Chapter 2

629 111 13
                                    


❣️❣️❣️

Mobil jenis Peugeot 3008 berwarna hitam berhenti tepat di depan gerbang Kinsale Collage, sebuah perguruan tinggi yang ada di Kinsale, Irlandia. Xiao Zhan merapikan penampilannya sebelum ia keluar dari mobil.

“Aiya, tampan sekali adikku ini,” puji Leo.
Xiao Zhan tersenyum sambil menggeleng. “Aku masuk, ya, Ge, sampai jumpa. Jangan lupa menjemput ku nanti,” ujar Xiao Zhan membuka pintu mobil.

Leo mengacungkan jempolnya pada Xiao Zhan, melajukan mobilnya menuju Kinsale Community Hospital tempatnya bekerja. Setelah kepergian Leo, Xiao Zhan berbalik, melangkah masuk ke dalam Universitas.

Xiao Zhan duduk di barisan nomor dua, pemuda itu memilih duduk dekat dengan jendela agar ia bisa dengan mudah melihat pemandangan di luar universitas.

“Hai!” sapa seorang pria berwajah cantik yang duduk di samping Xiao Zhan.

Xiao Zhan menoleh tersenyum. “Hai,” sahut Xiao Zhan.

Pria itu menyodorkan tangan bermaksud mengajak Xiao Zhan berkenalan. “Song Jiyang,” ucapnya.

Xiao Zhan menerima uluran tangan pria yang bernama lengkap Song Jiyang tersebut. “Xiao Zhan,” sahut Xiao Zhan.

Setelah berkenalan mereka berdua berbincang diselingi tawa. Xiao Zhan rasa ia bisa berteman dekat dengan Jiyang, karena Jiyang juga seorang warga negara China sama sepertinya.
Seorang dosen datang memutus pembicaraan mereka. Xiao Zhan mengeluarkan alat tulisnya dan mulai memperhatikan dosen yang menerangkan pembelajaran di depan kelas.
Beberapa jam berlalu, usai merapikan alat tulis Xiao Zhan bangkit berdiri mengenakan ransel dan berjalan keluar kelas setelah berpamitan pada Jiyang.

Duduk di kursi kayu di taman belakang universitas, kepala pemuda manis itu menengadah dengan kedua mata terpejam merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya. Kening Xiao Zhan mengernyit ketika sekelebat ingatannya tadi malam datang.

Tubuh pemuda manis itu meremang, mengingat tatapan pria tersebut. Pria tampan berkulit putih pucat, bermata merah. Mata Xiao Zhan perlahan terbuka, membenarkan posisi duduknya seraya mengembuskan napas jengah.
Apa makhluk imortal itu benar-benar ada? Jika mereka memang benar ada, apa pria itu salah satunya? Melihat mata pria itu yang tidak biasa, juga kulit pria itu yang putih pucat. Serta kemampuan pria itu melompat cepat dari dahan satu ke dahan yang lain, membuat Xiao Zhan berpikir jika pria itu bukan manusia. Tidak ada manusia yang bisa melakukan hal seperti itu.

“Siapa dia?” gumam Xiao Zhan.

“Siapa?” tanya Jiyang yang berdiri di samping kiri Xiao Zhan, memeluk lengan seorang pria.

Xiao Zhan menoleh menatap Jiyang bersama seorang pria. Mata pria itu seperti predator yang mengintai buruannya, menatap Xiao Zhan seolah Xiao Zhan itu mangsanya. Xiao Zhan menggeser duduknya memberi ruang untuk Jiyang dan pria itu duduk.

“Zhan, kenalkan dia Haoxuan.” Jiyang memperkenalkan pria yang duduk di sampingnya. “Kekasihku,” sambung Jiyang.

Xiao Zhan menatap Haoxuan tersenyum skeptis. “Xiao Zhan,” ujar Xiao Zhan.

Haoxuan tidak menyahut, pria itu hanya menatap Xiao Zhan dengan mata hazelnya. Tidak nyaman dengan tatapan yang dilayangkan Haoxuan, Xiao Zhan mengalihkan tatapannya, menatap lurus ke depan.

“Apa yang kau pikirkan?” tanya Jiyang menatap Xiao Zhan.

“Jiyang, apa kau percaya makhluk imortal?” tanya Xiao Zhan tiba-tiba tanpa mengalihkan tatapannya.

“Huh! Maksudmu?” Jiyang menatap Xiao Zhan terkejut.

“Vampir, dracula, werewolf, shifter atau sejenisnya. Apa kau percaya mereka ada?” tanya Xiao Zhan, kini pemuda itu berpaling menatap Jiyang.

“Menurutmu?” sela Haoxuan.

Jiyang menoleh menatap Haoxuan, Haoxuan tersenyum menenangkan membalas tatapan kekasihnya, sementara pria cantik itu menggeleng samar.

“Apa kau pernah bertemu salah satu dari mereka?” tanya Haoxuan menatap Xiao Zhan tajam.

Xiao Zhan membalas tatapan Haoxuan tak kalah tajam. “Apa kau salah satu dari mereka?”

“Jika iya, kenapa?” sahut Haoxuan.

“Ekhem, Sayang sudah.” Jiyang mengusap lengan Haoxuan lembut, pria cantik itu menoleh menatap Xiao Zhan. “Zhan, kau kenapa?” tanya Jiyang.

“Lupakan,” kata Xiao Zhan mengalihkan tatapannya ke arah lain.

Haoxuan tersenyum miring, pria itu tidak mengalihkan tatapannya sama sekali dari Xiao Zhan. Jiyang menoleh menatap Haoxuan, menggeleng agar pria itu menghentikan tatapannya pada Xiao Zhan.

Xiao Zhan berdiri menyampirkan ransel hitamnya di pundak kiri, pemuda manis itu pergi berlalu dari Jiyang. Tak dihiraukannya Jiyang yang berteriak memanggilnya. Entah kenapa Xiao Zhan sedikit tidak suka dengan kekasih temannya itu, tatapan pria itu sama seperti si pria bermata tajam tadi malam.

Xiao Zhan berjalan masuk ke dalam hutan yang tidak jauh dari area universitas. Hutan rimbun yang banyak ditumbuhi pohon-pohon besar. Pemuda manis itu menghentikan langkah kakinya dan menghembuskan napas kasar.

“Kenapa kau mengikutiku?” ucap Xiao Zhan berdiri memunggungi seseorang yang bersembunyi di balik pohon besar.

Senyum miring tercetak di bibir sosok itu, benar tebakannya kalau pemuda manis ini sangatlah peka dengan sekitarnya. Xiao Zhan tahu jika ia diikuti dari pertama ia berjalan ke taman tadi. Yibo keluar dari balik pohon, pria itu secepat kilat sudah berada di hadapan Xiao Zhan.

Terkejut karena pergerakan Yibo yang begitu cepat, Xiao Zhan mundur selangkah ke belakang. Pria itu berdiri di hadapan Xiao Zhan dengan senyuman yang sangat menyebalkan menurut Xiao Zhan. Mata rusa Xiao Zhan menatap tepat ke mata tajam Yibo. Xiao Zhan terdiam beberapa saat melihat netra Yibo yang berwarna coklat terang, yang berkilau di terkena pantulan sinar matahari.

“Siapa kau?” tanya Xiao Zhan tidak ada nada ketakutan disuara pemuda manis tersebut.

“Aku ... sama sepertimu, manusia.” Yibo menjawab sambil berjalan mengitari Xiao Zhan. Mata tajam itu tidak lepas meskipun sedetik saja dari wajah Xiao Zhan.

“Tidak ada manusia sepertimu,” sahut Xiao Zhan. “Siapa kau sebenarnya?”

Yibo tersenyum skeptis, pria itu menggeleng bertepuk tangan pelan. “Kau bisa cari tahu sendiri, siapa aku sebenarnya.”

“Kenapa kau mengikutiku?”

“Kau milikku, Xiao Zhan,” ucap Yibo.

Kening Xiao Zhan mengernyit, ini baru kedua kalinya mereka bertemu. Dan pria di depannya ini dengan seenaknya mengatakan jika Xiao Zhan miliknya. Sungguh pernyataan yang tidak masuk akal, pikir Xiao Zhan.

Woshh!

Xiao Zhan terkejut dengan kedatangan Dalu yang begitu cepat. Tubuh pemuda manis itu limbung, beruntung dengan refleks yang begitu cepat Yibo menangkap pinggang Xiao Zhan. Yibo menempelkan hidungnya di leher Xiao Zhan, bau manis menguar dari ceruk leher pemuda tersebut.

Tangan Xiao Zhan bertumpu pada lengan kekar Yibo, terkejut karena suhu tubuh pria yang tengah memeluknya ini begitu dingin. Lebih terkejut lagi ketika rasa dingin, basah bercampur geli di area lehernya. Mata Xiao Zhan terpejam, tubuhnya meremang ketika Yibo menghembuskan napasnya di leher Xiao Zhan.

“Kenapa kau begitu manis,” gumam Yibo, memejamkan mata menghirup wangi di leher Xiao Zhan.

“Wang Yibo!” Dalu berteriak kesal melihat Yibo yang menurut Dalu sedang bermesraan di hadapannya. “Cepatlah!” sambungnya.

Membenarkan posisi berdiri Xiao Zhan, Yibo melepas pelukannya. Pria itu membenarkan rambut hitam Xiao Zhan yang sedikit berantakan, mengusap bekas merah di leher Xiao Zhan dengan sentuhannya yang sensual. Mendatangkan gelenyar nakal pada tubuh Xiao Zhan.

Xiao Zhan terdiam menggigit bibir menahan erangan yang berusaha lolos dari bibirnya. Wajah dan telinganya memerah karena perlakuan Yibo.

“Wang Yibo, ingat namaku baik-baik, Zhan.” Yibo kembali memajukan wajahnya sekali lagi menghirup aroma Xiao Zhan.

“Kita sudah ditakdirkan bersama,” ujar Yibo kemudian berbalik berlari dengan kecepatan di atas normal menyusul Dalu.

•••

Vampire Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang