•
Asmaraloka
•
"kenapa putriku belum bangun juga?" Ucap khawatir dari seorang pria kepada seseorang yang kini tengah memeriksa keadaan seorang gadis yang terlelap manis di sebuah ranjang.
"Kemungkinan karena tubuh nona yang lemah, tubuhnya perlu waktu untuk pemulihan sejak kejadian 'itu'" orang yang memeriksa itu pun menghela nafas prihatin, ini sudah hari ke 14 semenjak nona muda dari keluarga Gracia itu menutup matanya, sehabis kejadian tenggelam nya nona muda itu ke dalam danau yang dalam.
Orang orang di ruangan itu memiliki ekspresi yang sama, ekspresi khawatir dan sedih yang sangat kontras di wajah mereka.
"Apakah adikku tidak akan bangun lagi?' ucap sendu dari seorang laki laki kecil yang berdiri di pinggir ranjang, sembari menatap sedih kearah gadis kecil yang terlelap.
"Tidak tuan muda, nona muda pasti akan segera bangun" senyum menenangkan itu lah yang hanya bisa pria paruh baya itu berikan, ia adalah tabib khusus kediaman Gracia yang sudah melayani keluarga Gracia sejak dulu, ia sangat sedih melihat betapa kacaunya keluarga tuannya semenjak terjadinya musibah 'itu'.
Sang ibu dari si gadis sedari tadi hanya bisa menangis saja, sedih tapi tidak bisa berbuat apa apa, putri kesayangannya sudah berhari hari terbaring kaku di ranjang, hati seorang ibu mana yang bisa kuat?
Di sisi lain, di dalam sudut pandang si gadis, kini ia tengah kebingungan dengan suara suara asing yang mengganggu tidur lelapnya, bukankah ini hari minggu? Seharusnya ibunya tak membangunkannya.
Gadis itu membuka matanya perlahan lalu mengerjap untuk membiasakan matanya, pemandangan yang ia lihat adalah langit langit mewah dengan ornamen kuno yang mengelilingi nya, gadis itu mengkerut bingung.
Lalu menoleh ke samping yang terlihatlah orang orang dengan rambut warna warni yang aneh, lagi lagi gadis itu mengkerut kan dahinya.
Gadis itu diam ketika melihat orang orang yang heboh setelah ia menatap mereka, heboh banget kayak liat barongsai, batinnya.
"Putriku syukurlah kamu sudah bangun" Isak seorang pria, gadis itu menatap aneh kearah pria itu, sejak kapan ayahnya jadi keren, gak mungkin ini ayahnya, batin si gadis mengelak.
Di samping pria yang tdb (tampan dan berkarisma) itu ada seorang wanita cantik yang juga menangis, kali ini si gadis bingung sekaligus ikut sedih, ada apa gerangan wanita good looking ini menangis dengan begitu menyedihkan nya? His his his batin gadis itu khawatir, garis bawahi hanya kepada si wanita cantik itu saja ia khawatir hmph-.
"Ayah ayah apakah adik tidak jadi mati?" Ucap seorang anak kecil laki laki dengan mata sembab nya, menatap bertanya kepada ayah keren dan berkarisma itu, si gadis kali ini mengkerut tak suka, apa sih bocil kematian ini, ngomong gak di filter ya congormu ku cium juga aw- batin kesal baca (genit) si gadis, entahlah batinnya kini sudah melewati banyak keterkejutan hingga ia jadi freak begini.
Alasan.
Ketika si gadis ingin berbicara entah kenapa mulutnya terasa sangat kering sehingga susah di gerakan, ia menutup dan membuka mulutnya berulang kali, katanya sih senam dulu.
Akibat keterbatasan itu, ia hanya bisa mengucapkan satu kata membahana yang membuat orang orang di sampingnya itu terlihat heboh 'lagi'.
Ck padahal dirinya hanya mengucapkan air dengan bumbu bumbu gagap, aneh sekali orang orang itu, kecuali si cewe cantik tadi.
Segera orang orang itu memanggil pelayan? Dengan tergesa gesa, lalu orang dengan nama pelayan itu datang dengan membawa nampan dan air putih di atasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗦𝗠𝗔𝗥𝗔𝗟𝗢𝗞𝗔- Blue Lock
Historical Fiction𝗠𝗮𝘀𝘂𝗸 kedalam novel? itu terdengar seperti sebuah khayalan yang sangat sukar, namun siapa yang dapat menentang kehendak sang penguasa bumantara? hal yang sering di sebut sukar tersebut malah baru saja terjadi pada seorang gadis bernama [...