9. Tension Between Us

63 12 0
                                    

Gabriel dan Ghiselle sudah masuk ke dalam kamarnya masing masing. Nadesha sedang keluar menemani Andrew membeli rokok setelah selesai bermain kartu poker bersama Clara dan Devan.

Clara tengah duduk bersandar pada ranjang di ruang tamu sedangkan Devan duduk tak jauh darinya. Lampu ruang tamu sengaja di matikan sedari mereka bermain truth or dare. Hanya sebuah ring light yang menerangi ruangan.

"Gimana, van? Mereka baik baik kan?" Clara menoleh ke kiri, menatap Devan yang duduk tak jauh darinya.

"Iya baik kok."

Karena bingung harus membahas apa, Clara memilih untuk memakan satu potong Sandwich Strawberry yang di siapkan Andrew.

Karena bingung harus membahas apa, Clara memilih untuk memakan satu potong Sandwich Strawberry yang di siapkan Andrew

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau?" Tawar Clara pada Devan.

"Enggak ah, kenyang."

Sunyi.

Kecanggungan di antara mereka terasa lagi.

Hanya ada suara musik yang berasal dari bluetooth speaker memenuhi ruangan.

🎶And i'm tired loving somebody that's not mine
So many mornings i woke up confused
In my dreams i do anything i want to you
My emotions are naked they're taking me out of my mind🎶


Clara berdeham. Lirik lagunya membuatnya sedikit salah tingkah meskipun ia tak yakin Devan mengerti artinya.

Beruntunglah beberapa menit kemudian Nadesha dan Andrew sudah kembali. Setidaknya kedatangan mereka mampu menyapu rasa canggung itu.

Nadesha mengeluarkan sebotol wine dari kulkas. Ia menuangkan air itu ke dalam gelas milik Andrew dan juga miliknya.

"Mau, ra?"

"Andrew udah berhenti, malah sekarang kamu yang nawarin." Ucap Clara.

Nadesha terkekeh, "bercanda."

Clara menatap sahabatnya. Ia menghabiskannya dalam beberapa kali teguk saja.

Tak lama setelah itu Nadesha menghampiri Clara. Menjatuhkan tubuhnya ke lantai lalu mendaratkan kepalanya di paha Clara.

Clara menatap wajah sahabatnya yang mulai terlihat memerah, "Jangan tiduran di lantai nanti masuk angin." Ucap Clara.

Nadesha menggeleng, "enggak. aku kuat kok gak bakal sakit cuma gara gara tidur di lantai." Dari nada bicaranya, Nadesha sepertinya sudah mulai mabuk.

Clara terkekeh. Baru kali ini ia melihat sahabatnya bertingkah seperti itu. Tangannya terulur mengusap rambut Nadesha.

"Ra.."

BETWEEN USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang