Sepulang dari menghabiskan waktu bersama Anne tak terasa hari pun beranjak malam, Andrew Jardine baru saja usai membersihkan dirinya lalu duduk di atas kursi dekat perapian. Tidak ada hal khusus yang ia lakukan dan kacamatanya pun tidak di pakai, Andrew yang kini bergelar Count itu benar-benar hanya duduk melamun setelah hari ini hidupnya dipenuhi oleh Anne rasanya kepalanya tidak dapat berhenti memikirkan gadis itu.Bahkan ketika kini pandangan matanya buram tanpa kacamata pun ia masih bisa melihat Anne dimanapun dirinya berada, wajah si gadis berambut pirang itu terus saja membayangi Andrew. Senyumnya, dan suaranya seakan tak mau pergi dari telinga si tangan kanan Duke sampai sukses membuat pria itu jadi senyum-senyum sendiri.
Baru saja tadi seharian ia menghabiskan waktu bersama Anne, dari mulai pergi berbelanja sampai makan pun mereka terus bersama tapi Andrew sudah rindu ingin bertemu dengannya lagi. Bagaimana ini Tuhan? Andrew sepertinya memang sudah jatuh cinta pada Anne, bisa-bisanya saat membayangkan wajah Anne yang sedang tersenyum saja bisa membuatnya jadi berdebar tak karuan.
Katakan saja Andrew berlebihan tapi memang Count Jardine ini sedang jatuh cinta, hal yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan akan menimpanya sampai tak sebegini tak berdayanya. Selama dua puluh tahun lebih hidupnya Andrew hanya fokus dengan bagaimana cara agar ia bisa diakui sebagai orang yang pantas, baik sebagai putra dari Count Elians ataupun sebagai kepercayaan Duke Ethaniel.
Kini ketika cinta datang dalam hidupnya Andrew sama sekali tidak mengira bahwa hidup yang selama ini ia jalani bisa se berwarna sekarang, tapi kalau di pikir-pikir seorang Duke Ethaniel yang gila perang sampai disebut monster penghisap darah saja bisa berubah menjadi sosok yang sangat manis ketika sedang bersama Duchess Catherine istrinya.
Sepertinya ia juga begitu,
Apakah sudah saatnya ia mengungkapkan perasaan pada Anne?
Memikirkannya saja sudah cukup membuat Andrew Jardine jadi gugup, dibukanya laci nakas kayu di samping ranjangnya. Disana ada sebuah kotak perhiasan kecil usang yang kelihatan sudah sangat lama, dari dalam sana tangannya kemudian mengambil cincin emas polos tanpa ada ukiran ataupun batu permata penghias.
Cincin ini memang terlihat sangat sederhana, tapi bagi Andrew adalah sebuah harta karun sebab benda ini merupakan satu-satunya peninggalan mendiang ibu yang tidak pernah ia temui sekalipun dalam hidupnya. Ibu Andrew adalah mistress dimana sang ibu tidak pernah benar-benar dinikahi oleh Count Elians, namun karena cinta mendiang ibu Andrew tetap menerima keadaan itu bahkan sampai akhir hayatnya pun sang ibu tetap mencintai ayahnya.
Kali ini Andrew telah menemukan orang yang ia cintai, cincin itu digenggamnya erat sambil berdoa semoga saja semua yang telah ia rencanakan tidak mendapat halangan apapun jadi ia bisa mengungkapkan perasaannya pada Anne dengan lancar.
Ayah, ibu tolong bantu aku aku dari atas sana ya..
Kalian pasti sudah bahagia karena telah bersatu disana, jadi bantu aku agar bisa bersatu dengan cintaku juga.Andrew Jardine memejamkan matanya sambil berkata dalam hati, semoga saja semua akan berjalan lancar. Kemudian ketika lagi-lagi sosok Anne muncul dengan nakalnya di dalam kepalanya ia tak sanggup untuk tidak tersenyum meski matanya kini tengah terpejam.
***
Kamar Anne Heathler saat ini dipenuhi banyak barang belanjaan akibat Count Jardine yang dengan sangat royal memborong barang-barang apapun yang disentuhnya, sumpah demi apapun Anne tidak menyangka bahwa pria berkacamata bulat itu akan menguras isi kantongnya sendiri untuk membelikan apapun yang di sentuh Anne.
Padahal si rambut pirang hanya suka melihat-lihat saja tapi ternyata Count Jardine yang selalu berada di belakangnya telah mengumpulkan barang-barang tersebut lalu membelinya untuk Anne, maka jadilah kamar gadis mungil ini dipenuhi aneka benda acak dari mulai lilin, boneka katak, sampai jam berbentuk ayam. Anne sendiri juga bingung harus berbuat apa dengan benda-benda ini, tapi sebenarnya bukan itu yang membuatnya jadi gelisah sejak tadi sampai tidak bisa tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONCE UPON IN PETRA (Wintke/Wolfpuppies)
Hayran Kurgu"A story between Andrew Jardine, the Duke's right-hand man and Anne Heathler, the Duchess' lady-in-waiting. About how love comes between the two and the efforts of Duchess Catherine and Duke Ethaniel to unite them" (Sangat disarankan untuk membaca b...