Satu

50 7 0
                                    


Dane membawa nian ke kamar yang beberapa menit lalu dane pesan, dane menyuruh nian untuk duduk dipinggiran kasur sedangkan dane berdiri tepat dihadapan nian.

"Bapak... udah pernah lakuin ini sebelumnya?" Tanya nian sedikit ragu.

"Lakuin ini... seperti apa?" Dane juga sedikit bingung menjawabnya.

"Kan biasanya saya yang ngontolin orang nih, tapi sekarang malah saya yang mau dikontolin. Bapak pernah ngontolin orang yang punya kontol juga?"

Dane tertawa kecil mendengar penuturan nian yang sudah semakin ngaco.

"Saya boleh panggil kamu dara?" Tanya dane sembari tangannya menyingkirkan anak rambut nian.

Nian membelalakkan matanya kaget, "kok bapak tau nama saya yang gak dikenalin orang?"

Dane mengangkat bahunya bertanda dia tidak tahu.

"Saya cuma mau panggil kamu dara."

Dan dijawab anggukan oleh nian.

Nian berdiri dari duduknya, tangannya mengelus bahu kokoh dane.

"Kalo gitu saya panggil nya diganti dengan daddy?" Tidak hanya membisikkan kata tersebut nian juga tanpa izin mengulum daun telinga dane.

Dane mendorong nian ke tempat tidur, "nakal sekali kamu!"

Dane pun mengukung nian dibawahnya, bibirnya sudah bergerilya dileher nian, tak hanya itu tangannya juga mulai menggoda tubuh nian.

"Katakan! Kamu mau apa sebelum saya lanjutkan."

Nian menatap dane dengan mata memelas, "dara mau kontol daddy, dara mau dikontolin daddy."

Dane tersenyum,

"Permintaan yang sangat bagus," ucap dane dengan tangannya yang berusaha membuka kaos nian.

Nian menutupi bagian dadanya dengan kedua tangannya, dane yang melihat itu mengangkat satu alisnya bingung.

"Maaf ya dad, dara gak punya tete, jadi daddy gak bisa nete kaya yang lain." :(

Dane menurunkan kedua tangan nian yang menutupi dadanya, diusapnya beberapa kali pentil nian, tak hanya itu saja dane juga menarik, memilin bahkan sekarang sudah dikulum dan dikenyot dengan bebas.

"Dadhhhh..."

Dane yang mendengar lenguhan nian melepaskan hisapannya, "yang seperti ini kamu bilang tidak punya tete?"

Setelah bosan dengan posisinya, dane mengubah posisinya dengan nian duduk diatasnya.

Kedua tangan mereka sibuk saling bergerilya, sampai pada tangan nian yang menggoda kejantanannya dane.

"Mau coba boleh?" Tanya nian dengan wajah polosnya.

Setelah mendapat persetujuan dari dane, nian pun merosot kebelakang guna menyetarakan dengan sang kejantanan dane.

"Halo dane junior." Sapanya dengan tangannya yang sudah menangkup sebagian kejantanan dane, tak lupa juga nian meniup pas sekali di depan kejantanannya.

Setelah selesai acara hand job dan blow jobnya nian kembali keatas pangkuan dane.

Nian merasakan sudah benda super besar itu diselangkangannya, sampai ia tak sadar menggerakan bagian bawahnya membuat dane sedikit melenguh.

Mendengar lenguhan dari dane membuat nian semakin gencar menggerakkan pantatnya yang masih dibalut dengan celana pendek.

"Dara saya sudah tidak sabar." Geram dane tepat di telingan nian.

Niannya kini direbahkan kembali, lalu dane mengambil beberapa bantal dan diletakannya dibawah pinggang nian.

"Dadhhh dahhraahh udah ghakhh kuathhh." Ricau nian yang semakin ingin lanjut kebagian intinya.

Dane dengan nakalnya menggoda kejantanannya yang digesekkan di hole nian, dane membuat nian frustasi.

"Dadhhh... jhanganhhh dihhh gituinhh, langhsunghh ajhahh..."

Dane semakin gencar menggoda nian, bahkan tangannya sudah bermain dikejantanan nian.

"Ra, kalo langsung masuk nanti bakal sakit, pemanasan dulu ya.." tawar dane yang melihat nian semakin frustasi dengan sentuhan sentuhan yang dane beri, nian merasa sebentar lagi menuju puncaknya.

Dane berhenti menggoda nian, nian memandang dane memelas. Tapi tak lama dane memasukkan jari tengahnya menyapa sanggar yang akan dane senggami.

Nian merem melek dibuatnya, antara sakit, geli dan sensasi baru yang nian rasakan membuat nian membusungkan dadanya.

Dane menambahkan jari telunjuknya untuk mengoyak, kedua jarinya bergerak menggunting membuat nian semakin erat meremas jari jari dane.

Dilihatnya nian akan mencapai puncaknya kembali, dane menambahkan kedua jarinya masuk kedalam tubuh nian, nian menjerit.

Setelah nian sudah mencapai pelepasannya dane melumuri kejantanannya yang sudah dipasangkan dengan alat kontrasepsi itu dengan cairan nian.

"Ra, saya masuk ya." Izin dane sebelum memasukkan kejantanannya, sedangkan nian hanya mengangguk sebagai balasannya, dirinya sudah tidak mampu menahannya lagi.

Perlahan kepala kejantanan dane masuk menyapa nian didalam, nian menjerit kesakitan seperti bagian bawahnya tersobek oleh benda yang keras.

Dane berhenti sejenak agar nian membiasakan diri, nian mengelus salah satu tangan dane yang sedari tadi mengukung nian untuk menopang tubuhnya.

Setelah dane mendapat sinyal dari nian pun mendorong kejantanannya hingga sebagian masuk kedalam nian.

Dane bergerak dengan cepat, tidak peduli nian dibawahnya yang masih kesakitan tapi juga keenakan.

Setelah nian sudah mulai terbiasa, dane membalikan posisinya menjadi nian yang berada dipangkuannya, pinggulnya bergerak menggoda kejantanan dane.

Cukup lama berada diposisi itu dengan gerakkan yang santai, kedua tangan dane menggapai pinggul nian lalu digerakkan dengan kecepatan yang  tinggi.

Nian menggeliat katika sang kepala kejantanan dane menyentuh titik nikmatnya, tak lama ia pun mencapai puncaknya, badannya bergetar hebat dan tubuhnya mulai melemas.

Dane membiarkan nian ambruk diatas badannya beberapa saat sebelum dane mengukung nian dari belakang. Tangannya tak tinggal diam, sesekali meremas, menepuk dengan keras pantat nian, jangan lupakan dada nian juga salah satu mainan tangan dane.

Double DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang