5

215 21 1
                                    

"Dasar itik. Bagaimana bisa kau bertindak sembrono begitu?"

"Apa gunanya agensi kalau kau bisa melakukan hal itu sendiri?"

"Penggemarmu dan pembencinya akan bekerja sama untuk kembali menghujatnya"

"Gadis itu memang selalu sial sejak dulu"

"Dia pasti sedang di atas awan karena melihat video klarifikasimu"

"Jin hyung akan tertawa saat membuka instagram"

"Nikahi saja dia kalau kau suka"

"AKU TIDAK MENYUKAINYA"

Jimin memandang kesal pada saudara-saudaranya. Dengan tampang kesalnya dia kembali melangkah-menuju pintu.

"Kau menyukainya. Akui saja itu"

"Aku hanya kasihan dan merasa bersalah"

"Kau selalu mengatakan itu sejak dulu"

"Aku hanya menganggapnya adik"

"Kau juga mengatakan itu dulu"

"SUDAH KU BILANG AKU TIDAK MENYUKAINYA. AKU MENYUKAI PARK HYERIM!", teriak Jimin sebelum keluar dari ruangan meninggalkan para saudaranya yang tertawa-senang karena menggoda Jimin.

Umji mengelus lembut tangan ibunya yang sudah keriput dan sedikit hangat. Matanya menatap sedih selang-selanf infus dan benda lainnya yang terpasang di badan ibunya. Sudah 2 Minggu dia tidak berkunjung karena sangat sibuk belakangan ini. Sibuk dengan kasus yang bahkan dia sendiri tidak terlibat di dalamnya. Juga dengan sedikit urusan perkuliahan.

Sebelum menandatangani kontrak dengan HYBE, dia memilih melanjutkan studinya dan sekarang hampir satu tahun dia kembali sibuk dengan dunia perkuliahan. Dan sudah 3 tahun ibunya terbaring koma.

"Eomma, banyak hal yang terjadi dan sangat merepotkan. Aku bahkan tidak  mau menceritakannya karena sangat kesal dengan itu. Tugas kuliahku juga semakin banyak setiap kali pertemuannya. Rasanya sangat lelah tapi aku menikmatinya. Aku tidak sanggup hanya berdiam diri menunggu eomma sadar, itu hanya membuat depresiku kembali. Jadi begini lebih baik. Maaf karena aku akan jarang menemuimu  mulai sekarang", ujar Umji sambil mengelus sayang wajah ibunya. Matanya membola melihat ibunya dengan tiba-tiba kejang-kejang.

Dengan panik dia menekan tombol darurat sambil menggenggam erat tangan ibunya. Hatinya sudah tidak karuan dan degup jantungnya berdetak keras hingga membuatnya merasa sakit. Keringat dingin membasahi dahinya. Bagaimana ini, pikirnya? Apa ibunya akan pergi? Apa ibunya sedang kesakitan sekarang? Kenapa dokter lama sekali?

Dia dengan gusar mondar-mandir di luar ruangan ibunya. Sesekali melihat dari jendela entah apa yang di lakukan dokter di dalam sana. Kenapa bisa seperti ini? Seharusnya semua baik-baik saja kan? Ibunya sudah mendapat pendonor darah dan sudah menjalani operasi, waktu itu dokter bilang semuanya sudah membaik namun ibunya akan koma untuk beberapa saat. Tapi kenapa?

Tubuhnya langsung menegang begitu dokter keluar dari ruangan ibunya. Dokter itu bernama Park Junggo, menatapnya Lamat sebelum tersenyum tipis. Tangannya dengan pelan menepuk bahunya.

"Semuanya sudah baik-baik saja sekarang. Ibumu hanya kejang-kejang ringan. Itu hal biasa pada pasien yang koma selepas operasi stroke", ucap Dr.Park sambil menatapnya dengan lembut. Menatap wajah penuh kelembutan itu membuat hari Umji sedikit tenang dan yakin dengan kondisi ibunya saat ini. Setelah mengucao terima kasih dia kembali ke ruangan ibunya. Duduk sambil meneggelamkan kepalanya dengan frustasi di tangan ibunya.

Jarum jam menunjukkan puku 3 pagi dan Park Jimin sedang tidur dengan posisi duduk. Di depannya ada berbagai makanan dan sekotak hadiah yang berwarna biru mudah. Pria manly itu membuka matanya saat merasa ada sentuhan di tubuhnya.

Hot IssueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang