08 ; How about that night?

217 21 13
                                    

Malam hari yang sunyi, menjadi saksi dimana setiap malamnya Seungwan akan pulang dengan dua tote bag berada di kedua genggaman nya. Setiap selesai  bekerja, ia selalu pulang dengan tangan yang terisi. Seperti membeli buah-buahan untuk persediaan dirumah, atau kadang-kadang ia juga berbelanja bulanan untuk kehidupan keluarga nya dirumah.

Seungwan beruntung, jika gaji nya dihitung per-jam bukan perbulan, dan itu masih saja mendapatkan bonus jika bekerja ekstra dari biasanya. Setiap harinya ia akan selalu mengantongi uang, demi meringankan beban kedua orang tuanya, terutama sang ayah.

Seungwan teringat akan hari ini yang dimana adalah hari ulang tahu sang ayah. Ia harus membelikan sesuatu untuk merayakan nya. Kebetulan saat perjalanan pulang, Ia melihat sebuah toko kue yang dekat dengan tempat kerjanya. Dan tanpa berlama-lama pun ia segera melesatkan tubuhnya masuk dan membeli satu kue dengan rasa coklat.

Perjalanan pun kembali berlanjut setelah Ia mendapatkan apa yang ia cari. Namun, saat hampir sampai ke pekarangan rumahnya. Telinganya tidak sengaja mendengar kegaduhan disekitar dan itu terdengar jelas. Mungkin saja jaraknya hanya beberapa langsung dari tempat nya.

Seungwan menatap arlojinya sejenak, masih ada waktu kedepan sebelum sang ayah pulang. Rasa penasaran nya pun menguat kian melihat dari ujung jalan, terlihat segerombolan anak sekolah tengah seperti berkelahi.

Gadis itu mencoba untuk mendekati, mencari tahu apa yang sedang terjadi. Bisa-bisanya anak sekolah jam segini masih pada keluyuran. Seungwan bahkan sudah seperti mata-mata handal yang terus mengendap-ngendap hingga pada akhirnya sudah cukup dekat. Dengan lantang nya ia pun berseru keras.

"Ya! Apa yang sedang kalian lakukan?!" Seungwan berteriak begitu keras.

"Ah, sial!"

Melihat seseorang yang sudah menangkap basah perbuatan mereka, mereka pun segera berlari sekencang mungkin meninggalkan tubuh seseorang yang terbaring lemas disana.

Seungwan langsung berlari mendekat dan tentu muka penuh terkejut tak bisa tak terpantri diwajahnya. Seorang murid laki-laki yang terlihat sebaya dengan para gerombolan tadi sudah pingsan dengan tubuh yang babak belur.

"H-hey? kau baik-baik saja?" Wajahnya ditepuk beberapa kali oleh Seungwan, berharap jika anak laki-laki itu hanya pingsan, bukan apa yang dipikirannya saat ini.

Seungwan celingak-celinguk kesana kemari, tentu ini sudah malam, jikalau pun ia berteriak tidak ada satu orang pun yang mendengar nya. Tak memiliki pilihan lain, ia pun segera menggendong tubuh laki-laki itu, mungkin saja ia bisa merawat nya dirumah sementara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wanna Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang