¹

11 0 0
                                    

Pagi yang cerah untuk mengawali senin yang membosankan. Hari senin itu mengapa cepat sekali datang nya. Menunggu hari minggu perlu 6 hari, sedangkan hari senin butuh semalam saja, sudah hari senin. Betapa menyedihkan hidup ini.

Rena Aurora, gadis cantik nan anggun, imut, pintar, baik hati, dan tidak sombong, rajin menabung, tidak mungkin tidak ada yang mengenalinya. -Banyak nya gelar beliau, tapi sungguhan loh, gelar nya itu bukan hanya bualan semata-. Sedang bersiap siap untuk berangkat ke sekolah tercintah~

Dia bersenandung kecil sambil menuri anak tangga satu persatu, tersenyum sambil menyapa manusia manusia yang sudah terduduk rapi di meja makan.

"Pagi Pa"

"Pagi ma"

"Pagi kak Arga"

"Pagi Luna"

Lihatlah senyum nya yang begitu manis, gula satu pabrik pun mungkin kurang.

Papa nya hanya membalas dengan biasa, emak dan adek tirih, mencoba akrab. Padahal sesungguhnya dalam hati mereka sedang mengupat Rena, dengan kata-kata yang tidak berprikemanusiaan.

Sedangkan Arga? Tentu saja dengan senang hati menyambut kegembiraan adek tercinta, padahal sebelum Rena datang muka nya sangat tidak bersahabat kepada emak dan adek tiri. Tapi lihatlah sekarang, muka nya ber sumringah, jika ini karakter anime mungkin ada bunga bunga di sekitar tubuhnya.

"Sini na, duduk sebelah kakak"
Arga menggeser tubuhnya ke kursi yang lain dekat dengan papa Tio, padahal di kursi sebelum nya, di sebelah nya Luna duduk manis. Tapi karna sedari tadi mendengarkan ocehan tidak jelas dari Luna, dia akhirnya pindah dan membiarkan adek kesayangannya duduk disana.

Luna tampak tidak suka, namun dia tidak bisa protes karna itu hak Arga. Rena tidak tau harus bertindak apa, hanya mengikuti perintah si kakak.

Sarapan pagi itu hanya berisi detingan sendok menyentuh piring, tidak ada yang mulai percakapan, hingga.

"Luna sudah mengerjakan PR untuk hari ini sayang? " Tanya Lia, emak tirih Rena dan Arga

"Sudah ma" Jawab Luna dengan senyuman manis, tapi terlihat memuakkan di mata Arga.

"Arga, tugas kuliah udah disiapkan semua" Kali ini Lia bertanya pada Arga

"Apa peduli mu" Jawab Arga ketus

"Arga, jaga sikap mu, dia mama mu! " Tegas Papa Tio

"Males banget, mama Arga cuman Mama Nia, titik gak akan berubah! " Jawab Arga, lalu berdiri dari kursinya. Tio tampak geram, ingin berkata lagi tapi di hentikan oleh Lia

"Sudah, Mas, gak papa kok" Ucap Lia, berusaha memenangi suaminya. Arga mendengarnya merasa jengah

"Rena, ayok kakak antar" Ajak Arga sambil mengambil tas nya.

"Bai-"

"Kak aku juga yah? " Ucapan Rena terpotong oleh Luna. Rena tidak bisa berkata kata lagi.

"Gak, gua ajak Rena bukan Lo! " Jawab Arga

"Arga, tapi Luna juga harus berangkat kesekolah" Ucap Lia

"Gua bawak motor, mana muat. Lagian kan ada pak Eko(supir), yang nganterin dia" Jawab Arga malas. Agh, pagi ini benar benar membuat moodnya buruk

"Ya udah, kak Rena aja yang di anter pak Eko, Luna sama kak Arga" Ucap Luna tersenyum manis, benar benar bikin muak Arga.

"Apaansi, gua bilang gua ajak Rena bukan elo! " Suara Arga meninggi

"Arga! " Bentak Tio, yang sedari tadi diam.

Ah, masih pagi suasana rumah ini sudah mencengkam saja

"Sudah sudah, Luna biar sama kak Arga" Akhirnya Rena menengahi, dia tidak mau permasalahan ini makin panjang

"Gua ngajak lo Ren, bukan si Luna" Ucap Arga tak terima, sedangkan Luna sudah kesenangan

"Udah gak papa, gua sama Bara, tadi dia ngechat, bakalan jemput gua" Ucap Rena tersenyum. Lihat lah perubahan wajah Luna, yang tadi nya sumringah menjadi kusut

"Ouh, ya bagus lah kalau gitu" Setelah Agra berucap, terdengar suara klakson motor

"Nah, itu Bara udah nyampe. Kalau gitu, aku berangkat dulu ya. Pa, Ma" Ucap Rena menyalami Tio dan Lia

Lalu berjalan keluar rumah untuk menemui Bara dan berangkat sekolah.

"Lo jadi gak sama gua? " Tanya Arga, karna Luna tidak kunjung mengikuti Arga yang sudah bersiap akan keluar dari rumah setelah mengalami Tio dan Lia

Luna masih belum bereaksi apapun 'sialan lo, Rena. Lihat aja lo nanti di sekolah, habis lo sama gua' Batin Luna, lalu menyalami Tio dan Lia, dan mengikuti Agra ke luar rumah dan berangkat ke Bintara highschool.

Skip di Bintara Highschool

Rena turun dari motor Bara, dia merapikan rambut dan pakaian nya.

"Makasih ya, Bar" Ucap Rena sambil memberikan helm nya pada Bara

"Ya" Jawab Bara singkat

Rena sudah bersiap akan pergi menuju kelas nya, tapi Bara menahannya

"Tunggu, ke kelas barengan aja" Ucap Bara, lalu turun dari motor. Rena hanya diam menurut

Kini Rena dan Bara berjalan bersebelahan di koridor sekolah, dengan Bara yang sibuk dengan game nya dan membiarkan Rena yang tidak tahu harus melakukan apa. Mereka berjalan beriringan menuju kelas, kelas mereka hanya dipisahkan dinding, alias bersebelahan. Semua murid yang mereka lewati menatap mereka sambil berbisik bisik, itu sudah biasa, karna siapa yang tidak kenal dua sejoli ini. Semua penjuru sekolah sangat tahu, bahkan hingga guru guru pun tahu, cewek primadona sekolah dan Setter dari club Voli sekolah. Mereka selalu menjadi top pasangan sejak mereka pacaran 1 tahun lalu. Jika Rena ingat ingat lagi betapa lucunya Bara menyatakan cinta nya waktu itu.

Satu tahun lalu.......

...

Tebeceh~

Chapture awal sudah selesai...
Terimakasih sudah membacanya, jangan lupa vote dan komen yang baik yah😉😻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Two PersonalityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang