07 : Dad

151 12 2
                                    

Kehidupan yang berawal pahit terkadang diakhiri yang manis. Tapi itu adalah kemungkinan paling banyak dimiliki oleh orang-orang yang memiliki nasib hidup yang baik sejak dilahirkan ke dunia.

Pernikahan pahit yang dijalani selama dua tahun hanya karena perjodohan yang direncanakan oleh kedua orang tua dari kedua belak pihak, hanya untuk menghubungkan kerja sama satu sama lain tanpa memikirkan perasaan yang dikorbankan karena hal itu.

Semua itu adalah apa yang Joohyun dapatkan semasa hidupnya di masa lampau. Bertemu dengan pria brengsek yang suka bergonta-ganti pasangan secara sadis, sudah cukup membuat Joohyun muak.

Kembali menempuh perjalanan nya sebagai seorang dokter, dan berpindah ke Seoul dari Daegu hanya ingin melarikan diri dari pernikahan yang sudah tidak layak disebut sebagai pernikahan. Ini lebih parah dari pada menberikan makanan basi kepada hewan dipinggir jalan.

Kini wanita usia berkepala tiga itu tengah termenung di sebuah kafe yang tidak jauh dari rumah sakit, tempat ia bekerja. Semantara pekerjaan dipenjara, ia tinggal hanya untuk beberapa jam kedepan, demi menemui Joy yang menelponnya tadi malam bertepatan sebelum ia tertidur. Wanita itu menelponnya, dan mengatakan sudah mendapatkan informasi yang Joohyun minta sebelum nya.

Benar apa yang dikatakan Joy. Tepat empat hari setelah permintaan waktu wanita itu, dan hari ini langsung memberikan semuanya kepadanya.

"Permisi, miss. Apa Anda ingin memesan sesuatu?" Seorang writers tiba-tiba saja menghampirinya. Membuat nya seketika menoleh dan sedikit mendongakkan kepala.

"Ah tidak. Saya sedang menunggu teman saya. Jika dia sudah datang, Anda bisa—"

"Joohyun-ah!"

Joohyun tergelak, saat mendengar suara teriakan dari arah pintu masuk yang tak jauh dari tempat ia mengambil tempat duduk. Dan ketahuilah jika suara lantang melengking itu adalah suara Joy. Wanita itu dengan girang berlari kearah nya sambil menenteng sebuah tote bag berukuran sedang yang terselip di antara jemari nya.

Joy tanpa permisi langsung duduk begitu saja, mengambil kursi kosong dihadapan Joohyun. Lalu menatap binar sang dokter dihadapan nya penuh senyum merekah.

"Kau tahu, kalau Seungwan dulu pernah bekerja di sebuah toko roti??" Tidak ada angin ataupun hujan, secara acak Joy bertanya mendadak seperti itu.

Joohyun terhenyak sejenak, barulah menjawab beberapa detik kemudian dengan anggukan kepala ragu. Dan itu semakin membuat Joy tersenyum.

"Begini, aku mendapatkan informasi bahwasanya—"

"Ssut—tunggu dulu, Joy." Satu jari Joohyun menghadang mulut Joy dalam sesaat. Kemudian ia kembali menatap sang writers yang masih berdiri di samping mereka sambil menatap Joy dengan intens. Hal itu membuat Joohyun menyimpulkan sesuatu dalam kepalanya.

"Apa dia mengenal Seungwan?" Joohyun bisa menyimpulkan seperti itu, karena wajah gadis muda di sampingnya ini berubah ketika Joy menyebutkan nama Seungwan dengan semangat.

"Emm.. Saya pesan Lemon tea saja dua."

Gadis muda itu terhenyak saat mendengar Joohyun berucap, lalu dengan cepat menunduk dan beranjak pergi dari tempat nya menuju dapur dengan langkah tergesa-gesa. Dan itu semakin membuat Joohyun membenarkan dugaannya.

"Ya! Joohyun. Kau tahu jika aku tidak suka Lemon Tea 'kan?" Joy merengek tidak terima.

"Sudahlah, diam. Cukup lanjutkan yang tadi."

Joy berdengus, dan mau tak mau kembali pada pembicaraan mereka sebelum nya. "Jadi kau benar tahu Seungwan pernah bekerja di toko roti?"

Joohyun mengangguk, "Dia sendiri yang memberitahuku soal itu."

Wanna Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang