05 : Don't be mad at me (1)

137 17 1
                                    

Joohyun terbangun dengan rasa sakit diseluruh tubuh nya. Ia tidak ingat dengan apa yang terjadi semalam. Ia terbangun diatas sofa panjang di ruang kerja miliknya. Dan Seulgi tidak ada ditempat. Kemana wanita itu pergi?

"Arg.. " Joohyun memegang kepalanya kuat, merasakan denyutan hebat menyerang nya saat merubah posisi tubuhnya untuk duduk.

"Apa.. apa yang kulakukan semalam?" Sejenak ia termenung sambil menatap lantai. Baju yang ia kenakan masihlah yang kemarin, seperti nya ia lupa berganti dan langsung tertidur begitu saja tanpa ia ingat apa yang terjadi padanya.

Joohyun terus memutar otaknya yang belum sepenuhnya bekerja akibat bangun tidur. Namun, sedikit demi sedikit nyawa nya mulai terkumpul dan merangkai ingatan dalam pikirannya perlahan. Ia ingat semalam ia pergi ke toilet diluar, dan membuang air kecil. Lalu setelahnya-dan saat itulah ia terbelalak dan jantung nya hampir saja melorot kebawah jika ia tidak meremas sofa.

"Seungwan.. dia-" Seketika Joohyun langsung memegang bibirnya. Dan mencoba memutar kembali ingatan tadi malam saat bertemu dengan Seungwan di toilet, semalam.

Seungwan mengangkatnya tubuhnya keatas westafel, kemudian-

"Anda sudah berkeringat, lalu nafas Anda juga sudah terdengar berat. Apa Anda yakin menghentikan saya disini?"

"Lalu.. Oh tidak, tidak. Tidak mungkin kami melakukan hal semacam itu!"

"Melakukan hal semacam apa?"

"HAH!? YA!"

Pelaku yang tiba-tiba saja berbicara tidak jauh darinya dan mengejutkan nya, tidak lain, tidak bukan adalah Seulgi sendiri.

"Ya! Kang Seulgi!"

Seulgi tertawa keras melihat wajah sahabat nya itu terlihat sangat pucat pasi saat ia datang barusan. Ia baru saja kembali dari minimarket diluar penjara untuk membeli beberapa cemilan dan juga sarapan instan untuk stock kulkas di kantor mereka.

"Berhentilah tertawa!"

"Hah.. Hah, mian. Lagipula, kau seperti orang yang baru saja kehilangan uang dan mencarinya setengah mati sampai pucat pasi seperti itu."

"Geez.." Kini wajah sinis Joohyun mulai ia keluarkan untuk Seulgi. Sungguh ia benar-benar akan mati muda karena kebiasaan Seulgi.

"Haha, mianhae, hum?"

Joohyun hanya mengangguk-angguk dan memberi tempat untuk Seulgi saat wanita itu juga ikut duduk di sampingnya. Membawa beberapa belanjaan miliknya keatas meja dan juga sarapan mereka pagi ini.

"Aku melihat bibimbap enak yang biasa aku makan saat dirumah. Jadinya aku membelinya untuk sarapan kita-makan siang kita. Mereka sudah memanaskannya untuk para pelanggan."

"Syukurlah, perutku sudah sangat perlu diisi sejak tadi malam."

Keduanya membuka plastik rap yang membungkus kedua piring berisi bibimbap tersebut. Dan benar apa kata Seulgi, makanan itu terasa hangat saat Joohyun mencoba untuk membukanya.

Beberapa menit berselang untuk menyantap beberapa potong dari bibimbap itu sendiri. Seulgi pun mulai pembicaraan pagi mereka dengan mulut yang sudah kosong.

"Oh ya. Tadi, apa maksudmu dari 'melakukan hal semacam itu'??"

Gerakan mengunyah mulut Joohyun melambat, tatkala pertanyaan Seulgi dengan sejurus langsung ditangkap oleh indra pendengaran nya dengan begitu jelas. Sejenak ia terdiam lalu berdehem pelan dan kembali mengunyah makanannya dengan santai.

"Tidak, tidak ada. M-maksudku, apa yang kulakukan?"

"Aku bertanya padamu, Bae Joohyun! Kenapa malah kau yang bertanya balik."

Wanna Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang