess Catherine and Duke Ethaniel to unite them" (Sangat disarankan untuk membaca b...