Bab 1. Penolakan

9 4 1
                                    

Di sebuah ruangan dengan tembok berwarna lilac dengan aroma Vanila, siapa pun pasti mengira pemilik ruangan ini seorang gadis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah ruangan dengan tembok berwarna lilac dengan aroma Vanila, siapa pun pasti mengira pemilik ruangan ini seorang gadis. Kenyataannya, seorang laki-laki remaja yang sengaja memberikan ciri khas ruangan ini agar setiap di ruangan ini, laki-laki itu merasakan kehadiran sang kekasih.

Alexander Orion Zefanka, berdiri di ambang pintu menghadap sebuah bingkai foto berukuran besar yang tergantung di tembok tepat di atas tempat tidurnya.

"Aku berangkat dulu ya, Sayang. Hari ini MOS terakhir, aku sebagai Ketua Osis harus datang," pamit Alexander. "Aku akan pulang cepat."

Di hapusnya tetesan air yang sudah membasahi pipinya, setiap kali dirinya menatap gambar seseorang yang ada di dalam bingkai foto yang berukuran segede gaban tersebut.

Dalam bingkai itu, gadis cantik yang tak hanya cantik, tetapi ... sangat cantik, terlihat matanya yang hilang setiap kali tersenyum. Dalam bingkai, gambar gadis itu yang di ambil oleh Alexander sendiri dengan pose tubuh memunggungi kamera dan kepalanya yang menoleh sebatas bahu.

Nama gadis tersebut adalah ... Adiska Levya. Gadis cantik yang masih berstatus sebagai kekasih Alexander, hampir dua tahun lamanya, meninggalkan Alexander dengan cinta yang masih bertahan menunggunya hingga sekarang.

Setelah menutup pintu kamarnya, Alexander memakai sepatu yang di ambil dari rak yang ada di samping pintu, Alexander berjalan menuju basemen dengan Tas Ransel yang bertengger di punggungnya berwarna coklat dengan sebagian kulit ranselnya mengelupas dan resleting yang berkali-kali rusak.

Sedikit lagi hampir mendekati motornya, Alexander memakai helm fullface yang sejak berjalan menuju motor sudah di tentengnya.

Bukan tanpa alasan, Alexander tidak ingin menggantinya dengan yang baru. Tetapi, tas tersebut adalah tas yang sama yang di gunakan kekasihnya Adiska Levya.

Tentang bagaimana kesetiaan Alexander menunggu kekasihnya, Adiska. Hanya dengan tas couple yang tidak pernah ada niatan untuk menggantinya, meskipun saudara kembarnya pernah membelikannya tas ransel seharga 1 juta, tetapi tidak pernah di sentuh Alexander sama sekali.

Lalu motor sport dengan body berwarna lilac, warna kesukaan Adiska di sertai sticker nama Adiska pada tangki motor tersebut. Helm fullface berwarna lilac yang awalnya berwarna merah, tetapi Alexander membeli yang baru setelah satu minggu tidak ada kabar dari Adiska. Bandul kunci motor berbentuk love terbuat dari bambu dengan warna lilac dan tentu ada nama Adiska di sana.

Apa pun barang Alexander, pasti berwarna lilac di sertai nama Adiska.

Setelah hampir lima menit perjalanan, Alexander telah sampai di tempat parkir SMA Vanka. Sekolah yang akan menjadi milik saudara kembarnya, Alexa Olivia Zevanka di masa depan.

Dari apartemen Gangga menuju SMA Vanka akan memakan waktu antara 15-20 menit untuk siswa-siswi normal. Tetapi tidak berlaku untuk Alexander Orion Zevanka yang setiap menaiki motor dengan kecepatan ghaib.

Me And My PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang