UANG KEEMPAT

260 31 0
                                    

07:02

"Rajin juga lo bangun pagi" Ucap Chika ketika melihat Ara yang telah sarapan di meja makan.

"Iyalah bego. Gini gini pun gue rajin" Balas Ara.

"Ga nanya"

"Pagi pagi jangan nyari perkara deh,cape gue"

Chika pun terdiam dan ikut duduk menyantap makanan yang juga telah disediakan untuk dirinya.

"Udah packing barang blom?" Tanya Ara.

"Barang apaan"

"Kan hari ini mau ke Amerika. Pikun lo? Dasar nenek buyut!" Ledek Ara.

Namun Chika memang tak mengerti.
"Emang lo pernah ngomong?"

"Kemaren"

"Ohhh iyaiyaiya"

"Inget juga lo nek"

Ara terus mengatai Chika tapi Chika pun tak peduli karena memang ia lupa akan hal itu.
"Pergilah sama cewe lo,ngapain sama gue? Gue ada kelas hari ini" Balas Chika.

"Gila lo ya,ntar ketauan Papah habis gue"

"Emang gue pikirin?" Ucap Chika dan berlalu meninggalkan Ara sendirian di meja makan.

"Asu bener tu anak. Kalo bukan karena Papah gue,gabakal gue nikahin lo ya bgst!" Lirih Ara dengan kekesalan yang berada di tingkat tinggi.
~

Percobaan kedua.

Tidak mungkin kan Ara pergi sendirian? Atau bersama dengan kekasihnya.
Maka,ia terus berusaha membujuk Chika yang sedang make up di kamarnya.

"Ikut ya?" Ajak Ara.

"Najis geli gue"

"IKUT YA ANJ"

"Gak! Dibilangin gue ada kelas juga" Balas Chika.

"Balik jam berapa emang?" Tanya Ara seraya mengotak atik dan mengacak acak alat make up milik istrinya.

Plak!

Chika pun menepis tangannya dan menjawab pertanyaannya.
"Jam 1"

"Yaudah gue pesen tiket jam 2. Gue mau keluar dulu sama cewe gue" Ucap Ara seraya meninggalkan Chika agar Chika tak menolaknya.

"Ck! Males banget dah anjir"
~

Di kampus.

Gubrak!

"Eh sorry sorry gue lagi buru buru!" Ucap Chika seraya menolong orang yang baru saja ia tabrak.

"Lah Fiony?"

"Chika?"

"Ara?"

"Chika!?"

"HAAAHH!?"

Kelas kosong..

Ya! Zee,Eli,Olla,Oniel membawa Fiony,Ara,Chika ke kelas kosong.

Namanya kosong berarti tidak ada siapa siapa disana.

Untuk apa? Jelas untuk membicarakan tragedi penting yang baru saja terjadi di dihadapan mereka semua.

Dimulai dari Zee.

"Lo ya Ara keterlaluan!" Bentaknya.
Ara pun hanya bisa diam.

"Lo itu udah beristri! Gue kira hubungan lo sama cewe matre ini udah kelar! Bukannya kemaren lo ngeluh sama gue!?"

"Zii gui cipi simi Fiony. Dia tih diting pis bitih iji,pis gidi bitih pisti selingkih"

"Bacot tau ga Ra!? Sekarang apa? Emang gila deh lo itu. Goblok segoblok gobloknya!"

Kemudian sang sahabat yang merasa di khianati pun juga mengangkat suara.

"Ternyata oh ternyata. Mana kemaren sok ngatain gue ya Fiony? Mana Fi? Ancaman lo kemaren itu mana? Gertakan doang kah?"

"Sumpah! Gue ga peduli sama lo dan Ara yang memang pacaran di belakang atau depan gue. Gue disini nikahin cewe kurang ajar lo itu yang begonya minta ampun itu karena orangtua nya. Dan anaknya? Emang peduli sama orangtuanya?"

Lanjut. Eli yang berbicara.

"Gue ga paham alur. Kalian teh lesbi?"

Karena takut masalah makin rumit. Maka Zee menjelaskan kepada semua saksi disana tentang Ara yang memiliki perbedaan.

"Oh gitu ye. Tapi ya gue ga nyangka sih Fio,ternyata emang lo dibelakang kita itu sebusuk itu ya? Kemaren lo tau kan kalo yang datang nemuin Chika ortunya Ara? Dan karena lo udah tau kenapa Chikanya masih di katain? Pake segala ngancem? Keren kah begitu mantan sobatzku?"

Kini Fiony..

"Gue gada maksud Chik. Oke,gue jujur kalo gue tau soal lo yang udah nikah sama Ara. Dan gue sakit hati lah Chik. Gue sama Ara udah lama,tapi kenapa lo yang nikah sama dia? Gue sayang ban-"

"Alah bacot diem deh janda pirang" Ketus Zee disaat Fiony membahas soal kasih sayangnya pada Ara.

"Lo kira gue gatau permainan busuk lo? Dan lo kira Ara cewenya cuma lo? Kalian sama sama busuk ya anjing!"  Sambung Zee.

"Bener apa kata temen lo?" Tanya Chika.

Fiony ingin bertanya seperti itu juga tapi ia sadar bahwa yang berhak berkata seperti itu hanyalah Chika yang telah menjadi istri sah Ara.

Ara pun mengangguk membalas pertanyaan istrinya.

"Nah itu cabangnya banyak. Plan kita ke Amerika batal. Lo pergi sama pacar pacar lo aja yak. Gue ada kelas,dan males buat bahas hal yang ga guna kya gini,jadi gue cabut duluan" Ucap Chika.

"Eh Chik Tunggu!" Sorak Eli,Olla,Oniel bersamaan.

Olla dan Oniel merupakan saudara kembar yang berbeda kelas dengan Chika. Mereka adalah sahabat Chika dan Eli.

Fiony? Ntahlah masih dianggap atau tidak.
~

Chika sakit hati.

Bukan karena fakta bahwa Ara yang memiliki banyak cabang.
Tapi karena Fiony yang telah mengecewakan dirinya.

Chika adalah seseorang yang jika sudah di kecewakan seperti itu maka ia tak kan peduli dengannya lagi.
~
Brak!

"Lo emang tiap masuk kemana aja gada etika? Gabisa pelan pelan?" Tanya Chika dengan kesal.

"Gue udah nyiapin segala barang lo di mobil,ayo buru ntar ketinggalan pesawat" Ucap Ara tiba tiba.

"Lah? Pergi aja dah sendiri,gue cape. Mana besok mau ngurus data diri buat di perusahaan Papah" Tolak Chika.

"Papah bilang data diri lo itu bisa diurus minggu depan setelah kita balik"

"Pergi aja kenapa sih,kan lo ada manager juga"

"Yakali gue pergi sendiri. Ntar apa kata temen temen Papah yang tinggal disana bego" Ketus Ara. Sejujurnya dia telah lelah membujuk sang istri,namun ia tak ingin terkena ceramah ilahi dari Ayahnya lagi jika ia meninggalkan istrinya dirumah.

"Ribet ah"

Mau tak mau Chika hanya bisa mau.

Ia ingin karena Papahnya,bukan karena Ara.

"Eh iya disono ada cewe lo ga?" Tanya Chika.

Ara mengangguk karena sibuk membalas pesan dari para wanitanya.

"Cewe ke berapa lagi itu"

"Cemburu lo?,buruan sono ke mobil aja duluan"

MONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang