Tiga

18 2 0
                                    


Nian dan dane sekarang tengah berada diruang meeting, meeting kali ini membahas drama yang akan diperankan oleh nian.

Sedari tadi dane tidak memperhatikan penjelasan yang ada dilayar, dane sibuk memandangi nian yang ada diseberangnya.

Nian sesekali menatapnya tajam, sungguh, dane membuat fokusnya teralihkan.

Dengan godaan yang dane lontarkan membuat nian sesekali menghela napas kesal. Pasalnya, atasannya ini memandang lapar kearah dirinya sedari meeting dimulai.

"Baik, menurut bapak bagaimana tanggapan dari penjelasan Bu ana?"

Dane bergegas meneggakkan tubuhnya, lalu ia pandangi monitor di depannya.

"Menurut saya, alangkah baiknya kita mengganti sedikit konsepnya. Dar- maaf maksud saya niandara kurang cocok dengan konsep drama dark."

"Saya suka ceritanya, tapi lebih condong ke arah percintaannya. Karena menurut saya dia kurang cocok untuk konsep bad boy."

Nian yang dari awal sudah senang dengan konsep yang ia idam idamkan pun terpaksa harus menguburnya.

"Baik pak, nanti saya akan revisi ceritanya."

"Dari Bu ana, apakah ada tambahan?"

Bu ana yang ditanya pun membalas dengan gelengan singkat,

"Cukup."

"Apa ada tambahan lagi dari pak dane?"

"Cukup."

"Baik, rapat untuk kali ini sampai disini. Terima kasih dan mohon kerja samanya."

Lalu satu persatu pun keluar dari ruangan tersebut, hanya tersisa nian dan dane yang masih menetap di singgahnya.

Nian menatap tajam atasannya itu,

"APA!" Sentaknya, membuat dane tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Ayo sayang keluar," ajaknya, nian masih berdiam diri ditempatnya.

Dane mendengus geli, "kenapa sayang?" Tanyanya dengan lembut, jemarinya mengusap kepala nian.

Nian masih betah untuk diam.

"Oke oke, eskrim sama sushi sepuas kamu." Tawar dane.

Nian mulai sedikit goyah dengan tawaran tersebut.

"Tambah udon marugame sama richeese, biar kamu bisa ngomong."

Nian tersenyum lebar,

"DEAL."

Dane menghela napas lega, dia tidak mempermasalahkan dengan semua itu, yang terpenting dara-nya mau kembali berbicara dengannya.

"So..."

"Jadi aku mau coba peran badboy, tapi kamu gak izinin." Jelasnya.

Dane menatap nian dari atas sampai bawah dengan alis terangkat satu, lalu dia terkekeh gemas.

Nian mengedipkan matanya berkali kali, kebingungan mengapa atasannya menertawainya.

"Kenapa?"

Alih alih menjawab, dane mengelus puncak kelala nian dengan lembut. "Kenapaaa??" Ulang nian.

"Saya gak mau mati muda liat kamu jadi anak nakal, pasti bukannya maco nanti kamu anak kecil pake jaket hitam terus naik odong odong haha." Jawab dane diakhiri tawa kecil.

Nian cemberut dibuatnya, menatap dane sebal.

"Ah bapak mah ngeselin, udah lah saya gak mau ngomong sama bapak seminggu. Tapi, makanannya tetep saya terima, tapi saya gak mau ketemu sama ngomong sama bapak. Titik." Ujar nian lalu pergi meninggalkan dane sendirian.

Lagi lagi dane hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

Double DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang