Dua

64 8 0
                                    


Dane mempercepat gerakan pinggulnya, salah satu tangannya bertumpu di pinggang nian dan satu tangan lainnya memainkan bongkahan nian yang sangat menggoda.

"Dadhhh dahjraahhh mauhhh kehh luarhhhh..." ricau nian, dane yang mendengar itu semakin mempercepat hingga dua kali lipat membobol senggama nian.

"Aahhh..." desah dane setelah selesai dengan pelepasannya.

Dane mencium kening nian dari belakang, tanpa melepaskan penyatuannya dane membalikkan tubuh nian lalu menggendongnya ke mini dapur yang disertai dengan meja makan minimalis.

"Mau kemana?" Tanya nian bingung.

"Saya haus, mau minum yang dingin dingin biar seger." Jawab dane terlampau santai sembari salah satu tangannya menyangga tubuh nian.

"Tapi kan bisa lepas dulu itu nyaaaa..." rengek nian, dane yang gemas pun menyodorkan gelasnya kearah nian, nian dengan nurutnya meminum air tersebut.

"Ra, tau ngga?" Tanya dane, nian menjawab dengan mengangkat salah satu alisnya. "Saya punya wishlist ngewe di meja makan tau, mau coba gak?"

Nian menghela napas lelah, ada ada saja keinginan atasannya ini.

"Gak ada tempat yang lebih ekstrim lagi apa selain di meja makan?" Tanya nian dengan malas.

"Ada," jawab dane. "Di parkiran bawah terus ngelakuinnya diatas kap mobil hahaha."

Sungguh nian tidak habis pikir dengan atasannya itu,

Dane mendudukkan dirinya diatas meja makan, nian yang ada dipangkuannya pun menggerakkan pinggulnya. Milik dane yang semula mengecil pun kini terbangun lagi.

"Sshhh..." desisnya, kala gerakan nian semakin brutal.

"Daddhhhh inhiihhh enhakkhhhh..." ricau nian yang tak henti hentinya menggerakkan pinggulnya.

Dane yang mulai geregetan pun meraih pinggul nian dengan kedua tangannya lalu menghentakkannya lebih dalam, yang mana sampai ke titik kenikmatannya nian.

Bukan hanya sekali tapi berkali kali dane melakukannya hingga nian lemas tak berdaya setelah pelepasannya yang entah keberapa kalinya.

Dane menggulingkan tubuh nian, lalu kembali menggempur nian dengan gerakan santai tetapi dane menghentakkan miliknya kedalam lubang nian sampai tak tersisa, hingga nian berteriak.

Setelah pelepasannya yang entah kesekian kalinya, dane membaringkan kembali tubuh nian diatas kasur, dan lagi lagi tanpa melepaskan penyatuannya.

"Bisa dilepas dulu gak? Dara capek mau bobo gak bisaaa." Rengekan nian kembali terdengar, pasalnya memang benar benar tidak ada celah untuk melepaskan penyatuan mereka.

Dane terkekeh, "ohh ini, kelakuan si jago ranjang hahaha." Goda dane dengan tangannya yang gemas memainkan kedua pipi nian.

"Serius dara capek banget, tapi kalo masih masuk gini penginnya lagi dan lagi." Ucap nian sembari menggoyangkan pinggulnya pelan.

"Saya yang gerak, kamu tinggal nikmatin aja."

Dane sudah bersiap siap untuk ronde selanjutnya, sungguh nian rasanya dibawa terbang kelangit, pasalnya servis yang atasannya kasih memang tidak main main kenikmatannya.

Dane sangat menikmati tubuh nian hingga ia tidak sadar hari sudah tidak petang lagi, kalau saja nian tidak menangis meraung raung mungkin tidak akan berhenti sampai sekarang.

Pukul lima sore, sudah seharian keduanya tertidur. Dane yang lebih dulu membukakan matanya, tidur seharian membuat kepalanya pusing.

Ditolehnya ke samping kanan yang nampak seseorang yang masih menikmati mimpinya, dane tersenyum bangga kala melihat karyanya yang merah keunguan itu terbar di leher hingga bahunya, itu baru bagian atas pasti bagian bawahnya lebih indah.

"Raa..." panggilnya pelan didepan wajah nian, sesekali mencium pipi nian. "Bangun yuk, makan dulu. Udah seharian loh belum makan."

Nian menggeliat karena tidurnya terganggu, "apasihh..."

"Ra, bangun tidur langsung ngewe kayaknya enak deh." Bisik dane ditelinga nian, tak lupa juga meniupnya.

Nian langsung membuka matanya lebar, yang benar saja, atasannya ini sangat kelebihan hormon sekali.

"Gak ada ngewe ngewean! Titik!" Bentaknya, tangannya tak lupa nian pukulkan ke dada bidang dane.

"Masih sakit tau, kalo mau lagi cari orang aja sana!" Ucap nian sembari bangun dari tidurnya.

Nian mencoba berdiri tapi kedua kakinya lemas dan bergetar, bagian bawahnya sangat sakit seperti dipatahkan. Nian yang tak kuat pun menangis.

Dane terkejut bukan main, dengan perasaan iba dane mendekati nian yang masih berdiri di pinggir kasur.

"Dara mau kemana?" Tanya nya lembut, tangannya dane usapkan di puncak kepala nian.

"Ini tuh pertama kalinya tau buat aku, bapak malah gempur aku, kalo aku gak nangis mungkin gak berhenti sampe sekarang." Gerutu nian sembari sesenggukan.

Dane mengerutkan keningnya, "bapak?" Tanyanya.

"Bapak siapa?" Tanya dane lagi.

Mata nian membulat sempurna, " ya kamu lah, siapa lagi yang abis ewe in aku?"

Dane berdecak, "gak ada panggilan lain apa? Udah bagus bagus daddy malah diganti jadi bapak."

"Daddy khusus pas ngewe aja." Ucap nian dengan cepat.

"Yaudah, ayo ngewe!" Ajak dane dengan penuh semangat.

Nian memutarkan bola matanya, "dasar kelebihan hormon."

Double DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang