UANG KETIGA

337 42 0
                                    

Saat ini keluarga Ara tengah berkumpul di rumah Chika.

"Gausah mewah mewah Pak,saya juga ngerti make up jadi biar saya yang make up in mereka. Mungkin,kita cuma mencari orang yang akan menjadi wali Chika" Ucap Ibu Chika.

"Ah iya ya.. bagaimana dengan Om Chika?" Tanya pak Suparman.

"Nanti saya kabarin saudara saya pak,dia lagi di jogja soalnya"

"Oke secepatnya ya,biar anak saya ini ga makin boros. Jika kalian sudah menikah,yang akan memegang uang adalah Chika" Jelas Ibu Maya.

"Loh Mah? Gabisa gitu dong. Masa iya Ara ga punya pegangan?" Tanya Ara dengan kesal.

"Mamah ga biarin Chika ngasih kamu duit banyak karena duit kamu itu habis terbuang ke pacarmu yang boros nya minta ampun!" Tegas sang ibu.

Ara hanya bisa diam dan berdecak kesal pada ibunya.
~

Hingga tibalah hari H.

Disana,hanyalah keluarga dan penghulu yang hadir.

"Ini saya sebut saudari atau saudara pak?" Tanya Pak Darvis yang merupakan wali Chika.

"Saudara saja pak. Karena memang begitulah harusnya" Jawab Pak Suparman.

"Baiklah. Saudara Zahran Nur Khaula bin Suparman,saya nikahkan dan saya kawinkan anda dengan keponakan saya Yessica Tamara binti Yusman dengan mas kawin uang 10M rupiah dibayar tunai" Ucap Pak Darvis.

Kini giliran Ara.

"Saya terima nikah dan kawinnya Yessica Tamara binti Yusman dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"

"Bagaimana saksi? Sah?" Tanya penghulu.

"SAHH!" Sorak keluarga Ara dan Chika bersamaan.
~

Dirumah Ara..

"Gila. Masih ga nyangka gue" Gumam Chika yang sedang duduk sendirian di ruang tamu yang super duper lebih besar dari ruang tamunya.

"Chika" Panggil pak Suparman yang telah menjadi ayahnya.

Chika senang karena mendapat seorang ayah yang sangat perhatian padanya.
Sebab,Chika tumbuh tanpa seorang ayah. Setelah ia lahir,ayahnya menghilang dengan selingkuhannya lalu menggugat Ibu Chika.

"Iya Om? Eh Pah?"
Chika masih tidak terbiasa memanggil Pak Suparman dengan sebutan 'papa'

Namun,Pak Suparman tak masalah mengenai hal tersebut dan membiarkan Chika sampai ia terbiasa.

"Haha gapapa nak,nanti kalian pindah ya ke rumah yang sudah om siapkan!" Seru Ayahnya.

"Jadi Chika tinggal sama Ara doang Pah?" Tanya Chika.

Pak Suparman pun menggeleng.

"Ada satpam,bibi,ada kokinya juga kalo mau" Tawar pak Suparman.

"Gapapa Pah, Chika bisa masak kok"

"Emang perfect banget kamu nak" Ucap Pak Suparman dengan bangga.

"Ngga deh Pah,Chika juga ada kekurangan kok. Ga semuanya Chika bisa lakuin" Balas Chika dengan rendah diri dan hati.

Kemudian Pak Suparman pun berbisik pada Chika.
"Yang jelas,kamu lebih perfect dari pacar Ara" Guraunya.

"Gaboleh gitu dong Pah. Kan cantik tuh" Ucap Chika yang membalas guruan ayahnya.

Tak lama kemudian. Ara telah tiba di ruang tamu dengan sejumlah barang yang akan ia bawa untuk pindah ke rumah barunya bersama Chika.

"Inget ya,tidur nya beda kamar!" Tegas Ara pada Chika yang juga tak peduli soal itu.

"Ara! Tak masalah kalau kalian pisah kamar. Tapi,jangan sesekali bawa pacar kamu ya kerumah itu. Kalo sampe papa tau,semua fasilitas kamu papa ambil untuk sementara waktu sampai kamu tobat!" Ucap Pak Suparman dengan tegas kepada anak satu satunya yang ia miliki.

Pak Suparman hanya ingin melihat masa depan Ara baik dan bersinar. Maka dari itu ia akan mempertaruhkan apapun demi anaknya.
Dan kini,ia berhasil mendapatkan Chika yang dapat menggunakan akal pikirannya dengan baik. Tidak seperti kekasih Ara maupun Ara yang hobinya menghambur hamburkan uang begitu saja.

"Yaudah deh buru,Ara pen tidur. Capek" Ucap Ara dengan sedikit kesal karena lagi lagi dirinya di ceramahi oleh ayahnya.

"Marah marah mulu,ntar keriput" Gumam Chika yang dapat di dengar oleh Ara.

"Diem lo"
~

Mereka pun tiba di kediaman baru milik Ara dan Chika.

"Papa pergi dulu,masih banyak kerjaan yang menumpuk di kantor" Ujar Pak Suparman yang pamit kepada anak anaknya.

"Iya Pah" Ucap Chika dan Ara.

"Eh iya,mama kamu tinggal dirumah Papah sama Mamah. Biar Mama mertua kamu ada temen dirumah"

"Ohh okee Pah"

Pak Suparman pun pergi meninggalkan rumah tersebut,sedangkan Chika dan Ara masuk ke rumahnya.

"Inget,ini kamar gue. Lo disana!" Ketus Ara.
"Hm"

"Beresin barang gue. Gue mau tidur" Sambung Ara.

"Siapa lo?"

Chika pun pergi meninggalkan Ara dan masuk ke kamar barunya karena ingin merapihkan barang barang miliknya.

"Hadeh cape juga" Keluh Chika seraya merebahkan diri di atas kasurnya.

Tiba tiba ada notif yang muncul dari orang yang tidak ia kenal.
Chika berusaha tidak peduli namun orang itu terus mengirimi nya pesan.

"Siapa dah"

Chika pun membuka room chat dari orang tersebut dan membaca seluruh pesannya.

Room chat
"Ohh pacar Ara ya?" Balas Chika.

"Iya,gue saranin lo jauh jauh atau ga ceraiin pacar gue kalo lo mau hidup tentram"

"Sayur udah,snack udah,susu udah,terus.. buah juga sudah. Apalagi ya kira kira?"

Ya,karena tidak mau berurusan dengan hal yang tidak menguntungkan baginya,maka ia hanya menitipkan catatan agar tak lupa dengan barang yang akan ia beli.

"Heh bajingan,lo buta ya? Gabisa baca?"

"Nitip doang su,pelit amat si lo janda pirang"

"Awas lo ya! Gue emang pirang tapi bukan janda!"

"Lonte pirang?"

Block!

"Eh? Saya di blokir kah ini?"
-
Gubrak!

"Etdah gada etika banget" Protes Chika begitu Ara masuk dengan mendobrak pintunya begitu saja.

"Lo bilang apa ke cewe gue hah!?" Ucap Ara dengan lantang dan berharap Chika akan takut dan menurut padanya.

"Nitip list belanjaan"

"Hah?"

"Ya nitip list belanjaan bego. Lo ga ngerti?" Ucap Chika yang membuat Ara semakin menjadi jadi.

"Udahlah su. Besok temenin gue ke Amerika" Pinta Ara dengan mendekat ke arah Chika agar bisa mengobrol lebih tentram dan damai.

Namun Chika malah memprotes dan menuduhnya.
"Lo belom mandi,jauh jauh sana. Atau.. lo mau perkosa gue ya!?"

"Babi! Gada guna gue ngobrol sama lo emang!" Kesal Ara.

Lalu Ara pergi meninggalkan Chika dengan pintu yang ia tutup dengan keras.

Sampai sampai para pelayannya bertanya tanya akan apa yang terjadi pada Chika setelah melihat Ara yang sedang marah besar.

"Non Chika gapapa!??" Tanya Bibi Feo yang langsung mendatangi kamar Chika setelah kegaduhan itu terjadi.

"Aih? Chika emang kenapa Bi? Kan lagi rebahan,gapapa apanya?"

"Eh?"

MONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang