1. Si Kutu Buku

94 7 3
                                    

"Chifuyu, katanya ada anak kelas tiga yang tidak lulus loh! Kau sudah tahu beritanya belum?" Tanya salah satu teman Chifuyu.

Yang ditanya hanya mengangkat bahu.
"Mana kutahu, aku ini bukan tukang gosip."

"Huh, sebaiknya kau segera beri ia pelajaran sebelum ia menjadi songong disini!" Ujar sang teman.

"Baiklah-baiklah itu sih gampang, di kelas mana ia berada?" Tanya anak laki-laki yang dipanggil dengan nama 'Chifuyu'.

"Dengar-dengar sih dari kelas 12-E."

Chifuyu tertawa ringan.
"Haha, dari kelas paling ujung."

𖦹⋆彡🍜꩜♪⋆

"Baji Keisuke, yang mana orangnya?" Tanya Chifuyu pada salah satu murid kelas dua belas yang ada di depan pintu kelasnya.

"I-itu dia." Tunjuknya pada seorang anak laki-laki berambut gondrong (namun dikuncir) dan berkacamata.

Chifuyu menautkan kedua alisnya, merasa bingung.

"Ah! Biar kutebak, dia tidak naik kelas karena tidak mau berangkat ke sekolah dan selalu bolos!"

Chifuyu memutar bola matanya setelah mendengar racauan tak jelas dari temannya.

"Sana kembali ke kelas saja kau!"

"Eh? Baiklah, selamat menikmati mangsa barumu!"

Selepas kepergian temannya, Chifuyu segera mendekat kearah anak laki-laki bernama Baji Keisuke. Berdiri tepat di depan meja lelaki itu.

"Siapa?"  Tanya Baji.

"Matsuno Chifuyu, kelas 10-B."

"Oh." Ia melanjutkan kembali aktivitasnya yang sempat terjeda beberapa detik.

Chifuyu menarik bangku yang berada di depan Baji, kemudian mendudukinya.

"Ini tulisan apa?" Tanya Chifuyu.

"Tora." Jawab Baji.

"Tora? Bukan begitu tulisannya, sini penamu."

Chifuyu menulis kata 'Tora' di kertas lainnya dan menunjukkannya kepada Baji.

"Begini cara menulis Tora." Jelas Chifuyu.

Baji tersenyum lebar.
"Wah, kau orang baik ya!"

Ah~ jantung Chifuyu bergetar dibuatnya.

"Omong-omong, kau sedang menulis apa?" Tanya Chifuyu.

"Eh? S-surat."

"Surat! Untuk seseorang? Menjijikkan!"

"Ck! Bukan urusanmu, sialan!"

"Hahaha, maaf-maaf aku hanya bercanda. Lanjutkan saja."

𖦹⋆彡🍜꩜♪⋆

'Si kutu buku tadi itu...'

'He.. ada apa dengannya?'

'Dia sedikit membuatku penasaran.'

'Pftt.. sudahlah paling besok kau sudah melupakannya.'

Chifuyu terbangun dari tidurnya setelah mengingat percakapan dirinya dan si teman kemarin sore.

"AKU TIDAK BISA MELUPAKANNYA!!!!"

Dengan cepat, Chifuyu segera bergegas mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Hari ini, ia rencananya tidak akan menemui si kutu buku itu lagi. Takut semakin kepikiran dengannya. Lagi pula, lelaki itu sepertinya bukan orang yang suka buat onar di sekolah. Yah, ia tidak naik kelas mungkin karena alasan lain. Chifuyu tidak ingin mengetahuinya, sebab itu bukan urusannya.

Setelah pulang sekolah, ia berniat mampir dulu ke minimarket untuk membeli minuman. Namun sebelum sampai di minimarket, tiba-tiba ada seseorang yang memukul kepalanya dari belakang.

"Apaan sih!" Ujarnya.

Ia segera memutarkan badannya, melihat siapa pelaku dibalik serangan dadakannya tadi.

"Kau yang memukul adikku yang paling manis ini, kan? Matsuno Chifuyu."

"Oh, dia! Siapa suruh kemarin main tendang-tendang kucing di depan mataku." Balas Chifuyu.

"Hajar saja dia kak! Memang Matsuno itu anaknya belagu!"

"Mau gelut nih? Ayo aja gua mah!" Chifuyu segera melepas almamater sekolahnya agar tidak kotor. Akan tetapi—

BUGH!

"Bajingan! Siapa lagi sih! Kau mengajak temanmu hah!?"

"Tentu saja! Jika kau berani mengganggu adikku, maka kau akan berurusan dengan kami semua!"

"Baiklah, aku akan melayani kalian satu-satu."

Namun ucapan itu tidak segampang yang ia pikirkan. Dirinya memang hebat, ia akui itu. Tapi jika lawan terlalu banyak hingga menyentuh 10 orang, bagaimana bisa ia akan menang?

"Ck! Sialan, aku hanya sendiri." Gumamnya.

"Wah! Ada apa ini? —Loh, kalian mengganggu Chifuyu?"

"Kau siapa hah?! Jangan ikut campur urusan kami!"
Lawan Chifuyu menarik kasar kerah baju milik seseorang yang baru saja menghampirinya.

"Sepuluh lawan satu itu benar-benar cupu loh." Ujarnya.

"H-hei! Kau sebaiknya per—" Ucapan Chifuyu terhenti tatkala ia melihat orang yang baru saja menghampirinya memukul wajah sang lawan dengan sekali pukulan. Dan hebatnya lagi, si lawan itu langsung tumbang.

Lagi-lagi jantung Chifuyu bergetar dibuatnya...

Orang itu segera melepas kacamata dan juga kuncir miliknya.

"Aku Baji Keisuke! Ketua divisi satu Tokyo Manji! Jika kalian berani melukai temanku, maka aku tidak akan segan-segan menghajar kalian!"

Matanya berbinar cerah melihat punggung orang yang baru saja menyelamatkan dirinya. Pria itu sangat keren, batinnya.


to be continue...














Hi hi hello!!! After 2 years akhirnya author kembali lagi dengan membawakan book baru untuk kalian semuaaaaaa!!!

Huh, sedikit cerita.. book ini author bikin karena lagi rindu berat sama bajifuyu😔😔😔

Oh iya! Pada chapter satu ini (mungkin chapter-chapter selanjutnya juga) author akan banyak mengambil momen bajifuyu yang ada di manga sama di anime ya! Tapi, author ubah-ubar sedikit dengan versi author sendiri! Sekian~

Jangan lupa dukung book ini dengan cara tinggalin jejak vote dan komen ya para readers, thank u all ♡.

𝗣𝗼𝗶𝗻𝗱𝗲𝘅𝘁𝗲𝗿 | 𝗕𝗮𝗷𝗶𝗳𝘂𝘆𝘂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang