6

108 12 0
                                    

"Oh! Boleh juga" gumam Minseok sambil menyerahkan helm ke Sehun. Matanya melihat tempat kencan mereka. Museum seni

"Aku mengerjakan pr ku semalam" ujar Sehun bangga sambil menyisir rambutnya dengan jari, "semalem aku bikin list panjang tempat kencan di Seoul. Nanti kalau sudah habis, kita bisa keluar kota"

Minseok menaikkan alis, "Seoul besar, banyak sekali tempat kencan disini. Nggak akan habis setidaknya dalam tiga tahun ke depan"

"Bisa dong kalo kita kencan tiap hari"

Minseok membesarkan matanya, "kamu ngajak aku kencan tiap hari?!"

Sehun mengangguk, "tenang aja, kutraktir, seperti yang aku bilang kemarin"

"Ini bukan masalah uang coy, tapi buat apa kencan tiap hari? Pasangan yang beneran pacaran pun pasti ada jedanya. Apalagi kita cuma pura pura"

Mendengar kata 'pura-pura' Sehun langsung mendengus

"Lagian kita kadang pulang sampe malem kalo ada kelas tambahan atau ekskul" tambah Minseok

"Di list yang kubuat juga ada kok resto buat dinner"

Minseok menhembuskan nafas, "Sehun, aku gak bisa sering sering makan malam diluar"

"Kenapa?"

"Keluargaku membiasakan untuk sarapan dan dinner bersama di rumah. Jadi aku gak bakal bisa sering makan malam di luar"

"Ohh" Sehun bergumam pelan

Minseok melirik cowok yang tampak sedih itu. Entah sedih karena Minseok menolak ajakan kencan tiap harinya atau sedih dengan fakta dia tidak bisa seperti Minseok yang punya tempat pulang untuk makan bersama keluarga

"Juga Sehun" tambah Minseok, "masa kamu mau menghabiskan semua uang yang diberikan orang tuamu untuk kencan kita? Ditabung dong, untuk keperluanmu atau untuk kencanmu di masa depan dengan cowok yang kamu suka itu nanti nanti"

Sehun melirik Minseok, bergumam dalam hati sekarang pun aku sudah menggunakan uangku untuk kencan dengan cowok yang kusuka Min.

"Orang tuaku hanya bisa memberiku duit, jadi kenapa tidak dipakai?" ada nada sinis dalam suara Sehun

"Hush gak boleh kayak gitu" tegur Minseok

"Sudahlah, ayo masuk" Sehun menggandeng Minseok masuk ke dalam museum

.

Minseok pernah dua kali kencan di museum. Tapi kencan dengan Sehun terasa jauh lebih menyenangkan. Mereka pergi dari satu lukisan ke lukisan lain. Menebak makna lukisan dengan menyambungkan judul lukisan itu, entah salah atau tidak, tapi mereka puas dengan tebakan mereka

"Kamu kan fotografer, masa gak bisa paham makna lukisan sih? Ini jelas jelas dia lagi capek, lihat dong ekspresi dan gestur tangannya"

"Jelas jelas dia sedang sedih, lihat dong perpaduan warna yang di dominasi warna abu" debat Minseok, "lagian ya seni foto dengan seni lukisan itu berbeda"

"Sekarang kita baca judul dan keterangannya" ujar Sehun. Mereka menunduk membaca papan kecil di samping lukisan tersebut dan membacanya

"Depresi berarti ya" gumam Sehun pelan. Salah semua tebakan mereka

Minseok berfikir sebentar, "sedih kan mendekati dengan emosi itu. Jadi aku dong yang menang"

"Eh capek juga bisa dikaitkan dengan depresi" ujar Sehun tak mau kalah

...

"Makasih kak" ucap Minseok sambil tersenyum ke arah barista yg ia mintain tolong untuk memotret dirinya dengan Sehun

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

From the StartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang