Empat

22 5 2
                                    



Dane sudah menunggu dimobil dari 30 menit yang lalu, tapi nian masih belum juga menampakkan batang hidungnya.

Tiga minggu setelah acara anniversary anumerta group, kini nian dan dane semakin dekat. Selama tiga minggu juga nian sering kali mengosongkan jam makan siangnya hanya untuk pergi makan siang bersama atasannya itu.

Contoh lainnya seperti sekarang, malam minggu dan mereka berencana pergi nonton bioskop setelah dane pulang kerja.

Berkali kali panggilan sudah dane layangkan, tapi nian tak kunjung menjawabnya. Dane semakin dibuat frustasi.

"Halo, kamila."

"Iya pak, ada apa ya?"

"Bisa kasih tau password pintunya nian?"

"Oh bisa pak, password nya tanggal lahirnya nian."

"Baik, terimakasih."

Setelah menghubungi manager nian, dane langsung bergegas menuju rumah kecil yang sedari tadi ia pandangi.

Pip pip pip pip

Cklek

Terbuka,

Dane langsung mencari keberadaan nian.

"Dara!!"

Dane terkejut, pasalnya dia menemukan nian yang terkulai lemah di atas sopa.

"Bapak.." panggilnya lemah.

Dane tanpa babibu langsung mengangkat tubuh nian dan membawanya ke mobil, baru saja dane menginjakkan pedal gas, nian sudah tak sadarkan diri.

3 hours later

Nian membuka matanya perlahan, tangannya yang masih lemah berusaha menggapai kepala yang bersandar diranjangnya.

Dane terbangun dari tidurnya, "apa ada yang sakit?" Tanya dane lembut, tangannya mengelus pelan kepala nian.

Nian menggeleng,

"Kenapa aku disini?" Tanyanya.

Dane menghela nafas sebelum menjawab.

"Maaf ya sayang, saya gak bisa jaga adek." Jawab dane pelan, tangannya beralih mengelus perut nian.

Dahi nian mengerut, bingung.

"Hah?"

Nian hanya tidak tau mau bereaksi bagaimana. Adek? Sayang? Gak bisa jaga? Apa maksudnya?

"Dara sayang, perutnya sakit nggak?"

Nian mengelus perutnya. Sial, nian baru sadar merasakan nyeri di perutnya. Nian mengagguk, lalu disusul dengan rintihan pelan.

"Dokter bilang, usia kandungannya baru 2 minggu dan mereka meninggal karena kamu mengonsumsi obat nyeri yang berlebihan-"

"Tunggu, kandungan?"

Dane mengangguk, "iya, kamu hamil."'

Nian terkejut, "terus mereka itu siapa?"

"Dokter bilang janinnya dua, berarti kembar."

"Terus, kemana mereka?"

Dane menunduk sebentar menguatkan diri, "dara sayang mereka sudah ada ditempat yang paling indah, ikhlas yah."

Detik itu juga nian mulai menangis,

Perasaanya bingung, sedih dan rasa bersalah menjadi satu. Nian tak menyangka bahwa pertama kalinya digagahi sang atasannya akan membuahkan hasil dengan cepat.

Nian masih menangis dipelukkan dane, sebenarnya dane juga bingung ingin bereaksi apa, singkat, padat, dan membuat nian hamil. Padahal niat awalnya dane hanya ingin membantu nian.

Masih belum selesai dengan kebingungannya, kini dane harus menerima bahwa janin yang dikandung nian harus ia relakan.

"Bapak sedih?"

"Bapak siapa?"

Nian menggerutu dibuatnya.

"Daddy sedih?"

"Sedih sayang, apalagi mereka berdua, pasti lucu. Tapi gapapa, selagi kamu masih disini saya gapapa."

"Dara minta maaf yaa?" Ujar nian dengan kepala tertunduk dan memainkan jarinya.

Dane kembali mengelus kepala nian, "dara sayang, lain kali kalo sakit bilang saya ya, gak boleh dipendem sendiri, apalagi sampai konsumsi obat berlebihan, ya?"

Nian menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, "janjinya mana dulu," ujar dane sembari menyodorkan jari kelingkingnya.

"Iya, janji." Nian pun mengaitkan jari kelingkingnya kapada dane.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Double DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang